TEMPO.CO, Jakarta - Black Friday merupakan pesta belanja yang dirayakan setiap Jumat terakhir November, sehari setelah Thanksgiving. Pesta ini selalu dinantikan karena menjadi kesempatan bagi siapa pun untuk belanja dengan potongan harga yang menarik. Tapi, tahukah Anda bagaimana Black Friday itu bisa jadi tradisi di Amerika Serikat yang kemudian menyebar ke seluruh dunia?
Dilansir dari Telegraph.co.uk, istilah Black Friday sebenarnya pertama kali dikaitkan dengan krisis keuangan, bukan pesta belanja. Dua pemodal Wall Street Jim Fisk dan Jay Gould, bersama-sama membeli emas dalam jumlah besar dengan harapan harga keseluruhan melonjak. Saat harga melonjak, mereka akan menjualnya dengan harga tinggi.
Namun, pada Jumat, 24 September 1869, terjadilah apa yang disebut dengan Black Friday. Pasar emas AS jatuh dan dua pemodal besar itu bangkrut.
Tapi, Black Friday yang dikaitkan dengan pesta belanja terjadi sekitar tahun 1950-an atau 60-an di Philadelphia. Istilah ini diciptakan oleh polisi lalu lintas. Ketika itu, kerumunan besar turis dan pembeli datang ke kota sehari setelah Thanksgiving untuk pertandingan sepak bola Angkatan Darat dan Angkatan Laut, menciptakan kekacauan, kemacetan lalu lintas, dan peluang mengutil. Itu terjadi setelah Thanksgiving.
Petugas polisi di kota tidak dapat mengambil cuti kerja dan harus bekerja shift panjang untuk mengendalikan kerusuhan. Mereka pun menggunakan istilah "Black Friday" untuk merujuknya.
"Departemen Kepolisian Philadelphia menggunakan istilah ini untuk menggambarkan kemacetan lalu lintas dan kerumunan yang intens di toko-toko ritel di pusat kota," kata David Zyla, seorang stylist pemenang Emmy dan penulis "How to Win at Shopping” seperti dikutip Huffington Post.
Dia mencatat bahwa salah satu yang pertama penggunaan istilah dalam cetakan muncul dalam sebuah iklan dalam edisi 1966 dari The American Philatelist, sebuah majalah untuk kolektor perangko.
Momen ini menjadi pembuka musim belanja menjelang Natal dan tahun baru. Biasanya terjadi kemacetan besar dan trotoar memadat, dan toko-toko di pusat kota dikerumuni pembeli dari pembukaan hingga penutupan.
Pada akhir 1980-an, istilah ini dikenal di seluruh negara dan pedagang segera mengaitkannya dengan penjualan pasca-Thanksgiving.
Kini, Black Friday jadi acara belanja terbesar di Amerika Serikat dan berbagai negara lain di dunia, termasuk Indonesia. Banyak toko memangkas harga berbagai produk mereka, untuk meningkatkan keuntungan dan secara resmi memulai musim perayaan akhir tahun.