TEMPO.CO, Jakarta - Rambut rontok hingga puluhan helai per hari masih dianggap wajar. Kondisi ini tidak akan menyebabkan kepala botak karena selalu tumbuh rambut baru setiap hari menggantikan rambut yang gugur.
Tapi bagaimana jika kerontokan rambut terjadi dalam jumlah berlebihan? Lama-kelamaan rambit akan menipis bahkan terjadi kebotakan di area tertentu. Tentu taka da yang mau mengalaminya.
“Rambut rontok 50-100 helai per hari masih normal, tapi di atas itu sudah tidak normal,” kata pakar farmasi Rohit Shelatkar dalam acara konferensi pers suplemen kecantikan Perfectil dari PT Vitabiotics Utama Indonesia, di Jakarta, pekan lalu.
Menurut dia, kerontokan rambut yang tidak normal itu disebabkan oleh beberapa kondisi, antara lain kondisi medis tertentu seperti penyakit tiroid. Kelenjar tiroid yang tidak kurang aktif bisa menyebabkan seseorang mengalami kekurangan hormon tiroid atau hipotiroid. Hormon ini berfungsi mengatur metabolisme tubuh. Salah satu gejala hipotiroid yang cukup parah adalah kerontokan rambut.
“Psychological stress dan emotional stress juga bisa bikin rambut rontok,” kata Rohit.
Tapi penyebab kerontokan rambut yang jarang disadari banyak orang adalah diet untuk menurunkan berat badan secara berlebihan. Biasanya ini terjadi pada orang yang ingin menikah atau acara penting lainnya.
“Ketika jauh-jauh hari mereka malas diet, ketika waktunya semakin dekat baru diet ketat supaya hasilnya cepat. Ternyata hal itu bisa berpengaruh pada rambut karena diet berlebihan menyebabkan kekurangan nutrisi,” ujar dia.
Karena itu, ia menyarankan orang-orang yang melakukan diet juga harus memperhatikan asupan nutrisi agar tidak mengalami rambut rontok. Dikutip dari Health Line, nutrisi yang penting untuk pertumbuhan rambut antara lain vitamin A, vitamin B kompleks, vitamin C, vitamin D, vitamin E, zat besi, zinc, dan protein.