TEMPO.CO, Jakarta - American Academy of Pediatrics (AAP) telah memodifikasi batas usia anak boleh menonton televisi atau layar gawai, yakni mulai 18 bulan atau lebih. AAP menegaskan kembali bahwa balita antara dua dan lima tahun tidak boleh terpapar layar lebih dari satu jam.
Tidak hanya usia yang dibatasi. Ketika anak bertambah usia, orang tua harus lebih berhati-hati memilih program karena berdampak pada sisi emosional, moral, dan psikologis. Meskipun aplikasi daring membantu dalam memperkenalkan kemampuan baru, yang perlu diperhatikan adalah bahwa bayi tersebut memahami apa yang mereka lihat.
Artikel lain:
Manfaat Jika Bayi Rajin Ngemil
8 Tanda Bayi Sudah Tumbuh Menjadi Balita
Kiat Memancing Perkembangan Otak Bayi
Atasi Iritasi Kulit Bayi dengan Ekstrak Bunga Kalendula
Bayi berusia 18 bulan cenderung melihat apa yang mereka lihat di layar berkaitan dengan objek di dunia nyata. Pada tahap ini, anak memiliki hal yang nyata untuk memahami, melihat, dan mendengar orang di sekitar. Sejak awal, bayi belajar dari interaksi.
Anak harus bisa merasakan emosi dan memahami bahasa tubuh. Tak penting, besarnya manfaat berkomunikasi melalui panggilan video dengan dengan kerabat jauh, interaksi fisik lebih signifikan untuk anak.
The Baby Center menyoroti bahwa waktu menonton televisi juga harus mencakup program interaktif. Berbeda dengan program pasif, yang interaktif memberikan umpan balik pada anak setelah mereka menyelesaikan suatu kegiatan.
Program pasif lebih bersifat menghibur. Tugas orang tua untuk membimbing dan melindungi anak dari paparan program yang akan menghambat pertumbuhan mereka serta berdampak negatif. Program hiburan harus disaring yang mendidik dan menimbulkan pola pikir positif.