TEMPO.CO, Jakarta - Masih banyak pasangan yang belum tahu apa saja urutan prioritas keuangan untuk yang telah menikah agar kehidupan setelah pernikahan lebih menyenangkan. Padahal, kunci keluarga bahagia salah satunya adalah kesehatan finansial.
Perencana keuangan Irshad Wicaksono Ma'ruf mengatakan hal yang menjadi prioritas pertama adalah mengelola aliran uang tunai dari penghasilan dan pengeluaran. Dalam hal ini, pasangan baru harus bisa berbagi tugas.
“Misal suami berperan untuk pengeluaran rutin bulanan dan investasi sedangkan istri bertugas sebagai eksekutor pembagi investasi untuk tujuan, misal pendidikan anak, modal usaha, persiapan hari tua," kata Irshad.
Artikel lain:
Kiat Melatih Anak Mengatur Keuangan
4 Mitos Pengaturan Keuangan
5 Masalah Keuangan yang Sering Dihadapi Banyak Orang
Rencanakan Keuangan Selagi Muda dengan Empat Cara Berikut
Lebih lanjut, agar kondisi keuangan sehat, menurut ilmu perencanaan keuangan persentase utang maksimal hanya 30 persen dari penghasilan.
Di awal pernikahan pasangan pasti memiliki cita-cita dan harapan masa depan bersama dan biasanya ada kaitannya dengan utang. Utang bisa jadi solusi tetapi juga harus hati-hati. Tetap jaga neraca keuangan keluarga dalam posisi yang sehat.
Pasangan suami-istri harus rutin membuat daftar kewajiban dan lunasi utang, terutama yang untuk tujuan konsumtif, seperti kartu kredit, utang jalan-jalan, bulan madu, dan lain-lain.
“Jika Anda dan pasangan menciptakan kebiasaan menjaga utang maksimal 30 persen dari penghasilan lalu menabung, di awal terima penghasilan minimal sebesar 10 persen dari penghasilan, Anda dan keluarga sehat lahir batin dan pastinya keuangan juga,” katanya.
Selain itu, Anda tidak pernah tahu kapan datang musibah, seperti sakit ataupun keadaan-keadaan darurat lain. Untuk itu, setelah kewajiban bulanan terpenuhi, alokasikan dana darurat.
Besaran dana darurat yang perlu disiapkan apabila belum memiliki anak enam kali dari penghasilan. Apabila sudah memiliki anak sebesar 12 kali dari penghasilan bulanan.
