TEMPO.CO, Jakarta - Di lingkungan kerja, baik ketika wawancara atau rapat dengan klien, sangat penting menunjukkan kemampuan bersosialisasi dan kepribadian kita. Namun yang tak kalah penting adalah menunjukkan etika.
Gerak-gerik tubuh yang dianggap sepele, seperti cara memegang peralatan makan, cangkir kopi, atau cara meletakkan tangan di atas meja, bisa menerjemahkan tingkat profesionalisme kita.
Kepada Boldsky, pendiri dan CEO sekolah etika Sydney School of Protocol di Australia, Julie Lamberg-Burnet, menjelaskan perilaku dan etika apa saja yang harus diperhatikan, terutama dalam lingkungan kerja.
1. Masuk dan tinggalkan kesan
Lamberg-Burnet menjelaskan, cara memasuki ruangan bisa membuat atau mematahkan kesan pertama. “Jangan memasuki ruangan dengan benda-benda yang mengalihkan perhatian, seperti memegang ponsel (telepon seluler) atau kopi dan memakai kacamata hitam,” ujarnya.
Ia juga menyarankan untuk memasuki ruangan dengan senyum, berdiri tegak, dan bersikap percaya diri. “Siapkan diri dan bebaskan tangan kanan dari benda apa pun untuk menyalami orang lain,” ucapnya.
Selain itu, ia juga menegaskan untuk tidak datang terlambat karena akan membuat kesan buruk dan kita akan dianggap tidak menghargai orang lain. “Tiba di lokasi paling tidak lima hingga 10 menit lebih awal,” katanya.
Baca juga:
4 Jurus Jitu Dapat Promosi Kerja
8 Cara Bertata Krama di Tempat Kerja
Mau Dapat Promosi di Tempat Kerja? Lakukan 7 Cara Berikut
2. Persiapkan dengan matang jika melakukan rapat di kafe
Biasanya, pertemuan kerja yang tidak terlalu resmi dilakukan di kedai kopi tertentu. Berbeda dengan kantor, rapat yang dilakukan di kedai kopi membutuhkan persiapan lebih matang agar kita dapat meninggalkan kesan positif kepada klien atau atasan kerja. Waktu dan cara berinteraksi merupakan kunci penting dalam melakukan sebuah pertemuan.
“Jika Anda pemimpin rapat, jangan lupa mengkonfirmasi tanggal, waktu, dan tempat melalui eimail atau pesan singkat,” tutur Lamberg-Burnet. “Namun, jika Anda adalah tamu, selalu cek lebih dulu lokasi pertemuan melalui Google Maps atau aplikasi lain agar pada hari H Anda tidak kelabakan mencarinya.”
Ia juga menyarankan untuk memperkenalkan diri dengan menyebut nama lengkap ketika bertemu klien untuk pertama kali. Tak kalah penting, bersikaplah sopan kepada staf atau pelayan kedai dan tidak menjentikkan jari ketika memanggil salah satu dari mereka karena cara tersebut dianggap kasar.
Selain itu, menurut Lamberg-Burnet, jangan langsung mengarahkan pembicaraan kepada pekerjaan. Nikmatilah pembicaraan-pembicaraan ringan sebagai pembuka percakapan.
3. Perlihatkan cara makan dengan benar
Sebagai lanjutan dari etika pada rapat yang dilakukan di kafe atau tempat makan, sangatlah penting untuk menunjukkan cara makan.
“Jangan langsung memotong semua makanan menjadi bagian-bagian kecil,” ucap Lamberg-Burnet. “Sebaiknya, potong makanan satu persatu sebelum dimakan.”
Potonglah makanan menjadi bagian kecil agar percakapan tidak terganggu. Kemudian, Lamberg-Burnet menegaskan untuk tidak berbicara sambil melambaikan tangan dengan memegang alat makan, seperti sendok, garpu, atau pisau.
“Perlu diingat juga untuk tidak menghabiskan makanan lebih cepat dari orang lain karena percakapan yang Anda lakukan lebih penting daripada makanan,” tuturnya.
4. Lebih baik over dress daripada under dress
Hal paling penting dalam melakukan meeting adalah berpakaian rapi. Agar aman, lebih baik berpakaian berlebihan daripada kurang. Hal ini untuk menunjukkan bahwa Anda menghargai tamu dan pemimpin rapat. Bahkan, jika undangan menunjukkan bahwa rapat bersifat kasual atau tidak terlalu resmi, usahakan tetap berpenampilan rapi.
“Selain berpakaian rapi, jaga kebersihan tubuh, seperti memotong kuku, merapikan rambut dan kumis atau janggut,” kata Lamberg-Burnet.