TEMPO.CO, Jakarta - Cacingan bukan penyakit jaman dulu. Faktanya, 24 persen orang di dunia menderita infeksi cacing, mayoritas dialami anak-anak. Infeksi cacing yang berulang pada anak memicu terjadinya gangguan gizi dan berujung pada gagal tumbuh atau stunting.
Hal tersebut disampaikan dr. Juwalita Surapsari, M.Gizi dalam diskusi "Edukasi Mengenai Infeksi Cacing dan Hubungannya Terhadap Gangguan Gizi Yang Berdampak Stunting" di Jakarta, beberapa waktu lalu. Infeksi cacing, menurut Juwalita, membuat anak kurang gizi, anemia, dan stunting. Stunting adalah kondisi tinggi badan anak tidak sama dengan anak-anak seusianya.
"WHO menyebut anak masuk kategori stunting kalau tinggi badannya berada di level minus 2. Di dunia, 1 dari 4 anak mengalami stunting. Di negara berkembang 1 dari 3 anak mengalami stunting. Riset Kesehatan Dasar rilisan 2013 menyebut prevalensi infeksi cacing pada anak adalah 37,2 persen. Artinya, 1 dari 3 anak terkena stunting," jelas Juwalita.
Artikel lain:
Cara Mencegah Anak Terkena Cacingan
Bahaya Bila Anak Cacingan
Cacing pada Ikan Makarel Tak Perlu Ditakuti, Apa Alasannya?
Angka ini terus meningkat jika dibandingkan 2007 yang prevalensinya hanya 36,8 persen dan pada 2010 sempat turun menjadi 35,6 persen. Juwalita menambahkan, stunting memperbesar risiko gangguan perkembangan otak (IQ rendah), melemahnya sistem kekebalan tubuh sehingga mudah terkena berbagai infeksi.
Stunting bisa diintervensi atau dicegah. Pencegahan itu dimulai sejak dalam kandungan. Ibu hamil mesti memperhatikan kecukupan nutrisi pada 1.000 hari pertama.
"Nah, 1.000 hari pertama itu dimulai dari dalam kandungan sampai si kecil berusia 2 tahun. Ibu juga harus memutus mata rantai penularan infeksi cacing . Selain itu, cacingan bisa diatasi dengan pemberian obat cacing. Anda bisa mengikuti program Pemberian Obat Pencegahan Massal yang berlangsung dua kali dalam setahun, setiap Februari dan Agustus untuk kabupaten atau kota dengan prevalensi infeksi cacingan di atas 50 persen," paparnya.
Sedangkan di daerah dengan prevalensi cacingan rendah, pemberian obat cacing dilakukan setahun sekali.
"Kegiatan ini mencakup pemeriksaan cacingan kepada ibu hamil dengan gejala anemia dan pemberian obat cacing pada trimester kedua pada ibu yang mengalami infeksi cacingan," kata Juwalita.