TEMPO.CO, Jakarta - Bermain adalah cara utama anak untuk belajar tentang banyak hal. Seiring perkembangan zaman, aneka jenis mainan anak, manual hingga digital, terus diproduksi. Namun dari sekian banyak jenis mainan dan permainan untuk anak, seperti apa yang paling memberi manfaat?
Ternyata, dalam berbagai kesempatan, para psikolog mengatakan bermain pura-pura sangat penting serta memainkan peranan signifikan bagi pertumbuhan dan kecerdasan anak. Permainan pura-pura adalah permainan imajinatif dengan cara memberikan peran tertentu untuk anak, yang harus mereka peragakan sesuai peran, misalnya berpura-pura menjadi dokter, pahlawan super, pemilik toko, petugas kasir, koki, atau petugas pemadam kebakaran.
Selama lebih dari 75 tahun, berbagai teori psikologi dan penelitian mengidentifikasi jenis permainan ini sebagai salah satu komponen vital dalam kecerdasan anak, terutama di usia 1,5 setengah hingga 7 tahun.
Sandra Russ, psikolog klinis anak dari Universitas Case Western Reserve, Ohio, AS, menyatakan ada beberapa proses kognitif dan afektif yang berkaitan dengan permainan pura-pura.
“Dengan bermain pura-pura, anak mengembangkan kemampuan berbahasa, berfantasi, kemampuan meyakinkan orang lain (lewat peran), dan kemampuan memahami ide, tema cerita, serta simbol,” urai Russ.
Permainan pura-pura juga membuat anak mampu memahami ekspresi positif dan negatif, sehingga mereka dapat berempati terhadap orang lain dan situasi sekitar.
Tidak seperti mainan berbentuk benda, apalagi komputer yang membuat anak asyik sendiri, bermain pura-pura membutuhkan aksi dan reaksi. Anak akan mempelajari bahwa aksi mereka akan menimbulkan reaksi, sebaliknya juga akan mengenali reaksi seperti apa yang pas untuk aksi tertentu, misalnya reaksi sebagai dokter saat melihat pasien kesakitan.
Bermain adalah kegiatan integral untuk menumbuhkan anak yang sehat dan pandai beradaptasi. John Goodwin, CEO Lego Foundation dan mantan kepala bagian keuangan The Lego Group mengatakan, “Dengan membantu anak banyak bermain, berarti Anda mempersiapkan mereka untuk masuk ke dunia kerja dan masyarakat luas,” kata Goodwin.
Di sisi lain, dalam kehidupan keluarga modern, bermain pura-pura semakin jarang dilakukan. Dalam studi yang digagas pusat penelitian Edelman Intelligence di AS, sebanyak 56 persen responden dari 12.710 orang tua di 10 negara mengatakan, anak-anak mereka menghabiskan waktu kurang dari satu jam per hari untuk bermain di luar ruangan.
Baca juga:
Memahami 12 Bulan Pertama Tahap Perkembangan Bayi
Baju Ini Bisa Melar Ikuti Pertumbuhan Anak
Stimulasi yang Tepat, Kunci Pertumbuhan Bayi Prematur