TEMPO.CO, Jakarta - Schistosomiasis dikenal juga sebagai demam siput dan bilharzia. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), penyakit ini berasal dari parasit akut dan kronis yang disebabkan oleh cacing darah (cacing trematoda) dari genus Schistosoma.
"Diperkirakan setidaknya 206,4 juta orang membutuhkan perawatan pencegahan pada 2016. Pengobatan preventif, yang harus diulang selama beberapa tahun, akan mengurangi dan mencegah morbiditas," demikian laman WHO menyebutkan.
Penularan schistosomiasis telah dilaporkan di 78 negara. Namun, kemoterapi preventif untuk schistosomiasis, dengan orang dan masyarakat ditargetkan untuk pengobatan skala besar, hanya diperlukan di 52 negara endemik dengan transmisi sedang hingga tinggi.
Infeksi dan penularan
Seseorang dapat terinfeksi schistosoma ketika bentuk larva parasit yang dilepaskan oleh siput air tawar itu menembus kulit saat kontak dengan air yang terinfeksi. Penularan terjadi ketika orang yang menderita schistosomiasis mencemari sumber air tawar dengan kotoran mereka yang mengandung telur parasit, yang menetas dalam air.
Di dalam tubuh, larva berkembang menjadi schistosoma dewasa. Cacing dewasa hidup di pembuluh darah, cacing betina melepaskan telur. Beberapa telur keluar dari tubuh di feces atau urine untuk melanjutkan siklus hidup parasit. Cacing lainnya terperangkap dalam jaringan tubuh, menyebabkan reaksi kekebalan dan kerusakan progresif pada organ.
Artikel lain:
Cacing pada Ikan Makarel Tak Perlu Ditakuti, Apa Alasannya?
Cara Mencegah Anak Terkena Cacingan
Bahaya Bila Anak Cacingan
Wabah
Schistosomiasis lazim ditemukan di daerah tropis dan subtropis, terutama di lingkungan masyarakat miskin tanpa akses ke air minum yang aman dan sanitasi memadai. Diperkirakan setidaknya 91,4 persen dari mereka yang membutuhkan pengobatan akibat schistosomiasis tinggal di Afrika. Ada dua bentuk utama schistosomiasis, yakni usus dan urogenital, yang disebabkan oleh lima spesies utama cacing darah.
Gejala
Berdasar informasi sementara dari Wikipedia disebutkan bahwa penyakit akibat cacing pipih parasit yang disebut schistosomes ini menyebabkan saluran kemih atau usus dapat terinfeksi. Gejala akibat infeksi cacing ini termasuk sakit perut, diare, tinja berdarah, atau darah dalam urine.
Mereka yang telah terinfeksi untuk waktu lama mungkin mengalami kerusakan hati, gagal ginjal, ketidaksuburan, atau kanker kandung kemih. Sedangkan pada anak-anak dapat menyebabkan pertumbuhan yang buruk dan kesulitan belajar.
Penyakit ini sangat umum diderita anak-anak di negara berkembang karena mereka lebih mungkin bermain di air yang terkontaminasi. Kelompok berisiko tinggi lainnya termasuk petani, nelayan, dan orang-orang yang menggunakan air yang tidak bersih dalam kehidupan sehari-hari.
Pencegahan
Metode untuk mencegah penyakit ini termasuk dengan meningkatkan akses ke air bersih dan mengurangi jumlah siput. Di daerah yang terdapat penyakit ini, obat praziquantel dapat diberikan setahun sekali ke seluruh kelompok. Pengobatan massal ini dilakukan untuk mengurangi jumlah orang yang terinfeksi dan, akibatnya bisa menimbulkan penyebaran penyakit. Praziquantel juga merupakan pengobatan yang direkomendasikan WHO bagi mereka yang diketahui terinfeksi.
Penyakit yang terabaikan
Schistosomiasis mempengaruhi sekitar 252 juta orang di seluruh dunia pada 2015. Diperkirakan 4.400 hingga 200.000 orang meninggal setiap tahunnya. Penyakit ini paling sering ditemukan di Afrika, Asia, dan Amerika Selatan. Disebutkan bahwa sekitar 700 juta orang di lebih dari 70 negara tinggal di daerah lokasi penyakit ini sering terjadi.
Di negara-negara tropis, schistosomiasis adalah penyakit kedua setelah malaria di antara penyakit parasit dengan dampak ekonomi terbesar. Schistosomiasis terdaftar sebagai penyakit tropis terabaikan.