TEMPO.CO, Jakarta - Orang tua sering mengeluh karena anak terlalu banyak bermain. Padahal anak memang harus bermain setiap saat, sebagai stimulasi tumbuh kembang yang berjalan seiring bertambahnya usia. Stimulasi dapat dilakukan dari kegiatan sehari-hari, mulai dari mandi, makan, tidur, dan sebagainya.
Baca juga:
Belajar dari Anak
Jarak Kelahiran Mempengaruhi Kepribadian Anak
Semakin Aktif, Anak Lebih Mudah Belajar Membaca
Begitu juga dengan interaksi anak dengan lingkungan dan orang-orang di sekitarnya. Sejak usia 6 bulan sampai 1,5 tahun, anak akan lebih senang bersama orang yang sudah akrab dengan dirinya. Ketika usia anak di atas 1,5 tahun, dia mulai senang main dengan saudara atau teman di sekitarnya.
“Di atas 1,5 tahun anak mulai senang dengan teman main, tapi mainnya masih sendiri - sendiri atau tidak berinteraksi. Jadi secara emosional belum ada ketertarikan satu sama lain,” ujar dokter spesialis tumbuh kembang anak, Markus M. Danusantoso di dalam acara ELC Holiday Toys Exclusive Preview di Jakarta, Rabu 22 November 2017.
Ilustrasi anak-anak/kakak-adik. Shutterstock.com
Sedangkan anak yang berusia 3 tahun ke atas mulai senang berinteraksi dengan teman di lingkungannya. Saat anak mulai berinteraksi dengan lingkungan luar, sebaiknya perhatikan perbedaan usia anak-anak lainnya. Sebab, hal ini berkaitan dengan kemampuan perkembangan anak.
Idealnya perbedaan teman main anak sekitar 1 tahun. “Perhatikan juga perbedaan usianya antara 6 bulan sampai 1 tahun dengan anak kita. Misal anak berusia 2 tahun bermain dengan anak berusia 5 tahun saat bermain ketangkasan, anak tidak akan mau bermain,” ujar Markus.
Boleh saja jika anak bermain dengan teman di bawah usianya. Orang tua dapat memantau perkembangannya, jangan sampai anak mengalami kemunduran.