TEMPO.CO, Jakarta - Lancar tidaknya acara siraman hingga resepsi pernikahan Kahiyang Ayu dan Bobby nanti, ada di tangan pemandu acara. Berkaca pada pernikahan Gibran Rakabuming Raka dengan Selvi Ananda pada 2015, jumlah pemandu acara ada lebih dari satu.
Baca juga:
Putri Jokowi, Kahiyang Ayu Disindir Soal Nikah Beda Suku
Permintaan Iriana Jokowi untuk Gaun Pernikahan Kahiyang Ayu
Rapat Besar Pernikahan Kahiyang Ayu - Bobby: Tinggal Eksekusi
Dalam pernikahan Kahiyang Ayu, para pemandu acara dinaungi Chilli Pari, yang terdiri dari Sari Nugraha, Umiarsih, Slamet Abi, Taufiq Widodo, dan Widarsih. Saat ini, susunan acara ada di tangan Gibran.
Gibran bertindak sebagai konseptor sedangkan lima pemandu acara menjadi eksekutor. Para pemandu acara memiliki kemampuan mengawal siraman hingga resepsi. Salah satunya Taufiq Widodo yang akan memandu acara siraman.
"Saya didapuk mengawal siraman dan saya sudah siap. Saya juga menyiapkan tembang untuk siraman Kahiyang, dari tembang macapat. Liriknya saya tulis sendiri sesuai dengan aturan baku jumlah suku kata dalam tiap baris dan bait lirik.” ujarnya.
Taufiq menyiapkan tembang “Dandang Gula” dan “Asmaradana”, dua dari sebelas tembang macapat. Dua tembang itu memang biasa diperdengarkan dalam pernikahan adat Jawa. Melodinya riang, dan liriknya tentang jatuh cinta.
Foto prewedding Kahiyang Ayu dan Bobby Nasution yang mengambil lokasi di Yogyakarta. Instagram.com/@ayangkahiyang
Sebelum siraman, Kahiyang Ayu akan melakukan proses sungkem kepada orang tua. Air yang digunakan untuk siraman berasal dari 7 sumur. Jumlah penyiram biasanya 5, 7, atau 9 orang. Angka 7 dalam bahasa Jawa disebut pitu, singkatan dari pitulungan atau pertolongan. Diharapkan, saat Kahiyang Ayu dan Bobby Nasution menjalani rumah tangga lalu menghadapi masa-masa susah, pertolongan datang dari segala penjuru.
Setiap orang nantinya akan mengguyurkan tiga gayung. Tiga itu mewakili 3 doa yakni semoga kedua mempelai mendapat berkat Tuhan, disayang mertua, dan dicintai pasangan seumur hidup. Jumlah orang yang menyiram pun ada artinya tersendiri.
"Kalau lima, itu jumlah pasaran dalam kalender Jawa yakni pon, wage, kliwon, legi, dan pahing. Kalau tujuh, mengacu kepada jumlah hari dalam tahun Masehi, Senin sampai Minggu. Artinya, semoga Kahiyang dan Bobby memperoleh berkat setiap hari," kata Taufiq. Adapun angka sembilan merujuk pada sembilan lubang di tubuh manusia yakni lubang mata, telinga, hidung, kemaluan, pengeluaran, dan mulut. Semuanya mesti dibersihkan dan suci menjelang akad," urai Taufiq.