TEMPO.CO, Jakarta - Andien Aisyah Haryadi atau dikenal dengan nama panggung Andien sudah bekerja di industri hiburan selama 17 tahun. Kendati berprofesi sebagai penyanyi, Andien mengaku harus mengenal juga ilmu bisnis. Pada mulanya, Andien menyanyi hanya karena dia suka bernyanyi. Andien mulai bernyanyi sejak kelas 3 Sekolah Dasar dan meluncurkan album pertama di usia 15 tahun.
Baca juga:
Andien Terapkan Metode BLW dengan Sendok
Mau Terapkan BLW Seperti Andien, Simak Pesan Pesan Dokter
Andien Sadar Golden Age Anak, Apa yang Dia Lakukan kepada Kawa?
Baca Juga:
Berangkat dari kesukaannya terhadap dunia tarik suara, maka berimbas pada popularitas dan penghasilan. Namun pada prinsipnya, Andien menegaskan, karena dia menyukai apa yang dilakukan. "Sekarang saya justru punya perspektif yang lebih besar dari sekadar suka bernyanyi," kata Andien di acara P&G CEO Challenge 2017 di Jakarta, Kamis 2 November 2017.
Saat ini, Andien tambah bersyukur karena memiliki suara yang indah dan bermanfaat buat orang lain. Dengan adanya bakat Tuhan itu, maka Andien tergugah untuk selalu semangat. Nah, buat kamu yang hendak memulai bisnis sendiri, Andien mengatakan kuncinya tak jauh berbeda dengan apa yang dialaminya. "Menuju kesuksesan bukanlah usaha yang mudah. Saya membangun karier saya sendiri berdasarkan pengalaman," ujarnya.
Di hadapan sekitar 30 mahasiswa dari Institut Teknologi Bandung, Universitas Indonesia, Universitas Gadjah Mada, dan Universitas Katolik Parahyangan, Andien menjelaskan cara berbisnis yang baik di zaman sekarang, terutama dengan adanya sosial media. "Pertama, latar belakang bisnis yang ingin dikerjakan itu harus sesuai dengan nilai atau kepercayaan kita," ujarnya.
Salah satu kunci keberhasilan para pebisnis muda, menurut Andien, adalah berani menantang diri sendiri. Dengan sifat itu, maka para pebisnis akan lebih mudah bertahan lama di industri apapun, karena terus menantang diri sesuai perkembangan zaman.
Bagi mereka yang berbisnis, Andien menyarankan agar ingat dengan tiga hal berikut. Pertama, cek produk yang ditawarkan apakah itu sesuatu yang bisa digunakan sendiri. Kedua, urgensi atau penting tidaknya barang yang dijual. Ketiga, peganglah prinsip apapun yang dilakukan harus ada manfaatnya.
