TEMPO.CO, Jakarta - Bagi perempuan sangat penting untuk melakukan pemeriksaan payudara secara rutin. Hal ini agar dapat mendeteksi adanya risiko kanker payudara. Semakin dini kanker payudara terdeteksi semakin tinggi peluang kesembuhannya.
Cara mendeteksi kanker payudara dapat dilakukan dengan memeriksa ada atau tidaknya benjolan pada payudara sendiri atau yang dikenal dengan istilah SADARI. Meski saat memeriksanya sendiri tidak merasakan ada benjolan, sebaiknya dilanjutkan dengan pemeriksaan payudara klinik (SADANIS) yang dilakukan oleh tenaga kesehatan seperti mamografi atau USG secara rutin.
Menurut dokter spesialis bedah onkologi Sonar Soni Panigoro, pada kanker payudara terdapat fase stadium nol. “Dalam sel tubuh ada membrano basalis selaput yang membungkus setiap sel tubuh, sudah ada bibit kanker tapi kakinya masih di dalam, seperti tumor jinak ada kantongnya. Kalau kakinya sudah menembus, bukan stadium nol lagi, bisa stadium 2 atau 3, tergantung ukurannya. Kalau menyebar jauh stadium 4,” ujarnya.
Pada fase stadium nol benjolan tidak dapat diraba. Fase ini hanya dapat diketahui melalui pemeriksaan USG karena ukuran sel kanker payudara masih sangat kecil sekali. Sel kanker payudara pada stadium nol berkembang menjadi stadium lanjutan membutuhkan waktu yang cukup panjang, sekitar lima tahun. Tak heran jika pasien tidak merasakan kesakitan. Hal ini yang membuat pemeriksaan dini secara rutin perlu dilakukan.
Selain benjolan, stadium nol juga dapat ditandai dengan adanya cairan yang keluar dari puting susu. “Puting susu memiliki saluran khsusus, nah stadium nol masih di dalam saluran susu. Salah satu tandannya tidak merasakan benjolan tapi keluar cairan,” ujar dokter yang berpraktik di Rumah Sakit Kanker Dharmais Jakarta itu.
Penanganan kanker payudara stadium nol cukup dilakukan tindakan operasi dan pasien dapat sembuh 100 persen dari kanker. Di Indonesia, penderita kanker payudara yang terdeksi berada fase stadium nol sangat jarang terjadi. Sementara di luar negeri, fase stadium nol bisa mencapai 30 persen per tahun.
Artikel terkait:
6 Mitos Kanker Payudara yang Harus Diabaikan
SADARI Tak Sulit dan Harus Rutin, Begini Caranya
Deodoran Picu Kanker Payudara? Simak Kata Ilmuwan