Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Gadis di Banjarmasin Kena Sindrom Sleeping Beauty, Bukan Dongeng

Reporter

Editor

Rini Kustiani

image-gnews
Ilustrasi tidur mangap. Shutterstock
Ilustrasi tidur mangap. Shutterstock
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Seorang anak perempuan di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Siti Raisha Miranda diketahui tidur selama 10 hari lamanya. Bocah 12 tahun ini diduga mengalami sindrom Sleeping Beauty dan kondisinya seperti orang tidur pada umumnya, namun dengan durasi yang sangat panjang.

Baca juga:

Punya Utang Tidur, Kenali Ciri-cirinya
Doyan Tidur, Hati-hati Itu Penyakit Sleeping Beauty

Sindrom Sleeping Beauty bukan sekadar dongeng belaka. Fenomena yang mirip cerita putri tidur Aurora dalam kisah Sleeping Beauty ini benar-benar terjadi di kehidupan nyata. Kali ini bukan karena ulah penyihir jahat, tapi merupakan penyakit yang masih misterius penyebabnya.

Siti Raisha Miranda (12) yang terkena Sindrom Sleeping Beauty ketika ditemui di rumahnya RT 04, Jalan Pangeran, Kecamatan Banjarmasin Utara. Tempo/ Diananta P. Sumedi

Seperti dilansir Daily Mail, selain Siti Raisha, ada sejumlah orang yang juga mengalami kondisi serupa. Salah satunya adalah Beth Goodier, perempuan berumur 22 tahun, yang mengidap penyakit Kleine-Levin Syndrome (KLS) atau yang lebih dikenal dengan Sleeping Beauty Syndrome.

Beth didiagnosis menderita sindrom Sleeping Beauty karena dia tidur selama 6 bulan. Tidur dalam jangka waktu yang berlebih merupakan gejala yang paling mudah untuk dilihat. Tapi nyatanya ada fakta yang lebih dari sekedar waktu tidur yang lama. Orang yang menderita KLS tidak dapat mengontrol kapan dia tidur atau di mana dia akan tidur sebelum memasuki sebuah episode (istiah untuk menjelaskan jangka waktu tidur yang panjang).

"Kebutuhan untuk tidur sangat kuat membuat penderita sindrom Sleeping Beauty dapat tidur di tempat-tempat yang tidak wajar, seperti di ruang tunggu, di dalam kelas, atau bahkan di pinggir jalan," kata Josna Adusumili, MD seoarang dokter ahli saraf dan ganguan tidur. Penderita sindrom Sleeping Beauty masih bisa makan dan pergi ke kamar mandi, namun sulit untuk membangunkan mereka secara utuh.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ilustrasi Tidur. dailymail.co.uk

Josna mengatakan sindrom Sleeping Beauty dapat menyebabkan penderitanya merasa mudah tersinggung, agresif, dan linglung ketika bangun. Penderita juga biasanya berperilaku seperti anak kecil, nafsu makannya tinggi, hasrat seks yang kuat juga ditemukan pada beberapa pasien.

Selain jangka watu tidur yang panjang, gejala dari sindrom Sleeping Beauty ini masih menjadi misteri. "Kami tidak tahu darimana penyakit ini berasal dan pengobatannya masih didasarkan pada gejala yang timbul," kata pakar yang menganalisis tentang pola tidur Thomas Roth. Dengan kata lain, belum diketahui pasti apa yang menjadi penyebab dari sindrom Sleeping Beauty.

Di sisi lain, sindrom Sleeping Beauty masih sangat langka. Thomas mengatakan kalaupun sampai terdiagnosis, penyakit ini sifatnya tidak permanen. Kebanyakan kasus Sleeping Beauty terjadi pada remaja, walaupun dalam beberapa kasus ditemukan juga pada anak-anak dan orang dewasa. Penyakit ini rentan terjadi pada usia 8 hingga 12 tahun.

Thomas menjelaskan, satu-satunya cara untuk mengobati penyakit sindrom Sleeping Beauty ini adalah dengan mendiagnosa pasien. Contoh, dokter dapat memberikan stimulasi bagi pasien untuk bisa melawan rasa kantuk, sehingga tetap terjaga pada waktunya.

SATRIA DEWI ANJASWARI

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Ini Bahaya Sleep Apnea yang Sering Disepelekan

2 hari lalu

Ilustrasi tidur siang. Pexels/Ketut Subiyanto
Ini Bahaya Sleep Apnea yang Sering Disepelekan

Sleep apnea adalah suatu kondisi yang menyebabkan orang berhenti bernapas secara berkala saat mereka sedang tidur.


Rutin Aktivitas Olahraga, Apa Saja Manfaatnya?

3 hari lalu

Ilustrasi wanita lari di atas tangga. Unsplash.com/EV
Rutin Aktivitas Olahraga, Apa Saja Manfaatnya?

Olahraga bukan hanya tentang membentuk tubuh atau memperkuat otot


Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

10 hari lalu

Presiden Joko Widodo atau Jokowi (tengah) didampingi oleh Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Mendagri Tito Karnavian, MenPAN-RB Azwar Anas, Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta sekaligus Kasetpres Heru Budi Hartono saat meresmikan Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit Pendidikan sebagai Penyelenggara Utama atau Hospital Based (PPDS RSPPU) di RS Anak dan Bunda Harapan Kita, Jakarta, Senin, 6 Mei 2024. TEMPO/Martin Yogi Pardamean
Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

Jokowi mengatakan kemampuan produksi dokter spesialis Indonesia hanya 2.700 per tahun.


Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

12 hari lalu

Petugas kesehatan melakukan imunisasi pada balita saat pelayanan imunisasi Rotavirus (RV) di Posyandu Nirwana, Kecamatan Karang Tengah, kota Tangerang, Banten, Selasa, 15 Agustus 2023. Imuniasi yang diberikan pada bayi umur 2-4 bulan tersebut bertujuan untuk mencegah diare berat serta mengatisipasi terjadinya stunting. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

Bayi harus menjalani imunisasi karena beberapa alasan tertentu yang akan dibahas dalam artikel ini.


6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

12 hari lalu

Ilustrasi Imunisasi. TEMPO/Fully Syafi
6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

Bayi penting untuk melakukan imunisasi secara rutin agar terhindar dari bahaya kesehatan mendatang. Lantas, apa saja bahaya bagi bayi yang tidak melakukan imunisasi?


Kenali Dampak Stres pada Diabetes dan Cara Mengelolanya

17 hari lalu

Ilustrasi stres. TEMPO/Subekti
Kenali Dampak Stres pada Diabetes dan Cara Mengelolanya

Stres fisik, seperti saat sakit atau cedera, gula darah juga bisa meningkat, yang dapat mempengaruhi penderita diabetes tipe 1 maupun tipe 2.


5 Teknik Pernapasan untuk Mempermudah Tidur pada Malam Hari

17 hari lalu

Ilustrasi perempuan tidur. Foto: Freepik.com
5 Teknik Pernapasan untuk Mempermudah Tidur pada Malam Hari

Berikut beberapa teknik pernapasan yang dapat Anda praktikkan untuk memeprmudah tidur pada malam hari


Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

19 hari lalu

Jajaran direksi PT Konimex dan PT Indordesa, serta dari Laboratoires Grand Fontaine menggelar konferensi pers peluncuran produk baru FontLife One di Hotel Alila Solo, Jawa Tengah, Jumat, 26 April 2024. TEMPO/SEPTHIA RYANTHIE
Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

PT Indordesa-- anak perusahaan PT Konimex, meluncurkan produk makanan nutrisi dan perawatan kesehatan, FontLife One, di Kota Solo, Jawa Tengah.


Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

21 hari lalu

Aeshnina Azzahra Aqilani co Captain River Warrior Indonesia (Riverin) Bergabung dalam Pawai untuk mengakhiri Era Plastik, Ottawa, Kanada 21 April 2024. Foto dok: ECOTON
Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

Kehadiran itu membahayakan tujuan perjanjian, yaitu mengatur keseluruhan daur hidup plastik untuk melindungi kesehatan manusia dan lingkungan.


Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

21 hari lalu

Presiden Joko Widodo melakukan peninjauan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Toto Kabila, Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo, pada Senin, 22 April 2024. Dalam kunjungannya, Presiden Jokowi meninjau langsung fasilitas dan alat-alat kesehatan yang ada di RSUD tersebut. Foto: Rusman - Biro Pers Sekretariat Presiden
Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

Presiden Joko Widodo atau Jokowi acap menyampaikan keresahannya soal warga negara Indonesia yang berbondong-bondong berobat ke negara lain, alih-alih dalam negeri.