TEMPO.CO, Jakarta - Evani Jesslyn hijrah dari Amerika Serikat ke kampung halaman di Semarang, dengan membawa serta mimpinya. Evani berambisi mendirikan kedai kopi dan mengajarkan ilmu perkopian. Mimpi pertama sudah terwujud lima tahun lalu, saat Strada Coffee dibuka di Semarang. Mimpi kedua sudah menjadi kenyataan saat dia meresmikan First Crack Coffee Academy di Sunter, Jakarta Utara, pada Senin, 25 September 2017. Baca: Evani Jesslyn Jadi Barista, dari Benci Sampai Cinta Mati Kopi
Evani Jesslyn menceritakan pengalamannya saat minum kopi Indonesia di Amerika Serikat. Saat itu, Evani begitu menikmati enaknya kopi asal Sumatera. "Tapi ketika saya kembali ke Indonesia pada 2013, saya beli kopi Sumatra dan bisa merasakan kalau kualitasnya berbeda. Tidak seenak yang saya coba di Amerika,” ujar Evani saat membuka First Crack Coffee Academy.
Kopi Indonesia dari berbagai daerah di First Crack Coffee Sunter. TEMPO | Astari Pinasthika Sarosa
Dia penasaran bagaimana mungkin kopi di tanah sendiri tidak lebih enak dari kopi yang diekspor. Evani Jesslyn kemudian menyelidiki lebih jauh sampai pergi ke Sumatera. Di sana, dia menemukan kalau para petani kopi memberikan kopi berkualitas terpaling untuk diekspor. Sisanya baru dijual di dalam negeri. "Itu ternyata yang bikin kualitasnya kopi di sini lebih rendah," katanya.
Saat Evani mengetahui itu, dia bercita-cita bagaimana caranya supaya orang Indonesia mencintai kopi lokal. “Dari situlah timbul keinginan saya untuk membawakan kopi Indonesia dengan kualitas terbaik untuk masyarakat kita,” kata Evani. Baca juga: Sesapan Pertama Evani Jesslyn pada Kopi yang Mengubah Hidupnya
Evani Jesslyn, Pendiri First Crack Coffee, menunjukkan alat roastery di kafenya di Sunter, Senin, 25 September 2017. TEMPO | Astari Pinasthika Sarosa
Baca Juga:
Evani Jesslyn mulai belajar lebih dalam tentang kopi sampai mendapatkan sertifikasi Q-grader dari Asosiasi Kopi Amerika dan mendapatkan diploma Asosiasi Kopi Khusus atau Specialty Coffee Association (SCA) dari Asosiasi Kopi Eropa. Dari sana, Evani ingin mengedukasi proses pembuatan kopi kepada masyarakat Indonesia dari hulu sampai hilir, sehingga mengetahui seluk-beluk kopi Indonesia.
“Bagaimana cara membuat kopi yang benar, dari cara menanam sampai proses panen, proses pascapanen, cara membuat kopinya. Dengan begini, orang Indonesia dapat membuat kopi Indonesia lebih baik,” lanjut Evani yang merupakan lulusan University of California, Berkeley. Dia berencana untuk membuat tema berbeda di kafenya setiap bulan yang akan menonjolkan kopi dari daerah Indonesia yang berbeda, dengan mencari kopi yang belum didengar banyak orang. Artikel lainnya: Perempuan Itu Supertaster, Indra Perasa Lebih Sensitif dari Pria
ASTARI PINASTHIKA SAROSA