3 Kelompok Paling Berisiko Jika Terpapar Asap Rokok

Reporter

Editor

Jumat, 15 September 2017 06:31 WIB

Seorang Pelajar membawa poster kampanye anti Rokok di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta, Sabtu (14/2). Aksi mengambil tema "Tebarkan kasih sayang, bukan asap rokok". TEMPO/Arnold Simanjuntak

TEMPO.CO, Jakarta - Dokter spesialis paru dewasa dari Rumah Sakit Persahabatan, Agus Dwi Susanto mengatakan asap rokok dapat meningkatkan risiko terjadinya gangguan pernapasan pada bayi dan balita. Sebab, asap rokok akan mengganggu fungsi silia pada saluran pernapasan yang berfungsi membersihkan kuman.

"Mekanisme pembersihannya terganggu karena asap rokok memengaruhi fungsi silia di saluran napas itu," kata Agus seusai diskusi ruang publik di Warung Daun Cikini, Cikini, Jakarta Pusat, Kamis, 14 September 2017.

Agus menjelaskan, bayi dan balita masuk kelompok berisiko tinggi jika terpapar asap rokok karena fungsi paru-paru bayi dan balita masih dalam proses perkembangan. Selain itu, sistem imunitas atau kekebalan tubuh belum berfungsi maksimal. "Bayi dan balita termasuk kelompok tinggi atau rentan," ujar Agus.

Selain bayi dan balita, Agus melanjutkan, ibu hamil juga berpotensi mengalami gangguan dalam pertumbuhan janin jika menghirup asap rokok. Musababnya, zat berbahaya yang terkandung dalam asap rokok, baik asap rokok sekunder atau yang terhirup oleh perokok pasif maupun asap rokok tersier atau sisa asap yang menempel pada pakaian misalnya, akan masuk ke pembuluh darah.

Jika zat berbahaya pada asap rokok, baik sekunder maupun tersier terhirup, maka pembulu darah berisiko mengalami penyempitan, sehingga janin kekurangan oksigen. Efek lainnya, yakni janin sulit berkembang atau berukuran kecil hingga berpotensi keguguran. "Bobot janin yang lebih ringan dan lebih pendek akibat rokok sudah terbukti dalam berbagai penelitian," kata Agus.

Seorang ibu yang bayinya meninggal karena terpapar asap rokok, Fitria Indah Lestari menceritakan bagaimana asap rokok telah merenggut nyawa anaknya, Hafizh. Bayi yang berusia 1 bulan itu diajak mengikuti pengajian bapak-bapak.

Setelah acara selesai, Fitria melihat ada lebih dari tiga orang yang merokok di dalam rumah. Setelah para tamu pulang, Hafizh langsung batuk-batuk dan sesak napas. "Dia juga diare dua hari setelah acara pengajian," ujar Fitria.

Hafizh kemudian dibawa ke bidan dan rumah sakit, tetapi kondisinya tak juga membaik. Hafidz divonis mengidap pneumonia. Bayi yang lahir 20 Juni 2017 itu meninggal pada 30 Juli 2017.

LANI DIANA

Baca juga:
Manfaat Jika Bayi Rajin Ngemil
Tip Mengatasi Gumoh pada Bayi
Bayi Juga Bisa Jerawatan, Bagaimana Menanganinya?

Berita terkait

Polres Jayapura Tangkap Ceria yang Jual Sabu di Diaper MamyPoko

8 hari lalu

Polres Jayapura Tangkap Ceria yang Jual Sabu di Diaper MamyPoko

Polisi menangkap perempuan berinisial SJ alias Ceria, 43 tahun, karena menjual narkotika jenis sabu.

Baca Selengkapnya

Operator Kereta Deutsche Bahn di Jerman Akan Melarang Merokok Ganja di Area Stasiun

13 hari lalu

Operator Kereta Deutsche Bahn di Jerman Akan Melarang Merokok Ganja di Area Stasiun

Operator kereta di Jerman Deutsche Bahn (DB) mengumumkan melarang merokok ganja di area-area stasiun per 1 Juni 2024.

Baca Selengkapnya

Pakta Konsumen Nasional Minta Pemerintah Penuhi Hak Konsumen Tembakau

15 hari lalu

Pakta Konsumen Nasional Minta Pemerintah Penuhi Hak Konsumen Tembakau

Pakta Konsumen Nasional meminta pemerintah untuk memenuhi hak konsumen tembakau di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Tersinggung Tak Diberi Utang, Pemuda di Kembangan Bakar Warung Rokok

28 hari lalu

Tersinggung Tak Diberi Utang, Pemuda di Kembangan Bakar Warung Rokok

Tersinggung tak boleh utang rokok, pelaku membakar warung dengan melempar botol bensin dan tisu yang telah dibakar.

Baca Selengkapnya

Pria di Medan Bunuh Ibu Kandung Gara-gara Kesal Diomeli karena Minta Uang Rokok

31 hari lalu

Pria di Medan Bunuh Ibu Kandung Gara-gara Kesal Diomeli karena Minta Uang Rokok

Wem Pratama, 33 tahun, warga Jalan Tuba 3, Kota Medan, membunuh ibu kandungnya, Megawati, 55 tahun dengan memukul dan menggorok leher.

Baca Selengkapnya

Spesialis Jantung: Hasil Pemeriksaan Medis Baik Tak Jamin Perokok Sehat

42 hari lalu

Spesialis Jantung: Hasil Pemeriksaan Medis Baik Tak Jamin Perokok Sehat

Hasil pemeriksaan medis yang baik tak menjamin perokok sehat. Untuk memastikan kesehatan perokok satu-satunya jalan adalah total berhenti merokok.

Baca Selengkapnya

Selandia Baru Larang Rokok Elektrik Sekali Pakai

46 hari lalu

Selandia Baru Larang Rokok Elektrik Sekali Pakai

Selandia Baru akan akan melarang penjualan rokok elektrik sekali pakai untuk menurunkan angka perokok usia muda.

Baca Selengkapnya

Soal Lobi ke Istana, Bos Perusahaan Rokok Sebut Penyampaian Pendapat sesuai Aturan

57 hari lalu

Soal Lobi ke Istana, Bos Perusahaan Rokok Sebut Penyampaian Pendapat sesuai Aturan

Faisal Basri menyatakan perusahaan rokok memiliki lobi-lobi yang kuat di lingkungan Istana dan pembuat undang-undang.

Baca Selengkapnya

Produsen Rokok Bantah Lobi-lobi Pemerintah untuk Keluarkan Kebijakan Pro Rokok

57 hari lalu

Produsen Rokok Bantah Lobi-lobi Pemerintah untuk Keluarkan Kebijakan Pro Rokok

Benny mengklaim industri rokok hanya melakukan komunikasi dengan pemerintah melalui jalur-jalur yang legal.

Baca Selengkapnya

COP10 WHO FCTC Raih Sejumlah Kesepakatan, dari Perlindungan hingga Deklarasi Panama

5 Maret 2024

COP10 WHO FCTC Raih Sejumlah Kesepakatan, dari Perlindungan hingga Deklarasi Panama

Sesi kesepuluh Konferensi Para Pihak (COP10) Konvensi Kerangka Kerja Pengendalian Tembakau WHO FCTC menghasilkan sejumlah kesepakatan jangka panjang.

Baca Selengkapnya