TEMPO.CO, Jakarta - Rumah mode ternama asal Prancis, LVMH dan Kering, bertekad tidak akan mempekerjakan model di bawah umur (di bawah 16 tahun) dan model dengan ukuran tubuh 0 (lingkar pinggang 60 sentimeter). Komitmen ini berlaku bagi model yang melenggang di atas panggung busana dan yang tampil dalam iklan.
Rumah mode pemilik label Louis Vuitton, Christian Dior, dan Gucci ini mengharuskan model wanita memiliki ukuran tubuh minimal 34 dalam hitungan Prancis (lingkar pinggang 62-66 cm)
"Gadis 15 tahun belum memiliki pengalaman yang cukup untuk menghadapi rumitnya dunia model," ujar perwakilan LMVH, Antoine Arnault.
Sedangkan untuk model yang berusia 16-18 tahun tidak akan diizinkan bekerja pukul 23.00 hingga 06.00. Seperti dikutip dari laman The Guardian, para model ini juga harus ditemani orang tua atau pendamping jika harus bekerja jauh dari rumah.
Pada 2015, parlemen Prancis menyetujui peraturan yang mengharuskan para model memiliki surat keterangan medis yang menyatakan mereka dalam kondisi kesehatan yang baik. Denda akan dijatuhkan bagi mereka yang tidak punya surat keterangan tersebut.
Diperkirakan hingga 40 ribu warga Prancis menderita anoreksia nervosa atau gangguan makan. Para penderitanya akan berusaha menjaga berat badan serendah mungkin. Sebagian besar di antaranya merupakan remaja putri.
Namun Sekretaris Jenderal Federasi Agensi Model Perancis Eric Perceval merasa ragu peraturan baru ini akan mengurangi angka penderita anoreksia. Menurutnya, anoreksia merupakan penyakit yang sudah ada sebelum perkembangan industri fashion.
"Mengkritik para model dan desainer sebagai penyebab anoreksia adalah wujud penolakan untuk memahami penyebab utama gangguan makan tersebut," ujarnya.
Ia menambahkan, agensi model juga kerap disalahkan pada masa lalu. Padahal, menurutnya, setiap agensi hanya berusaha memenuhi persyaratan dari klien.
Ramadan, Komunitas di Yogyakarta Edukasi Pecinta Fashion Rintis Karya Pemikat Wisatawan
43 hari lalu
Ramadan, Komunitas di Yogyakarta Edukasi Pecinta Fashion Rintis Karya Pemikat Wisatawan
Komunitas Indonesia Fashion Chamber (IFC) Yogyakarta meyakini, besarnya pasar wisatawan di Yogyakarta menjadi anugerah tersendiri untuk terus menghidupkan ekonomi kreatif di Kota Gudeg.