TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah studi yang dilakukan oleh ilmuwan di Universitas Rochester, New York, Amerika Serikat menunjukkan orang yang berotak encer cenderung kerap mengumpat alias menyebutkan kata-kata yang tak patut. Studi tersebut dilakukan melalui wawancara kepada 1.000 orang mengenai 400 perilaku umum dan menemukan hubungan antara kepintaran dan umpatan.
Selama studi, para partisipan ditanya seberapa sering mereka melakukan 400 perilaku itu. Mereka dengan tingkat intelektual lebih tinggi cenderung lebih sering mengumpat, sarapan dengan makanan pedas, dan berada di rumah tanpa busana atau dengan pakaian minim.
Pribadi yang ekstrovert kerap mengemudi dalam kecepatan tinggi, berjudi, melontarkan candaan jorok, dan banyak minum. Mengutip Independent, temuan itu dipulikasikan di jurnal Personality and Individual Difference.
Studi lain sebelumnya menunjukkan orang yang bisa menyebut paling banyak sumpah serapah dalam semenit cenderung mendapat nilai lebih tinggi dalam tes IQ. Studi yang dipublikasikan di jurnal Language Science pada November 2015 ini menemukan jago mengumpat adalah tanda ahli retorik.
Manfaat lain dari mengumpat adalah melegakan rasa sakit secara alami. Psikolog dari Universitas Keele di Inggris melakukan tes pada sejumlah partisipan yang diminta untuk mengumpat sebelum melakukan latihan intensif di sepeda statis atau meremas alat yang mengukur kekuatan genggaman tangan.
Dalam kedua situasi itu, mereka menemukan orang yang mengumpat punya hasil yang lebih bagus ketimbang mereka yang mengucapkan kata-kata "netral". Pemimpin riset, Richard Stephens mengatakan mengumpat membuat seseorang bisa menahan rasa sakit. "Mengumpat merangsang sistem saraf simpatik, sistem yang membuat jantung berdebar saat berada dalam bahaya," ujarnya.