Waxing saat Hamil, Aman atau Berbahaya?

Reporter

Editor

Rini Kustiani

Selasa, 22 Agustus 2017 22:00 WIB

Ilustrasi perempuan menghilangkan bulu di tubuh atau waxing. shutterstock.com

TEMPO.CO, Jakarta - Selama hamil, rambut dan kuku tumbuh lebih cepat dan kulit pun terlihat lebih berkilau karena perubahan hormon. Hanya saja, tak semua perubahan itu membuat senang, salah satunya adalah bulu-bulu di bagian tubuh tertentu yang juga tumbuh semakin subur. Baca: Waxing Bulu Punggung dengan Pasangan, Siapa Takut!

Banyak wanita yang melihat rambut tumbuh di dagu, di atas bibir, dan area di bawah pusar sampai atas vagina, juga di sekitar puting selama hamil. Yang lebih menjengkelkan, bulu-bulu tersebut tumbuh sangat cepat dan lebat.

Sebagian perempuan menerima perubahan ini, sebagian lagi tidak. Yang tak bisa menerima pun melakukan berbagai cara untuk menghilangkan bulu-bulu tersebut, dari yang paling mudah dengan cara mencukur sampai dengan wax. Padahal perubahan tersebut tidak selamanya. Enam bulan setelah melahirkan, kondisi akan kembali normal.

Hanya saja para wanita itu tak sabar menunggu begitu lama karena ingin terlihat tetap menarik tanpa bulu-bulu yang memenuhi tubuh. Mereka ingin melakukan waxing tapi ragu akan keamanannya. Baca juga: Ingat 4 Hal Ini Sebelum Waxing

Seperti dilansir askdrmanny.com, yang harus diingat saat membersihkan bulu di badan, tak ada cara yang higienis atau sehat secara medis, bukan hanya selama kehamilan tapi sepanjang hidup.

Sebuah survei daring di Amerika Serikat menunjukkan 59 persen perempuan yang mencukur rambut di kemaluannya berpikir kebiasaan itu higienis. Padahal pilihan itu lebih bersifat pribadi. Bila kita ingin melakukan waxing di masa hamil untuk alasan estetika, keputusan itu tidak dilarang selama faktor keamanan dan kenyamanan menjadi perhatian.

Bila melakukan waxing sendiri di rumah, baca dengan teliti petunjuknya. Lilin yang terlalu panas bisa menyebabkan luka bakar dan ketidaknyamanan. Dan berusaha melakukan waxing di area yang tak terlihat hasilnya tak akan efektif dan nyaman. Waxing baru efektif bila panjang rambut sekitar 0,5 sampai 1 sentimeter.

Jika ingin melakukannya di salon, pilihlah tempat yang menggunakan lilin keras. Lilin lunak lebih sakit saat digunakan karena bukan hanya menempel di rambut tapi juga kulit. Karena aliran darah yang lebih deras saat hamil, kulit pun menjadi lebih sensitif sehingga waxing akan terasa lebih menyakitkan.

Untuk alasan keamanan, pastikan salon menggunakan lilin yang baru, bukan sisa. Apalagi untuk membersihkan area bikini karena bisa menyebabkan perpindahan bakteri dari pelanggan salon yang lain. Untuk menghindari iritasi kulit dan rambut yang tumbuh di dalam, lakukan wax enam minggu sekali atau lebih, terutama di area sensitif.

Yang tak kalah penting untuk diperhatikan adalah lubang-lubang bekas tumbuhnya rambut atau luka kecil karena bisa menjadi jalan masuk bakteri dan virus penyebab infeksi. Segera periksakan ke dokter bila mengalami infeksi setelah melakukan waxing. Artikel lainnya: Video Waxing Rambut Hidung Jadi Viral, Ahli Ingatkan Bahayanya

PIPIT

Berita terkait

Cegah Stunting dengan Jaga Nutrisi dan Rutin Periksa Kandungan

1 hari lalu

Cegah Stunting dengan Jaga Nutrisi dan Rutin Periksa Kandungan

Ibu hamil untuk menjaga nutrisi dan rutin memeriksakan kandungan untuk cegah stunting. Berikut saran yang perlu dilakukan.

Baca Selengkapnya

Bagaimana Risiko Kehamilan pada Usia Terlalu Muda dan Terlalu Tua? Ini Penjelasan Wakil Dekan Kedokteran UI

8 hari lalu

Bagaimana Risiko Kehamilan pada Usia Terlalu Muda dan Terlalu Tua? Ini Penjelasan Wakil Dekan Kedokteran UI

Wakil Dekan Fakultas Kedokteran UI memaparkan sejumlah risiko kehamilan di luar usia 20-35 tahun. Kondisi itu memerlukan antisipasi lebih dini.

Baca Selengkapnya

Pemeriksaan Kehamilan Rutin Bantu Cegah Penularan Sifilis dari Ibu ke Janin

9 hari lalu

Pemeriksaan Kehamilan Rutin Bantu Cegah Penularan Sifilis dari Ibu ke Janin

Penyakit sifilis bisa menular dari ibu yang terinfeksi ke janinnya melalui plasenta. Pemeriksaan kehamilan bantu mencegah penularan itu.

Baca Selengkapnya

Risiko Kehamilan setelah Usia 35 Tahun dan Perawatannya

17 hari lalu

Risiko Kehamilan setelah Usia 35 Tahun dan Perawatannya

Seiring bertambahnya usia, risiko komplikasi terkait kehamilan mungkin meningkat, terutama pada yang berumur di atas 35 tahun.

Baca Selengkapnya

Ragam Penyebab Mual dan Kapan Perlu Mendapat Perhatian Serius

20 hari lalu

Ragam Penyebab Mual dan Kapan Perlu Mendapat Perhatian Serius

Semua orang bisa mengalami mual dengan berbagai penyebab. Kapan perlu mendapat perhatian khusus dan periksa ke dokter?

Baca Selengkapnya

4 Pola Tidur Berkaitan Tidur yang Terbawa Sejak Masa Kehamilan

21 hari lalu

4 Pola Tidur Berkaitan Tidur yang Terbawa Sejak Masa Kehamilan

Perilaku dan pola pikir bermasalah mengenai tidur dapat muncul selama kehamilan dan menetap pada masa nifas.

Baca Selengkapnya

Penanganan Tidur yang Buruk Selama Masa Kehamilan dan Pasca Melahirkan

21 hari lalu

Penanganan Tidur yang Buruk Selama Masa Kehamilan dan Pasca Melahirkan

Tiga dari 4 wanita selama periode hamil dan atau pasca melahirkan mengalami masalah tidur seperti insomnia, kualitas tidur buruk, atau gangguan tidur

Baca Selengkapnya

Mudik Lebaran, Ibu Hamil Perlu Periksa USG Dulu dan Bawa Camilan Berprotein

22 hari lalu

Mudik Lebaran, Ibu Hamil Perlu Periksa USG Dulu dan Bawa Camilan Berprotein

Ibu hamil disarankan melakukan pemeriksaan melalui USG hingga membawa camilan berprotein tinggi untuk perjalanan mudik Lebaran.

Baca Selengkapnya

Saran BKKBN untuk Ibu Hamil Berumur di Atas 35 Tahun

26 hari lalu

Saran BKKBN untuk Ibu Hamil Berumur di Atas 35 Tahun

Ibu hamil berusia 35 tahun atau lebih diimbau rutin cek kesehatan mulai dari gula darah, tekanan darah, hingga jantung karena risiko lebih tinggi.

Baca Selengkapnya

Hasil Penelitian: Wanita yang Alami Komplikasi Kehamilan Berisiko Terkena Penyakit Jantung

35 hari lalu

Hasil Penelitian: Wanita yang Alami Komplikasi Kehamilan Berisiko Terkena Penyakit Jantung

Sebuah penelitian mengungkapkan bahwa wanita yang mengalami komplikasi saat menjalani kehamilan cenderung memiliki risiko terkena penyakit jantung.

Baca Selengkapnya