Jokowi Ingin Jenius Kembali ke Indonesia, Apa Saja Tantangannya  

Reporter

Editor

Rini Kustiani

Minggu, 20 Agustus 2017 15:21 WIB

Presiden Joko Widodo saat berbicara di depan ratusan Diaspora di Auditorium Palace of Fine Arts, San Francisco, 16 Februari 2016. Foto: Laily Rachev/Setpres

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo memanggil para profesional berprestasi di luar negeri untuk kembali ke Tanah Air membangun negeri. Ia mengajak 24 profesor di Amerika Serikat untuk pulang ke Indonesia. Waktu itu, Jokowi menjanjikan para profesor ini mengurusi sekolah vokasional di Universitas Cenderawasih dan Universitas Papua. “Kita akan bangun sebuah pusat riset untuk padi di Merauke," kata Jokowi. Baca: Jokowi Minta Diaspora Indonesia Bantu Kinerja Ekspor

Menurut Jokowi, potensi anak bangsa yang pintar-pintar itu sayang jika tak digunakan untuk membangun negeri dan malah diberdayakan oleh negara lain. Dia mengatakan jumlah profesor Indonesia yang berkarier di luar negeri amat banyak. Persaingan antarbangsa, ucap dia, sudah di depan mata. Karena itu, para jenius ini diharapkan kembali ke Indonesia untuk memperkuat bangsa di percaturan global.

Namun, bagi sang profesional, tentu saja banyak pertimbangan besar untuk memutuskan kembali ke dalam negeri. Hal utama yang menjadi pertimbangan biasanya adalah penghargaan atas dirinya. Salah satu contoh yang kerap menjadi hantu bagi diaspora adalah kasus Ricky Elson.


Ilmuwan Ricky Elson di pusat studi Lentera Alam Nusantara yang kini bernama Lentera Bumi Nusantara, Ciheras, Tasikmalaya, Jawa Barat, 11 Agustus 2017. TEMPO/Dhemas Reviyanto

Ricky tadinya hidup sangat mapan di Jepang, tapi dia kembali ke Indonesia setelah Menteri Badan Usaha Milik Negara saat itu, Dahlan Iskan, mengajaknya pulang. Dia ditugaskan mengembangkan mobil bertenaga listrik. Namun pengembangan mobil itu terasa sepi dukungan dari pemerintah dan belakangan menuai banyak problematika.

Bagi sebagian orang, berkarier di luar negeri merupakan dambaan. Ada anggapan bahwa kehidupan profesional di luar negeri lebih menjanjikan kesejahteraan bagi keluarga. Meski tak sedikit yang akhirnya merelakan gaji besar dan segudang prestise lainnya untuk kembali ke pangkuan Ibu Pertiwi. Ada beragam alasan di balik itu.Baca juga: Diaspora Jawa Setia Menjaga Tradisi di Tempat Baru

Seperti Rizki Rikardo yang tadinya bekerja sebagai manajer akuntan regional di perusahaan multinasional yang berbasis di Malaysia. Rizki berperan sebagai kepala bagian akuntansi untuk beberapa anak usaha yang ada di ASEAN dan Pasifik, seperti di Korea Selatan, Indonesia, dan Thailand. “Saya bertanggung jawab memastikan akuntabilitas laporan keuangan dan memimpin departemen akuntansi di masing-masing negara tersebut,” kata dia.

Namun Rizki berpikir merelakan semua posisi strategis tersebut untuk kembali ke Tanah Air. Keluarga jadi alasan utamanya. “Rencana dan kedekatan karier saya dengan keluarga adalah pendorong utama saya untuk memutuskan menerima pekerjaan dan membangun karier lagi di Indonesia,” kata dia. Rizki kini menjajaki peran baru di Indonesia sebagai Kepala Bagian Keuangan Nissan Motor Indonesia.

Menurut Rizki, ketakutan utamanya saat hendak bekerja di Jakarta adalah kemacetan. “Saya khawatir tidak cukup produktif karena kehilangan banyak waktu dalam kemacetan Jakarta,” kata dia. Sebab, dia sudah dapat membayangkan akan kehilangan waktu yang sebetulnya dapat dia gunakan untuk bekerja dan beristirahat.

Selain tentang kemacetan, perbedaan budaya menjadi tantangan selanjutnya. Untuk mengatasinya, Rizki mencari perusahaan multinasional. Menurut dia, perusahaan multinasional bisa memberi jaminan mengenai lingkungan multikultural. “Penting bagi saya berada di lingkungan multikultural untuk membantu mengakselerasi pertumbuhan saya,” ujarnya.

Dengan pengalaman multikultural itu, Rizki mengatakan dia tak mendapat kesulitan apa pun terkait dengan perbedaan budaya dan lingkungan kerja yang dihadapinya kini. “Berkat lingkungan multikultural itu, saya tidak memiliki kesulitan khusus untuk bekerja dengan budaya yang berbeda dalam peran saya saat ini,” kata dia.

Menurut Rizki, untuk memenuhi perasaan aman terhadap kariernya di Indonesia, dia membutuhkan jembatan. Salah satunya berbentuk perusahaan konsultan tenaga kerja yang bisa menghubungkannya dengan perusahaan yang cocok menurut dia. Rizki mengatakan dia mendapat kesempatan untuk menumbuhkan karier yang signifikan di Indonesia. Meskipun ruang lingkupnya saat ini hanya terpusat untuk negara Indonesia. “Tapi budaya manajemen yang tepat bisa memberi saya motivasi lebih untuk memajukan diri,” kata dia.

Selain Rizki, ada sutradara Hollywood asal Indonesia, Livi Zheng yang seperti kembali ke kampung dengan mengerjakan film terbarunya, Bali: Beats of Paradise. Dalam film semidokumenter ini, Livi Zheng mengeksplorasi seni gamelan dan tari Bali. Ia membungkusnya dengan narasi tentang suami-istri dari Bali yang sukses di Amerika Serikat berkat gamelan dan tarian Bali. Artikel lainnya: Amelia Rachim, Desainer Perhiasan Indonesia Moncer di Italia

DINI PRAMITA

Berita terkait

Jokowi Kumpulkan Relawan di Istana, Nobar Timnas U-23 Indonesia lawan Uzbekistan

20 menit lalu

Jokowi Kumpulkan Relawan di Istana, Nobar Timnas U-23 Indonesia lawan Uzbekistan

Presiden Jokowi nonton laga Tim Nasional atau Timnas U23 Indonesia melawan Uzbekistan dalam semifinal piala Asia.

Baca Selengkapnya

Tanggapan Heru Budi hingga Ketua Kadin DKI Soal UU DKJ yang Resmi Diteken Jokowi

1 jam lalu

Tanggapan Heru Budi hingga Ketua Kadin DKI Soal UU DKJ yang Resmi Diteken Jokowi

Heru Budi Hartono meyakini pengesahan UU DKJ adalah yang terbaik untuk Jakarta.

Baca Selengkapnya

Prabowo Bertemu Calon PM Singapura, Diperkenalkan oleh Jokowi

1 jam lalu

Prabowo Bertemu Calon PM Singapura, Diperkenalkan oleh Jokowi

Jokowi mempertemukan Prabowo dengan calon PM Singapura yang akan dilantik Lawrence Wong.

Baca Selengkapnya

Pengadilan Bebaskan Berbicara di Berbagai Forum, Rocky Gerung Terima Kasih ke Hakim Sudah Pakai Akal Sehat

2 jam lalu

Pengadilan Bebaskan Berbicara di Berbagai Forum, Rocky Gerung Terima Kasih ke Hakim Sudah Pakai Akal Sehat

PN Jakarta Selatan menolak gugatan advokat David Tobing yang meminta hakim menghukum Rocky Gerung untuk tidak berbicara di berbagai forum.

Baca Selengkapnya

Safari Politik Prabowo Usai KPU Menetapkan sebagai Presiden Terpilih

2 jam lalu

Safari Politik Prabowo Usai KPU Menetapkan sebagai Presiden Terpilih

Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto melakukan safari politik setelah ditetapkan KPU sebagai presiden terpilih Pilpres 2024. Ke mana saja?

Baca Selengkapnya

Jokowi Percaya Prabowo akan Perkuat Kerja Sama Indonesia-Singapura

2 jam lalu

Jokowi Percaya Prabowo akan Perkuat Kerja Sama Indonesia-Singapura

Presiden Jokowi menyoroti pergantian posisi Perdana Menteri Singapura, dari Lee Hsien Loong ke Lawrence Wong.

Baca Selengkapnya

PM Singapura Sebut Jokowi Berkontribusi bagi Kawasan

2 jam lalu

PM Singapura Sebut Jokowi Berkontribusi bagi Kawasan

Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong mengakui kontribusi Presiden Jokowi, baik bagi Indonesia maupun kawasan.

Baca Selengkapnya

Daftar Keluarga Jokowi yang Terima Penghargaan dari Pemerintah: Iriana, Anwar Usman, dan Bobby Nasution

3 jam lalu

Daftar Keluarga Jokowi yang Terima Penghargaan dari Pemerintah: Iriana, Anwar Usman, dan Bobby Nasution

Sejumlah keluarga Presiden Joko Widodo atau Jokowi mendapat penghargaan dari pemerintah: Iriana, Bobby Nasution, dan Anwar Usman.

Baca Selengkapnya

Iuran Wisata untuk Siapa

4 jam lalu

Iuran Wisata untuk Siapa

Rencana pemerintah memungut iuran wisata lewat tiket pesawat ditolak sejumlah kalangan. Apa masalahnya?

Baca Selengkapnya

Jokowi dan Lee Hsien Loong Gaungkan Keberlanjutan Kerja Sama Indonesia-Singapura

5 jam lalu

Jokowi dan Lee Hsien Loong Gaungkan Keberlanjutan Kerja Sama Indonesia-Singapura

Sama-sama lengser tahun ini, Presiden Jokowi dan PM Singapura Lee Hsien Loong menyoroti pentingnya keberlanjutan kerjasama di antara kedua negara.

Baca Selengkapnya