Legenda bulu tangkis Indonesia Susi Susanti (kanan) yang berpasangan dengan Alan Budikusuma (kiri) melakukan servis ke arah Menpora Imam Nahrawi saat bermain bulu tangkis bersama para Olympian di Kantor Kemenpora, Jakarta, 30 Desember 2016. Taufik Hidayat, Tontowi Ahmad, Alan Budikusuma, Susi Susanti, dan Ricky Subagja hadir dalam acara ini. ANTARA/Wahyu Putro A
Susi Susanti dan Alan Budikusuma berbagi kiat menjadi juara dunia dan bagaimana mereka menerapkan metode pengasuhan kepada tiga anaknya. Susi Susanti mengatakan ayah dan ibu yang mengenalkannya ke dunia bulu tangkis. "Mereka memperkenalkan bulu tangkis kepada saya setelah melihat minat saya terhadap olahraga ini," kata Susi Susanti.
Ketika kecil, Susi Susanti berkata kepada ayahnya kalau dia ingin menjadi juara dunia bulu tangkis. "Karenanya, saya mengikuti aturan-aturan untuk menjadi seorang atlet profesional,” ucapnya.
Syarat pertama, yakni minat sudah terpenuhi, Susi Susanti kemudian menyebutkan kriteria kedua. "Dukungan orang tua itu sangat penting," ujar Susi Susanti. Ibu Susi Susanti misalnya, menyediakan gizi terbaik di meja makan.
Dulu, ada kampanye 4 sehat 5 sempurna. Ibunda Susi Susanti berupaya memenuhi 4 sehat 5 sempurna setiap harinya. Susi Susanti mengingat, selalu ada telur dan susu di meja makan. “Ibu adalah panutan saya. Dia bilang, dua elemen itu yang terbaik,” kata Susi Susanti.
Sama seperti Susi Susanti, Alan Budikusuma juga selalu diajak orang tuanya ke lapangan bulu tangkis. "Dukungan orang tua tiada duanya. Di mana pun saya bertanding, orang tua saya selalu ikut, terutama papa," ujar Alan Budikusuma.
Rahasia ketiga untuk menjadi juara dunia, menurut Alan Budikusuma, adalah sopan santun. “Papa selalu mengingatkan attitude atau kesopanan adalah segalanya. Perilaku kita terhadap yang lebih tua dan lawan main di lapangan menunjukkan jati diri kita yang sebenarnya,” katanya. Baca juga: Kiat Alan Budikusuma Menggembleng Pemain Bermental Juara