Seragam Pramuka Dirombak Total, Apa Peran Oscar de La Renta?
Editor
Susandijani
Senin, 14 Agustus 2017 18:01 WIB
Syal leher, salah satu fitur seragam yang direkomendasikann Baden-Powell, tampil pertama kali di katalog Supply Division pada tahun 1917. Kemudian, sekitar 1920, saat perombakan seragam Pramuka, syal leher menjadi pakaian standar. Coat berkerah tinggi dan berkancing lima diganti kemeja khaki dengan syal leger, atau coat dengan kerah bergulung dan leher terbuka. (baca: Jokowi: Pramuka Jangan Belajar Tali Temali Saja)
Pramuka masih mengenakan topi kampanye dan celana panjang, legging diganti dengan kaus kaki selutut. Celana pendek lebih diterima setelah seragam versi Bermuda menjadi pakaian resmi pada pertemuan nasional pertama eksekutif Pramuka pada tahun 1920. Chief Scout Executive James E. West kemudian menulis bahwa celana pendek "menimbulkan kegembiraan dan ketertarikan."
Selama dua dekade berikutnya, Pramuka mengetahui bahwa celana pendek adalah pakaian kamp yang nyaman. Namun, banyak yang terus memakai celana selutut dalam perjalanan menuju dan dari perkemahan.
Perombakan seragam Pramuka yang paling lengkap hampir dalam 60 tahun terjadi pada tahun 1980. Perancang busana Oscar de la Renta menyumbangkan jasanya selama dua tahun untuk membuat ulang semua seragam, untuk Pramuka Club Scouts, Penjelajah, dan Pramuka Senior laki-laki dan perempuan.
Oscar de La Renta merancang Pramuka mengenakan kemeja pendek atau lengan panjang khaki dengan epaulet bermotif merah (untuk menunjuk program Pramuka). Celana pendek dan celana panjang berwarna zaitun (hijau) serta memiliki kantong serbaguna yang besar. Syal leher menjadi bagian opsional bagi setiap pasukan. Begitu juga dengan topi.
NIA PRATIWI