Tak Perlu Merasa Bersalah atas 3 Hal Ini, Apalagi Minta Maaf
Editor
Yayuk Widiyarti
Rabu, 9 Agustus 2017 18:54 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Seorang perempuan sering merasa memiliki kewajiban untuk meminta maaf, bahkan kadang untuk hal-hal yang sebetulnya bukan salahnya. Namun, jika kita berada di dunia profesional, sebagai wanita ada beberapa hal yang membuat permintaan maaf menjadi sangat tidak relevan, bahkan bisa menurunkan reputasi dan pendapat kita di mata kolega.
Simak tiga hal di bawah ini yang tidak membutuhkan permohonan maaf dari kita saat berada di tempat kerja.
1. Ingin mengutarakan pendapat
Beberapa wanita meminta maaf sebelum mereka berbicara, misalnya saat berada dalam rapat ada perbincangan hangat dengan kolega kerja, "Maaf, jika saya bisa menambahkan sesuatu?".
Di lain waktu, kita mungkin mendapati diri meminta maaf, bahkan saat baru saja diinterupsi orang lain, dan berkata, "Maaf, saya belum selesai." Mendapatkan sepatah kata di kantor bisa sangat menantang tapi permintaan maaf hanya akan membuat kita terdengar ragu dan memang tidak layak untuk berbicara.
2. Ketika menyampaikan berita buruk
Kita mungkin tergoda untuk meminta maaf sebelum menyampaikan kabar buruk tapi itu hanya akan mengintensifkan hal negatif dan membuatnya tampak lebih buruk lagi, misalnya, dalam sebuah pernyataan seperti, "Saya minta maaf memberi tahu Anda bahwa pelanggan tidak menyukai gagasan yang kita ajukan."
Kadang-kadang mengatakan "maaf" dalam situasi sulit ini bahkan bisa menjadi bumerang. Ketika kita berkata, "Saya minta maaf memberitahu Anda bahwa kami akan melakukan perampingan kelompok kami.”
Tidak ada permintaan maaf yang benar-benar bisa mengimbangi kabar buruk. Sebagai gantinya, stop untuk mengatakan maaf dan tawarkan dukungan dalam bentuk panduan tentang langkah selanjutnya yang harus diambil. Informasi, transparansi, dan kepemimpinan yang dapat ditindaklanjuti lebih penting dari ungkapan-ungkapan verbal tentang betapa buruknya perasaan.
3. Saat tidak salah
Kita tahu tidak akan bisa memenuhi tenggat waktu yang akan ditentukan. Sebagai contoh, sebuah proyek ternyata membutuhkan waktu lebih lama dari perkiraan karena ada gangguan dari luar. Tidak perlu berkata kepada atasan, "Maaf, saya tidak akan menyiapkan presentasi Selasa seperti yang saya janjikan".
Daripada meminta maaf, sebaiknya jelaskan bahwa kita tidak akan dapat memenuhi komitmen dengan alasan yang sejelas-jelasnya, seperti "Saya tahu kita telah mendiskusikan presentasi Selasa, tapi ada beberapa informasi penting yang tidak akan tersedia sampai Senin karena aktivitas lain mengalami kendala di luar rencana dan saya sangat ingin menyertakannya. Jadi, tujuan saya adalah menyajikan presentasi sampai akhir minggu. Bagaimana menurut Anda?"
Respons tersebut tampak jauh lebih baik, menunjukkan kita proaktif, solutif, dan memang memiliki integrit, bukan seseorang yang satu-satunya harus disalahkan.
TABLOIDBINTANG
Artikel lain:
Anak Harus Dijauhkan dari Gadget dan Rasakan 5 Manfaatnya
Orang Tua Wajib Tahu Cara Deteksi ABG Sedang Galau
Mantan Sudah Move On Duluan, Kamu Kapan?