Depresi, Penyebabnya dari A sampai Z, Salah Satunya Ekonomi

Reporter

Editor

Yunia Pratiwi

Rabu, 9 Agustus 2017 06:15 WIB

Ilustrasi wanita depresi. shutterstock.com

TEMPO.CO, Jakarta - Beberapa waktu lalu khalayak terkejut dengan berita meninggalnya CEO Takis Entertainment, Oka Mahendra Putra. Disinyalir, Oka meninggal bunuh diri karena depresi dikejar hutang. Namun, kabar tersebut dibantah oleh keluarga dan sahabat almarhum. Mereka mengatakan bahwa kepergian Oka akibat depresi, hingga sakit dan tak nafsu makan selama dua bulan terakhir – bukan bunuh diri.

Terlepas dari benar atau tidaknya Oka depresi lantaran terlilit hutang, benarkah tekanan ekonomi dapat membuat seseorang depresi? Psikiater asal Kota New York, Marlynn Wei, M.D, J.D menyatakan bahwa penyebab depresi tidak dapat diketahui secara spesifik.

Baca juga:
Bunuh Diri Tak Bisa Dicegah? Simak 5 Faktanya
Sering Bicara Sendiri, Aneh atau Wajar
Kylie Jenner Penasaran dengan Satu Pengalaman Hidup

Pada banyak kasus, depresi tidak disebabkan oleh penyebab tunggal, melainkan kombinasi dari banyak faktor seperti genetik, lingkungan, psikologis, kejadian atau sejarah masa lalu. Faktor ekonomi juga termasuk salah satu yang memicu depresi.

“Karyawan yang kehilangan pekerjaan akibat pemecatan atau pebisnis yang mengalami kebangkrutan mengalami perubahan situasi finansial yang drastis. Perubahan kondisi finansial dari ‘aman’ menjadi ‘tidak aman’ ini dapat menyebabkan guncangan pada psikis seseorang.” ungkap Marlynn.

Spesialis pencegahan di Pusat Sumber Daya Pencegahan Bunuh Diri di Amerika Serikat, Elana Premack Sandler, L.C.S.W., M.P.H., mengatakan tekanan finansial akibat menjadi pengangguran atau mengalami kebangkrutan akan meningkatkan kecemasan, stres, dan depresi, terutama jika orang tersebut merupakan penopang keluarga.

Ketakutan akan ketidakmampuan mencukupi kebutuhan hidup seperti ketahanan pangan dalam keluarga, biaya pendidikan, dan sebagainya menjadi beban yang tidak bisa diabaikan. Pada saat itu, seseorang cenderung merasa putus asa dan tak berdaya dengan situasi yang dialami.

Tak hanya orang yang kehilangan mata pencaharian saja yang dapat mengalami depresi, orang yang masih berstatus karyawan pun dapat mengalami gangguan kecemasan bahkan frustasi. Hal ini diakibatkan oleh lingkungan kerja yang tidak stabil akibat adanya pengurangan karyawan atau pengurangan gaji.

“Melihat rekan kerja kehilangan pekerjaan dapat menimbulkan lingkungan kerja yang tidak stabil. Perasaan takut akan mengalami hal serupa dapat menyebabkan gangguan kecemasan yang menyerang para karyawan yang bertahan,” ujar Elana.

TABLOIDBINTANG

Berita terkait

Begini Dua Mahasiswi Ini Bandingkan Kelas dan Skema IUP di QUT dan Unair

45 hari lalu

Begini Dua Mahasiswi Ini Bandingkan Kelas dan Skema IUP di QUT dan Unair

Keduanya adalah mahasiswa International Undergraduate Program (IUP) Psikologi Universitas Airlangga (Unair).

Baca Selengkapnya

Ibu Bunuh Anak di Bekasi, Polisi Kesulitan Gali Motif Lantaran Keterangan Pelaku Berubah-ubah

48 hari lalu

Ibu Bunuh Anak di Bekasi, Polisi Kesulitan Gali Motif Lantaran Keterangan Pelaku Berubah-ubah

Polisi menyebut ibu bunuh anak di perumahan Bekasi mengalami halusinasi.

Baca Selengkapnya

Polres Tangerang Selatan Bakal Periksa Psikologi Korban Perundungan Geng Binus School

20 Februari 2024

Polres Tangerang Selatan Bakal Periksa Psikologi Korban Perundungan Geng Binus School

Polres Tangerang Selatan berencana melakukan pemeriksaan psikologi terhadap korban perundungan siswa Binus School Serpong.

Baca Selengkapnya

Tamara Tyasmara Pastikan Hadiri Pemeriksaan Lanjutan di Polda Metro Jaya Hari Ini

19 Februari 2024

Tamara Tyasmara Pastikan Hadiri Pemeriksaan Lanjutan di Polda Metro Jaya Hari Ini

Tamara Tyasmara akan didampingi oleh kuasa hukumnya, Sandy Arifin, pada pemeriksaan lanjutan di Polda Metro Jaya hari ini.

Baca Selengkapnya

Kasus Dante Tewas Ditenggelamkan di Kolam Renang, Apsifor Sebut Bakal Periksa Lagi Tamara Tyasmara

16 Februari 2024

Kasus Dante Tewas Ditenggelamkan di Kolam Renang, Apsifor Sebut Bakal Periksa Lagi Tamara Tyasmara

Tamara Tyasmara mengatakan bakal kooperatif jika ada panggilan lagi oleh kepolisian secara resmi.

Baca Selengkapnya

Tamara Tyasmara Sudah 2 Tahun Pacaran dengan Yudha Arfandi Tersangka Pembunuh Dante

16 Februari 2024

Tamara Tyasmara Sudah 2 Tahun Pacaran dengan Yudha Arfandi Tersangka Pembunuh Dante

Tamara Tyasmara mengaku berpacaran dengan Yudha Arfandi sejak 2022.

Baca Selengkapnya

Catat Daftar Rumah Sakit untuk Caleg Stres Gagal di Pileg 2024, RSKD Duren Sawit Sediakan Layanan Psikologi

14 Februari 2024

Catat Daftar Rumah Sakit untuk Caleg Stres Gagal di Pileg 2024, RSKD Duren Sawit Sediakan Layanan Psikologi

Rumah sakit mana saja yang menyediakan jasa layanan khusus untuk para caleg stres akibat gagal dalam Pileg 2024?

Baca Selengkapnya

Polisi Bakal Periksa Psikologi Angger Dimas di Kasus Kematian Dante Hari Ini

13 Februari 2024

Polisi Bakal Periksa Psikologi Angger Dimas di Kasus Kematian Dante Hari Ini

Penyidik Polda Metro Jaya bersama ahli psikologi forensik akan memeriksa psikologi ayah Dante, Angger Dimas hari ini.

Baca Selengkapnya

PBB Prihatin pada Mental Anak-anak di Gaza yang Trauma

9 Februari 2024

PBB Prihatin pada Mental Anak-anak di Gaza yang Trauma

PBB berharap ada dukungan psikologi besar-besaran untuk anak-anak yang mengalami trauma di Gaza, Tepi Barat dan Israel

Baca Selengkapnya

Percaya Diri Berlebih Bisa karena Efek Dunning-Kruger, Apakah itu?

19 Januari 2024

Percaya Diri Berlebih Bisa karena Efek Dunning-Kruger, Apakah itu?

Apa itu Dunning-Kruger effect kaitannya dengan percaya diri berlebih?

Baca Selengkapnya