Amanda Seyfried Alami Gangguan Kecemasan Saat Hamil

Reporter

Editor

Rini Kustiani

Kamis, 3 Agustus 2017 14:00 WIB

Amanda Seyfried. shutterstock.com

TEMPO.CO, Jakarta - Penyakit Obessive Compulsive Disorder atau OCD yang merupakan gangguan kecemasan membuat Amanda Seyfried mengkonsumsi obat-obatan anti-depresan, bahkan selama dia hamil.

“Aku tidak berhenti menggunakan antidepresan,” ujar aktris 31 tahun ini di Informed Pregnancy. “Obat ini benar-benar berguna, jauh sebelum aku hamil dan aku tidak menghentikan pemakaiannya selama hamil.”

Pada Maret lalu, Amanda Seyfried melahirkan putri pertamanya. Kendati persalinan berjalan lancar, Amanda Seyfried menjelaskan dia mengkonsumi obat-obatan anti-depresan dalam dosis rendah selama hamil, dan melanjutkan pengobatan setelah melahirkan.

Selama menggunakan obat anti-depresan tersebut, Amanda Seyfried merasa kesehatan mentalnya setelah melahirkan lebih baik. “Aku merasa lebih positif, terlebih setelah menjadi ibu,” katanya. Padahal sebelumnya, Amanda Seyfried membayangkan akan merasa hancur selama hamil dan setelah melahirkan.

Ketakutan menjadi hal yang umum di antara perempuan, terutama mereka yang berjuang dengan depresi atau kondisi kesehatan mental lainnya seperti OCD. Perubahan hormonal yang dipicu oleh kehamilan dapat mengacaukan emosi, serta gejala depresi sehingga penderita gangguan kecemasan bisa merasa lebih buruk. Tapi, apakah solusinya hanya dengan menggunakan obat anti-depresan terus-menerus?

Ahli endokrinologi reproduksi, Joshua Klein mengatakan jika ibu hamil terpaksa mengkonsumsi obat anti-depresan, dia menyarankan pilih obat yang tidak berisiko untuk bayi. “Beberapa obat memiliki nol atau mendekati nol risiko dengan cacat lahir, keguguran, atau bayi lahir meninggal,” katanya.

Sebuah studi dari British Medical Journal menemukan hubungan antara perempuan yang mengkonsumsi antidepresan dan autisme anak mereka. Tapi data dalam penelitian tersebut tidak menunjukkan apakah obat anti-depresan itu penyebab utama anak yang dilahirkan menjadi autistik.

Joshua Klein melanjutkan, kendati sudah memilih obat anti-depresan yang nol risiko cacat lahir, keguguran, atau bayi lahir meninggal, obat jenis ini masih berpotensi memicu kelahiran prematur. Menurut dia, hampir separuh ibu hamil mengalami depresi dan tidak mendapatkan penanganan apapun.

Jika dibiarkan, kondisi ibu yang tertekan secara psikis ini dapat mempengaruhi bayi, misalnya bayi mengalami gizi buruk, perawatan prenatal yang buruk, sampai meningkatkan risiko bunuh diri. Apabila ibu hamil menolak pengobatan medis untuk mengatasi depresi yang dialaminya, Joshua Klein menyarankan agar memilih perawatan alternatif, semisal psikoterapi.

NIA PRATIWI

Berita lainnya:
Rahasia Supaya Berat Badan Saat Hamil Tak Melonjak
Ashanty Hamil 3 Minggu, Apa yang Boleh dan Dilarang?
Sebab Ibu Hamil Sering Kelelahan dan Cara Mengatasinya

Berita terkait

Cegah Stunting dengan Jaga Nutrisi dan Rutin Periksa Kandungan

18 jam lalu

Cegah Stunting dengan Jaga Nutrisi dan Rutin Periksa Kandungan

Ibu hamil untuk menjaga nutrisi dan rutin memeriksakan kandungan untuk cegah stunting. Berikut saran yang perlu dilakukan.

Baca Selengkapnya

Bagaimana Risiko Kehamilan pada Usia Terlalu Muda dan Terlalu Tua? Ini Penjelasan Wakil Dekan Kedokteran UI

7 hari lalu

Bagaimana Risiko Kehamilan pada Usia Terlalu Muda dan Terlalu Tua? Ini Penjelasan Wakil Dekan Kedokteran UI

Wakil Dekan Fakultas Kedokteran UI memaparkan sejumlah risiko kehamilan di luar usia 20-35 tahun. Kondisi itu memerlukan antisipasi lebih dini.

Baca Selengkapnya

Pemeriksaan Kehamilan Rutin Bantu Cegah Penularan Sifilis dari Ibu ke Janin

8 hari lalu

Pemeriksaan Kehamilan Rutin Bantu Cegah Penularan Sifilis dari Ibu ke Janin

Penyakit sifilis bisa menular dari ibu yang terinfeksi ke janinnya melalui plasenta. Pemeriksaan kehamilan bantu mencegah penularan itu.

Baca Selengkapnya

Risiko Kehamilan setelah Usia 35 Tahun dan Perawatannya

17 hari lalu

Risiko Kehamilan setelah Usia 35 Tahun dan Perawatannya

Seiring bertambahnya usia, risiko komplikasi terkait kehamilan mungkin meningkat, terutama pada yang berumur di atas 35 tahun.

Baca Selengkapnya

Ragam Penyebab Mual dan Kapan Perlu Mendapat Perhatian Serius

20 hari lalu

Ragam Penyebab Mual dan Kapan Perlu Mendapat Perhatian Serius

Semua orang bisa mengalami mual dengan berbagai penyebab. Kapan perlu mendapat perhatian khusus dan periksa ke dokter?

Baca Selengkapnya

4 Pola Tidur Berkaitan Tidur yang Terbawa Sejak Masa Kehamilan

20 hari lalu

4 Pola Tidur Berkaitan Tidur yang Terbawa Sejak Masa Kehamilan

Perilaku dan pola pikir bermasalah mengenai tidur dapat muncul selama kehamilan dan menetap pada masa nifas.

Baca Selengkapnya

Penanganan Tidur yang Buruk Selama Masa Kehamilan dan Pasca Melahirkan

21 hari lalu

Penanganan Tidur yang Buruk Selama Masa Kehamilan dan Pasca Melahirkan

Tiga dari 4 wanita selama periode hamil dan atau pasca melahirkan mengalami masalah tidur seperti insomnia, kualitas tidur buruk, atau gangguan tidur

Baca Selengkapnya

Mudik Lebaran, Ibu Hamil Perlu Periksa USG Dulu dan Bawa Camilan Berprotein

22 hari lalu

Mudik Lebaran, Ibu Hamil Perlu Periksa USG Dulu dan Bawa Camilan Berprotein

Ibu hamil disarankan melakukan pemeriksaan melalui USG hingga membawa camilan berprotein tinggi untuk perjalanan mudik Lebaran.

Baca Selengkapnya

Saran BKKBN untuk Ibu Hamil Berumur di Atas 35 Tahun

25 hari lalu

Saran BKKBN untuk Ibu Hamil Berumur di Atas 35 Tahun

Ibu hamil berusia 35 tahun atau lebih diimbau rutin cek kesehatan mulai dari gula darah, tekanan darah, hingga jantung karena risiko lebih tinggi.

Baca Selengkapnya

Hasil Penelitian: Wanita yang Alami Komplikasi Kehamilan Berisiko Terkena Penyakit Jantung

35 hari lalu

Hasil Penelitian: Wanita yang Alami Komplikasi Kehamilan Berisiko Terkena Penyakit Jantung

Sebuah penelitian mengungkapkan bahwa wanita yang mengalami komplikasi saat menjalani kehamilan cenderung memiliki risiko terkena penyakit jantung.

Baca Selengkapnya