Peduli Hewan Laut? Jauhi Sedotan Plastik

Reporter

Editor

Susandijani

Senin, 31 Juli 2017 14:00 WIB

Ilustrasi sedotan. shutterstock.com

TEMPO.CO, Jakarta -Anda sering minum menggunakan sedotan plastik? Jika ya, sebaiknya mulai sekarang Anda batasi penggunaannya, atau lebih baik lagi bila berhenti menggunakannya.

Sedotan plastik sering dibuang setelah satu kali digunakan, dan akhirnya mencemari lingkungan dan membahayakan kehidupan laut, seperti penyu laut.

Seperti disebutkan dalam laman Star2, sedotan plastik mungkin kecil, tapi sangat berbahaya bagi lingkungan dan satwa liar.

Artikel lain:
Kenali 7 Tanda Anak Potensial Menjadi Pelaku Bullying
Kulit Kering, Kasar seperti Kertas? Begini Solusinya
Membawa Pekerjaan ke Rumah? Awas Prahara Mengintai

Menurut Ocean Conservancy, sebuah kelompok advokasi lingkungan nirlaba yang berbasis di Washington, Amerika Serikat, sampah plastik ditemukan pada 62 persen burung yang hidup di sekitar laut dan semua spesies penyu.

Pada tahun 2015, sekelompok ahli biologi kelautan di Kosta Rika menemukan seekor penyu dengan sedotan plastik bersarang di lubang hidungnya. Panjang sedotan sekitar 10 cm. Kejadian itu menjadi pengingat bagaimana sedotan plastik bisa membahayakan kehidupan laut.

Spesies laut tertarik dengan plastik, berpikir bahwa bahan yang berwarna adalah sumber makanan. Namun, sebagian besar plastik tidak terurai di laut (bahkan yang diberi label biodegradable), sementara yang lainnya hanya terpecah menjadi mikroplastik.

Bahkan jika Anda tidak peduli dengan kura-kura, paus, atau burung yang tersedak sampah plastik, Anda mungkin ingin mengingat bahwa sampah kita akan sering menjadi bumerang kembali kepada kita.

Hal ini karena ketika ikan atau kerang mengkonsumsi mikroplastik, dan manusia memakan ikan atau kerang itu, maka mikroplastik tersebut akan kembali ke tubuh kita.

Jadi sebagai solusi, kenapa tidak minum langsung dari gelas, tanpa perlu menggunakan sedotan?

Namun, jika Anda benar-benar masih ingin menggunakan sedotan, mohon pertimbangkan alternatif seperti anyaman bambu atau stainless steel.

Selain sedotan kertas, sedotan bambu merupakan alternatif ramah lingkungan lainnya. Sedotan bambu biasanya dibuat dari tangkai bambu tipis dan juga memiliki sifat antibakteri.

Sedangkan untuk sedotan stainless steel, ini bisa dilakukan dengan mudah tanpa khawatir rusak. Atau hanya berhenti menggunakan sedotan saja.

LUCIANA

Berita terkait

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

8 hari lalu

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

Kehadiran itu membahayakan tujuan perjanjian, yaitu mengatur keseluruhan daur hidup plastik untuk melindungi kesehatan manusia dan lingkungan.

Baca Selengkapnya

BRIN Kembangkan Metode Daur Ulang Baterai Litium Ramah Lingkungan

30 hari lalu

BRIN Kembangkan Metode Daur Ulang Baterai Litium Ramah Lingkungan

Peneliti BRIN tengah mengembangkan metode baru daur ulang baterai litium. Diharapkan bisa mengurangi limbah baterai.

Baca Selengkapnya

Mengenal Antropomorfisme, Sifat Manusia yang Memberikan Empati ke Sekitarnya

45 hari lalu

Mengenal Antropomorfisme, Sifat Manusia yang Memberikan Empati ke Sekitarnya

Antropomorfisme memiliki arti pengenalan ciri-ciri manusia hingga empati kepada binatang, tumbuh-tumbuhan, atau benda mati.

Baca Selengkapnya

Alasan Masyarakat Adat Suku Awyu Mengajukan Kasasi ke Mahkamah Agung

49 hari lalu

Alasan Masyarakat Adat Suku Awyu Mengajukan Kasasi ke Mahkamah Agung

Masyarakat adat suku Awyu mengajukan kasasi ke Mahkamah Agung dalam sengketa izin lingkungan perusahaan sawit PT ASL di Boven Digoel, Papua Selatan.

Baca Selengkapnya

4 Bulan DPO, Mantan Pejabat Pemkab Bangka Tersangka Kasus Perambahan Hutan Ditangkap KLHK

4 Maret 2024

4 Bulan DPO, Mantan Pejabat Pemkab Bangka Tersangka Kasus Perambahan Hutan Ditangkap KLHK

Tersangka Barlian merupakan aktor intelektual kasus perusakan dan perambahan hutan di kawasan hutan produksi Sungai Sembulan Bangka.

Baca Selengkapnya

Menteri Lingkungan Hidup Bertemu Dubes Norwegia Bahas Capaian Pengurangan Emisi

13 Februari 2024

Menteri Lingkungan Hidup Bertemu Dubes Norwegia Bahas Capaian Pengurangan Emisi

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya bertemu Duta Besar Norwegia Rut Kruger Giverin membahas capaian emisi.

Baca Selengkapnya

Pertemuan Anies Baswedan - Emil Salim, Mengenang Saat SMA Wawancara Menteri Lingkungan Hidup Itu

31 Januari 2024

Pertemuan Anies Baswedan - Emil Salim, Mengenang Saat SMA Wawancara Menteri Lingkungan Hidup Itu

Saat SMA, Anies Baswedan mewawancarai Emil Salim. Kini, mereka bertemu kembali untuk berdiskusi. Sehari sebelumnya, Ganjar bertemu Emil pula.

Baca Selengkapnya

Anies dan Ganjar Kompak Temui Emil Salim, Ada Apa?

29 Januari 2024

Anies dan Ganjar Kompak Temui Emil Salim, Ada Apa?

Capres Anies dan Capres Ganjar menemui mantan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Emil Salim jelang pencoblosan Pilpres. Ada apa?

Baca Selengkapnya

Temui Emil Salim, Ganjar Diskusi soal Lingkungan Hidup dan Perubahan Iklim

28 Januari 2024

Temui Emil Salim, Ganjar Diskusi soal Lingkungan Hidup dan Perubahan Iklim

Selain persoalan lingkungan, Ganjar mengatakan dirinya juga membahas pemerataan dan peningkatan kualitas pendidikan

Baca Selengkapnya

Tim Kampanye Anies Baswedan Serukan Revisi UU Cipta Kerja

25 Januari 2024

Tim Kampanye Anies Baswedan Serukan Revisi UU Cipta Kerja

Tim kampanye tiga pasangan capres-cawapres bicara tentang perlindungan lingkungan hidup. Timnas Anies Baswedan menilai UU Cipta Kerja harus direvisi.

Baca Selengkapnya