Ilustrasi anak korban bully/risak. Shutterstock.com
TEMPO.CO, Jakarta - Psikolog anak dan remaja, Vera Itabiliana Hadiwidjojo mengatakan orang tua bisa mendeteksi anak mereka yang potensial menjadi pelaku perundungan atau bullying. Satu syaratnya, menurut Vera, meningkatkan kepekaan atas perilaku anak. Baca: Hazing akan Menjadi Pintu Masuk Bullying Terhadap Seseorang
Nah, tanda-tanda anak yang potensial menjadi pelaku bullying antara lain: 1. Anak sering melakukan atau terlibat dalam tindak kekerasan. 2. Bermasalah dalam mengontrol amarah. 3. Manipulatif, suka mengontrol orang dan situasi. 4. Mudah menyalahkan orang lain. 5. Tidak mau menerima konsekuensi atas perbuatannya. 6. Ingin selalu menang dan menjadi yang terbaik di segala hal. 7. Senang mencari perhatian secara berlebihan.
Ketika orang tua mendapati gejala-gejala di atas dalam diri anak, maka orang tua perlu melakukan tindakan dan pendekatan untuk mencegah anak menjadi pelaku perundungan. Caranya, dengan bersikap objektif ketika anak terlibat masalah.
Dengarkan keluhan anak dan apa yang membuatnya emosi hingga terlibat perkelahian. "Jangan sekali-kali menganggap sepele masalah yang dihadapi anak," ujar Vera. Baca juga: Mengaku Pernah Bullying, Apa Efeknya bagi Siswi SMA Ini?
Cara ini merupakan latihan mengasah kecerdasan emosi anak. Jika anak memahami emosi yang dirasakan dan bisa mengungkapkannya, maka tidak ada lagi emosi terpendam yang disalurkan dengan cara salah. “Dengan begitu lebih mudah menanamkan nilai-nilai empati, menghormati orang lain, menyadari kelebihan diri, dan mengatasi konflik tanpa kekerasan,” ucap Vera.
Lantas bagaimana menghadapi anak yang sudah telanjur menjadi pelaku bullying? Vera mengatakan harus ada konsekuensi yang ditetapkan bersama antara orang tua, pelaku, sekolah, dan pihak-pihak terkait lain. “Yang pasti pelaku harus meminta maaf pada korban untuk memulihkan kondisi psikis korban,” kata Vera. Artikel terkait: Bercanda Sifatnya Situasional, Bedanya dengan Bullying?