Antibiotik Harus Dihabiskan, Fakta atau Salah Kaprah?

Reporter

Editor

Susandijani

Sabtu, 29 Juli 2017 09:00 WIB

sxc.hu

TEMPO.CO, Jakarta -Setiap kali kita mendapat antibiotik dari dokter pasti disertai pesan "habiskan". Konon, bila tidak dihabiskan akan menyebabkan bakteri tak lagi mempan dibasmi dengan obat tersebut.

Sudah lama pesan untuk menghabiskan antibiotik dianggap sebagai dogma belaka. Menurut sebuah artikel yang dimuat di jurnal The BMJ pada 26 Juli 2017, saran tersebut tidak benar. (baca :Vaksin Penyebab Autisme? Itu Rumor)

"Kita diajarkan untuk menghabiskan obat itu, tapi sekarang pemikiran itu dianggap salah," jelas Dr. Martin Llewelyn, pengajar jurusan penyakit infeksi di Sekolah Kedokteran Brighton dan Sussex, Inggris.

Menurutnya, pemikiran mengenai penghentian meminum antibiotik bisa menyebabkan bakteri kebal tak didukung oleh bukti ilmiah. Lebih dari itu, menyuruh orang menghabiskan antibiotik sepanjang waktu justru akan mengakibatkan kebal bakteri secara luas karena proses mengkonsumsi antibiotik yang terlalu lama dari yang seharusnya itulah yang membuat bakteri kebal.

Sebenarnya, teori aslinya seperti ini: Mengatasi infeksi bakteri dengan antibiotik membunuh bakteri itu, tapi butuh waktu seminggu atau lebih untuk menuntaskannya. Jika pengobatan dihentikan lebih awal, kita hanya membunuh bakteri yang lebh lemah, yang paling mudah dibasmi dengan antibiotik. Yang tersisa adalah bakteri yang lebih kuat, yang baru bisa dibasmi bila pengobatan terus dilakukan. Tapi bila antibitoik tak lagi diminum, bakteri kuat tersebut akan berkembang biak turun temurun dan selanjutnya infeksi semakin parah. (baca:Workplace Facebook, Solusi Komunikasi Internal di Tempat Kerja)

Di satu sisi, teori itu ada benarnya. Bakteri yang bertahan dari pembantaian antibiotik dengan cepat berkembang biak dan melewati pembasmian yang membuat mereka kebal terhadap antibiotik. Akan tetapi, para pakar penyakit infeksi sudah mengetahui setidaknya selama dua dekade bahwa ada kelamahan dari teori tersebut.

Kebanyakan pakar setuju kalau penggunaan antibiotik yang semakin luas, baik pada manusia maupun hewan, menyebabkan tekanan untuk berevolusi pada bakteri dan beradaptasi dengan antibiotik semakin besar dan itulah yang membuat mereka menjadi kebal.

"Memberi resep boleh-boleh saja dan setidaknya memberi fleksibilitas dalam pembahasan antara pasien dan dokter mengenai kapan antibiotik harus berhenti diminum, mungkin ketika pasien sudah diperiksa lagi, atau mendapatkan hasil tes tertentu, atau kondisinya sudah membaik selama beberapa waktu," ujar Llewelyn kepada Live Science.(baca:6 Alasan Mengapa Pisang Tak Cocok Dimakan Saat Perut Kosong)

PIPIT

Berita terkait

Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

4 jam lalu

Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

Jokowi mengatakan kemampuan produksi dokter spesialis Indonesia hanya 2.700 per tahun.

Baca Selengkapnya

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

2 hari lalu

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

Bayi harus menjalani imunisasi karena beberapa alasan tertentu yang akan dibahas dalam artikel ini.

Baca Selengkapnya

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

2 hari lalu

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

Bayi penting untuk melakukan imunisasi secara rutin agar terhindar dari bahaya kesehatan mendatang. Lantas, apa saja bahaya bagi bayi yang tidak melakukan imunisasi?

Baca Selengkapnya

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

9 hari lalu

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

PT Indordesa-- anak perusahaan PT Konimex, meluncurkan produk makanan nutrisi dan perawatan kesehatan, FontLife One, di Kota Solo, Jawa Tengah.

Baca Selengkapnya

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

10 hari lalu

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

Kehadiran itu membahayakan tujuan perjanjian, yaitu mengatur keseluruhan daur hidup plastik untuk melindungi kesehatan manusia dan lingkungan.

Baca Selengkapnya

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

11 hari lalu

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

Presiden Joko Widodo atau Jokowi acap menyampaikan keresahannya soal warga negara Indonesia yang berbondong-bondong berobat ke negara lain, alih-alih dalam negeri.

Baca Selengkapnya

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

11 hari lalu

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

Ternyata lima masalah ini menjadi penyebab penderita diabetes sulit tidur.

Baca Selengkapnya

Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

12 hari lalu

Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

Proyek penelitian di 13 negara ini bertujuan meningkatkan kesadaran global tentang bahan kimia berbahaya dalam plastik daur ulang

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

12 hari lalu

Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

Presiden Jokowi mengungkapkan PR besar Indonesia di bidang kesehatan. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Pakta Konsumen Nasional Minta Pemerintah Penuhi Hak Konsumen Tembakau

15 hari lalu

Pakta Konsumen Nasional Minta Pemerintah Penuhi Hak Konsumen Tembakau

Pakta Konsumen Nasional meminta pemerintah untuk memenuhi hak konsumen tembakau di Indonesia.

Baca Selengkapnya