GGL, Tiga Unsur Pemantik Penyakit Tak Menular  

Reporter

Editor

Rini Kustiani

Jumat, 28 Juli 2017 12:00 WIB

Ilustrasi susu kocok (milkshake) dan burger. Shutterstock

TEMPO.CO, Jakarta - Banyak wanita yang panik saat bobot tubuhnya melonjak meski merasa sudah menjaga pola makan. Kepanikan ini disebut sebagai fenomena naive subject. Baca: Apakah Takaran Garam dan Gula Anda Sudah Sesuai?

Prof Dr Nuri Andarwulan, dari Southeast Asian Food and Agricultural Science and Technologi (Seafast) Intitut Pertanian Bogor, mengatakan naive subject selama ini belum mendapat perhatian khusus dianggap biasa terjadi pada individu. Padahal sejatinya, fenomena naive subject ini menjadi indikasi tubuh mengalami fluktuasi gizi atau telah terekspos zat sangat tinggi lalu rendah dalam periode tertentu. Akibatnya, tubuhpun memberikan respons yang ekstrem.

Pembiaran terhadap pengalaman naive subject, menurut Nuri, dapat menimbulkan penyakit tidak menular yang menjadi penyebab kematian tertinggi di Indonesia. Penyakit yang disebabkan oleh gaya hidup yang kurang tepat itu antara lain, stroke, obesitas, diabetes melitus, dan jantung. Baca juga: Ketahui GGL, Ancaman Telak Buat Kesehatan

Yang menjadi perhatian dalam fenomena naive subject adalah konsumsi gula, garam dan lemak atau GGL. Asupan gula, garam, dan lemak dalam jumlah besar biasanya diperoleh dari masakan rumahan, makanan siap saji, dan makanan olahan. Ibu berperan penting dalam menyikapi fenomena native subject dengan cara memilih, mengolah, dan menyajikan makanan bernutrisi untuk keluarga supaya konsumsi garam, gula, dan lemaknya terkontrol.

“Masakan rumahan penting untuk menjaga asupan gula, garam, dan lemak,” ujar Nuri di Jakarta Food Editor’s Club Gathering di Grha Unilever, BSD City, Selasa 25 Juli 2017. Ada takaran yang harus dikonsumsi, tapi bukan berarti tidak sama sekali. “Harus hati-hati menurunkan makanan bergaram, karena kalau kurang garam bisa memicu gangguan jantung.”

Menurut Nuri, hasil dari survei yang dilakukan Kementerian Kesehatan mengenai konsumsi gula, garam, dan lemak pada hari kerja dan libur tidak berbeda signifikan. Masyarakat biasanya mendapatkan asupan gula dari minuman sirup sebanyak 46,60 gram, garam dari snack 21,31 gram, dan lemak dari produk susu sebesar 11,07 gram.

Kepala Departemen Medik Ilmu Gizi Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Fiastuti Witjaksono menjelaskan batasan konsumsi gula, garam, dan lemak yang disarankan pemerintah untuk usia balita hingga dewasa per orang dalam satu hari. Takarannya, gula cukup 50 gram atau setara 4 sendok makan, garam 2.000 miligram atau 5 gram artinya cukup 1 sendok teh, dan lemak 67 gram atau 5 sendok makan. Supaya mudah diingat, rumusnya adalah G4, G1, dan L5. Artikel lainnya: Trik Mengakali Makanan Tetap Lezat tanpa Garam

ALIA F | DINA ANDRIANI

Berita terkait

Penelitian Sebut Diet Ini Bisa Turunkan Risiko Gagal Jantung

12 hari lalu

Penelitian Sebut Diet Ini Bisa Turunkan Risiko Gagal Jantung

Diet sayur dan rendah gula, yang dikenal sebagai diet EAT-Lancet, membantu mengurangi risiko gagal jantung. Bagaimana hubungannya?

Baca Selengkapnya

Tips Aman Konsumsi Makanan buat Penderita Diabetes saat Lebaran

29 hari lalu

Tips Aman Konsumsi Makanan buat Penderita Diabetes saat Lebaran

Ahli gizi dari RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo membagikan kiat konsumsi makanan yang aman bagi pengidap diabetes saat hari raya lebaran.

Baca Selengkapnya

Bagus untuk Kesehatan Jantung, Apa Saja Manfaat Alpukat

32 hari lalu

Bagus untuk Kesehatan Jantung, Apa Saja Manfaat Alpukat

Alpukat dikenal karena sifat anti-inflamasi dan baik untuk kesehatan jantung. Apa lagi manfaat alpukat yang perlu Anda ketahui?

Baca Selengkapnya

6 Fakta Puasa Ramadan Bisa Sekaligus Diet

47 hari lalu

6 Fakta Puasa Ramadan Bisa Sekaligus Diet

Selain manfaat rohani, puasa Ramadan yang juga dapat mendukung upaya diet dan kesehatan seseorang.

Baca Selengkapnya

Beda Diet Atlantik dan Mediterania, Cek Juga Kemiripannya

54 hari lalu

Beda Diet Atlantik dan Mediterania, Cek Juga Kemiripannya

Diet Atlantik dan Mediterania sebenarnya punya banyak kemiripan tapi ada juga bedanya. Berikut penjelasannya.

Baca Selengkapnya

Apa Itu Diet Flexitarian?

29 Februari 2024

Apa Itu Diet Flexitarian?

Diet flexitarian dikaitkan dengan risiko kardiovaskular yang lebih rendah dibandingkan pola makan omnivora.

Baca Selengkapnya

Tips Bersantap di Restoran saat Sedang Diet

23 Februari 2024

Tips Bersantap di Restoran saat Sedang Diet

Berikut tips dan teknik memesan makanan di restoran saat Anda tengah diet dan berpegang teguh pada rencana makan sehat.

Baca Selengkapnya

Hasil Riset: Diet Atlantik Bisa Kurangi Risiko Sindrom Metabolik

11 Februari 2024

Hasil Riset: Diet Atlantik Bisa Kurangi Risiko Sindrom Metabolik

Para peneliti menemukan bahwa Diet Atlantik yang menjadi pola diet tradisional di Portugal dan Galisia dapat mengurangi risiko sindrom metabolik.

Baca Selengkapnya

5 Makanan Terbaik untuk Diet Golongan Darah O

8 Februari 2024

5 Makanan Terbaik untuk Diet Golongan Darah O

Diet golongan darah O D'Adamo fokus pada daging organik tanpa lemak, buah-buahan, dan sayuran, serta menghindari produk susu, gandum, alkohol, dan kafein.

Baca Selengkapnya

Rahasia Tubuh Sehat dan Diet ala Song Joong Ki

3 Februari 2024

Rahasia Tubuh Sehat dan Diet ala Song Joong Ki

Bagaimana cara Song Joong Ki tetap bugar dan sehat di tengah aktivitas yang padat?

Baca Selengkapnya