No Wori, Celana Tanpa Pembalut dari IPB

Reporter

Editor

Susandijani

Kamis, 27 Juli 2017 18:00 WIB

Ilustrasi wanita mengenakan celana jeans ketat. AP/Alastair Grant

TEMPO.CO, Jakarta - Empat mahasiswa Program Diploma Institut Pertanian Bogor (IPB) menciptakan celana dalam wanita yang bisa digunakan saat menstruasi, tanpa harus menggunakan pembalut konvensional sekali pakai.

Mahasiswa Program Diploma Institut Pertanian Bogor (IPB) Zahiroh Maulida, Diane Friska, Laela Mustikasari dan Siti Habibah menciptakan celana dalam wanita yang dapat mengurangi pencemaran limbah pembalut . (Baca: 5 Tips Unggah Foto Makanan di Instagram dari Pakarnya)

Zahiroh mengatakan limbah pembalut dapat mencemari perairan, sehingga untuk mengurangi dampak limbah pembalut dibuat produk celana dalam anti pembalut "No Wori yang dapat dipakai berkali-kali.

"Celana dalam anti pembalut No Wori adalah inovasi kami yang sudah dilengkapi dengan bagian penyerap yang dapat digunakan wanita saat menstruasi," kata Zahiroh, Kamis.

Zahiroh menambahkan bahan celana dalam anti pembalut "No Wori" terbuat terbuat dari bahan-bahan kain yaitu celana dalam berbahan dasar kain microfleece, microfiber, waterproof breathable dan kain serat bambu yang nyaman dipakai serta memiliki struktur yang halus sehingga tidak menimbulkan iritasi.

Pembalut sekali pakai sekarang banyak terbuat dari plastik yang dapat merusak lingkungan alam. Selain tidak ramah lingkungan bahan pembalut sekali pakai mengadung bahan kimia yang dapat berisiko terkena kanker serviks. (baca: 5 Keuntungan Tidur Siang,Jangan Lupa Syaratnya)

Produk bernama "No Wori" yang artinya produk yang tidak perlu dikhawatirkan terhadap pencemaran lingkungan, tidak perlu khawatir terhadap iritasi di daerah kewanitaan yang dapat mengakibatkan penyakit kanker serviks, wanita juga tidak perlu khawatir tembus atau basah saat menggunakan celana dalam ini.

Untuk memaksimalkan tujuan pembuatan produk yang tidak mencemarkan lingkungan, Zahiroh membuat dua model celana dalam anti pembalut yaitu Orange Cream dan Blue Grey.

Kelebihan celana dalam anti pembalut "No Wori" ini bisa digunakan berulang-ulang, untuk pencuciannya bisa dilakukan seperti mencuci celana dalam biasa.

"Celana dalam anti pembalut tidak mempunyai efek samping, karena berprinsip untuk menjaga kesehatan reproduksi wanita dan mengurangi pencemaran lingkungan. Celana dalam ini juga mencegah berbagai penyakit yang timbul dari pembalut sekali pakai." Kata Zahiroh

Celana dalam anti pembalut "No Wori" telah diuji daya serapnya dengan menggunakan darah hewan yang relatif sama dengan darah manusia. Produk ini merupakan terusan dari program karsa cipta menjadi program kewirausahaan, sehingga produk ini bisa dipasarkan dan dikenal masyarakat untuk memaksimalkan tujuan diciptakannya celana dalam anti pembalut "No Wori" yaitu mengurangi pencemaran limbah "pembalut" sekali pakai. (Baca: McDCouture Collection. Fashion dari Kemasan McDonald)

Harga satu celana dalam adalah Rp 40.000 untuk semua ukuran.

"Produk No Wori ini disarankan penggunannya yaitu tiga kali sehari," kata Zahiroh.

ANTARA

Berita terkait

BRIN Temukan Daur Ulang Baterai Litium Ramah Lingkungan

25 hari lalu

BRIN Temukan Daur Ulang Baterai Litium Ramah Lingkungan

BRIN sebut tiga alasan mengapa daur ulang baterai litium sangat penting. Satu di antaranya alasan ramah lingkungan.

Baca Selengkapnya

Dua Artikel Ilmiah Karya Dosen UGM Paling Banyak Disitasi, Apa Saja?

26 September 2023

Dua Artikel Ilmiah Karya Dosen UGM Paling Banyak Disitasi, Apa Saja?

Universitas Gadjah Mada atau UGM masuk dalam jajaran top 50 dunia pada THE Impact Rankings 2023.

Baca Selengkapnya

Rektor Stanford University Mundur karena Penelitian Ilmiahnya Dinilai Kurang

20 Juli 2023

Rektor Stanford University Mundur karena Penelitian Ilmiahnya Dinilai Kurang

Pemimpin Stanford University, salah satu kampus yang paling bergengsi di AS, mundur setelah ditemukan kekurangan dalam penelitiannya tentang saraf.

Baca Selengkapnya

2 Syarat dari BRIN Agar Penemuan Bisa Disebut Sebagai Inovasi

14 Juli 2023

2 Syarat dari BRIN Agar Penemuan Bisa Disebut Sebagai Inovasi

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengungkapkan dua syarat agar sebuah penemuan dapat disebut sebagai inovasi.

Baca Selengkapnya

Bagaimana Artikel Ilmiah Bisa Lolos di Jurnal Bereputasi? Ini Kata Dosen Unpad

14 April 2023

Bagaimana Artikel Ilmiah Bisa Lolos di Jurnal Bereputasi? Ini Kata Dosen Unpad

Tiga peneliti Unpad membagikan pengalamannya terkait pengalaman publikasi artikel ilmiah pada jurnal internasional bereputasi tinggi.

Baca Selengkapnya

Pakar ITB Teliti Kepunahan Reptil dengan Tim Ilmuwan Dunia

6 April 2023

Pakar ITB Teliti Kepunahan Reptil dengan Tim Ilmuwan Dunia

Ilmuwan ITB Djoko T. Iskandar meneliti kepunahan reptil dan kaitannya dengan usaha konservasi tetrapoda.

Baca Selengkapnya

Rancang Alat Deteksi Jenis Malaria, Mahasiswa ITB Raih Juara Pertama Festival Ilmiah

26 Maret 2023

Rancang Alat Deteksi Jenis Malaria, Mahasiswa ITB Raih Juara Pertama Festival Ilmiah

Tim mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) merancang alat deteksi lima jenis malaria.

Baca Selengkapnya

Pakar ITB Teliti Keruntuhan Anak Krakatau 2018 untuk Pemodelan Tsunami Akurat

22 Maret 2023

Pakar ITB Teliti Keruntuhan Anak Krakatau 2018 untuk Pemodelan Tsunami Akurat

Dosen teknik geologi ITB meneliti keruntuhan tubuh Gunung Anak Krakatau sebagai tolok ukur pemodelan tsunami akurat.

Baca Selengkapnya

Psikolog UI Teliti Penyebab Bungkamnya Mahasiswa Saksi Kecurangan Akademik

17 Januari 2023

Psikolog UI Teliti Penyebab Bungkamnya Mahasiswa Saksi Kecurangan Akademik

Psikolog UI Anna Armeini Rangkuti mengidentifikasi ada empat motif utama silence mahasiswa terhadap kesaksian adanya kecurangan akdemik.

Baca Selengkapnya

Tips Menulis Esai Ilmiah dengan Baik, Mahasiswa Perlu Tahu

13 September 2022

Tips Menulis Esai Ilmiah dengan Baik, Mahasiswa Perlu Tahu

Simak tips menulis esai ilmiah yang baik dari Universitas Airlangga.

Baca Selengkapnya