TEMPO.CO, Jakarta - Yoga ternyata bekerja sebaik terapi fisik untuk menghilangkan nyeri punggung. Hasil ini didapat dari studi Annals of Internal Medicine yang dilakukan sejumlah peneliti dari Boston University School of Public Health.
Penelitian itu melibatkan 320 responden berusia 18-64 tahun dengan nyeri punggung rendah dan sedang. Para ilmuwan menugaskan para responden untuk memilih di antara 12 sesi mingguan bersama instruktur yoga, 15 sesi terapi fisik selama 12 minggu, atau pendidikan dengan buku dan buletin periodik tentang terapi nyeri punggung.
Pada kelompok yoga dan terapi, sekitar separuh dari koresponden mengalami penurunan rasa sakit dan kecacatan, serta sekitar setengahnya mengurangi konsumsi obat mereka. Berbeda dengan kelompok yoga dan terapi, sekitar seperlima koresponden kelompok pendidikan menunjukkan peningkatan fungsi fisik, 14 persen dari mereka menemukan pereda rasa sakit dan 25 persen mengurangi penggunaan obat penghilang rasa sakit.
Dari studi ini, banyak koresponden lebih memilih melakukan yoga ketimbang terapi fisik dan membaca informasi dari buku ataupun buletin periodik. Dengan perpindahan kelompok ini, para peneliti mengendalikan kelompok berdasarkan usia, ras, pendapatan, indeks massa tubuh, obat-obatan, dan variabel lainnya.
“Saya akan memberi tahu teman-teman saya agar melakukan yoga untuk masalah sakit punggung,” ujar Janice Weinberg, penulis senior dan profesor biostatistik di Boston University School of Public Health.
Ia menambahkan, pengeluaran untuk yoga lebih efektif apalagi bisa dilakukan di rumah atau di lingkungan yang memiliki dukungan sosial. “Yoga juga memiliki manfaat untuk kesehatan mental,” katanya.