Koleksi sepatu warna nude Christian Louboutin, Christeriva dan Cherrysandal. Christian Louboutin
TEMPO.CO, Jakarta - Christian Louboutin pertama kali menggebrak dunia fashion pada 2013. Ketika itu, dia meluncurkan koleksi sepatu berwarna nude yang mencuri perhatian banyak orang. Penyataan modenya saat itu adalah nude juga sebuah warna yang mesti diperlakukan seperti karakter warna lainnya.
Berangkat dari situ, keluarlah sepatu dengan sol berwarna merah menyala yang klasik, dan lima warna nude. Ini membuat Christian Louboutin menjadi desainer pertama yang memasukkan berbagai warna nude yang tampilannya seperti warna kulit sawo matang.
Selama bertahun-tahun, dia terus membangun pendekatan inklusif dengan menambahkan lebih banyak warna pada 2015, juga di 2016. Empat tahun setelah koleksi pertama tersebut, untuk musim semi 2017, kini Christian Louboutin mengumumkan koleksi sepatu nude tersedia dalam tujuh warna.
Pada koleksi sebelumnya, sileut sepatu terbatas pada flat runcing dan stiletto paten. Kini, merek tersebut mengambil pendekatan untuk menonjolkan fashion pada sepatu dengan dua heels yang lebih meriah.
Seperti dilansir dari Glamour, sepatu pertama adalah Christeriva, sepatu dengan detail pita renda di bagian pergelangan kaki dan bagian jarinya terbuka, yang terinspirasi kecintaan Christian Louboutin pada balet.
Koleksi sepatu Nude Christian Louboutin Christeriva. Christian Louboutin
Lalu ada Cherrysandal, sepatu heels platform yang besar dengan bagian belakang yang transparan sehingga memberi ilusi pada tali pergelangan kaki.
Koleksi sepatu Nude Christian Louboutin Cherrysandal. Christian Louboutin
Lookbook untuk kampanye koleksi ini diabadikan oleh fotografer Sofia dan Mauro. Dengan bertema cheerleader, melibatkan beragam model yang memamerkan koleksi sepatu Christian Louboutin terbaru sambil menggunakan pom-pom. Masing-masing sepatu dijual seharga USD 875 atau sekitar Rp 11,6 juta dan USD 895 atau sekitar Rp 12 juta.
Ramadan, Komunitas di Yogyakarta Edukasi Pecinta Fashion Rintis Karya Pemikat Wisatawan
43 hari lalu
Ramadan, Komunitas di Yogyakarta Edukasi Pecinta Fashion Rintis Karya Pemikat Wisatawan
Komunitas Indonesia Fashion Chamber (IFC) Yogyakarta meyakini, besarnya pasar wisatawan di Yogyakarta menjadi anugerah tersendiri untuk terus menghidupkan ekonomi kreatif di Kota Gudeg.
