TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah penelitian menunjukkan melakukan aktivitas fisik secara teratur, seperti berjalan atau berolahraga, dapat mengurangi risiko sakit punggung kronis hingga 16 persen.
Para peneliti menganalisis data dari 36 penelitian yang diikuti oleh hampir 160 ribu orang dari waktu ke waktu. Orang-orang tersebut tidak mengalami sakit punggung sejak awal.
Untuk menstandarisasi definisi dari berbagai penelitian ini, penulis utama peneliti di Institut Kesehatan Kerja Finlandia, Helsinki, Rhaman Shiri dan rekannya menghitung upaya fisik yang tidak terkait dengan pekerjaan, termasuk berjalan dan menaiki tangga, sebagai aktivitas fisik. Menurut mereka, orang-orang dianggap aktif jika melakukan aktivitas fisik semacam itu setidaknya satu atau dua kali seminggu selama 30 sampai 60 menit.
Para periset menemukan, orang yang sedang atau sangat aktif, memiliki risiko nyeri punggung bawah kronis sebesar 14 persen dan 16 persen. Angka ini lebih rendah dibandingkan dengan orang-orang yang berada dalam kategori paling tidak aktif.
"Tinjauan sistematis terhadap uji klinis menunjukkan olahraga mengurangi intensitas nyeri punggung bawah dan kekambuhannya," kata Shiri. Selain itu, olahraga atau aktivitas di waktu senggang lainnya juga melindungi tubuh dari nyeri punggung bawah yang kronis.
Nyeri punggung bawah kronis sendiri didefinisikan sebagai rasa nyeri pada bagian punggung bawah yang berlangsung selama tiga bulan atau lebih.
Bayi penting untuk melakukan imunisasi secara rutin agar terhindar dari bahaya kesehatan mendatang. Lantas, apa saja bahaya bagi bayi yang tidak melakukan imunisasi?
Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri
8 hari lalu
Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri
Presiden Joko Widodo atau Jokowi acap menyampaikan keresahannya soal warga negara Indonesia yang berbondong-bondong berobat ke negara lain, alih-alih dalam negeri.