Massa Tulang Hilang, Kini Ada Bone Graft dari Terumbu Karang

Reporter

Editor

Susandijani

Kamis, 22 Juni 2017 22:34 WIB

Ilustrasi. TEMPO/Dasril Roszandi

TEMPO.CO, Jakarta -Mahasiswa S1 Teknik Biomedik, Fakultas Sains dan Teknologi (FST) Universitas Airlangga Surabaya membuat bahan pengganti massa tulang yang hilang akibat pengangkatan massa tulang maupun amputasi dalam operasi pada kasus penderita kanker tulang atau osteosarcoma.

Pengganti massa tulang, atau bone graft tersebut, dibuat dari serpihan terumbu karang.

Ketua Tim Program Kreativitas Mahasiswa Penelitian Eksakta (PKM-PE), Hana Zahra Aisyah mengatakan dia bersama empat temannya melakukan penelitian ini untuk menemukan alternatif atas permasalahan yang terjadi, di mana kasus kanker tulang di Indonesia semakin bertambah.

Kanker tulang atau osteosarcoma merupakan salah satu tipe kanker yang menyerang bagian tulang manusia. Gejala penyakit ini seringkali diabaikan, karena acapkali dianggap nyeri biasa.

Penanganan dari kanker tulang dapat berupa pengangkatan massa tulang sampai amputasi. Berangkat dari permasalahan itulah, Hana Zahra Aisyah, Juliani Nurazizah Setiadiputri, Agisa Prawesti, Danang Pristiono, dan Ferisya Kusuma Sari memanfaatkan kekayaan hayati laut Indonesia berupa terumbu karang untuk dimanfaatkan menjadi bahan pengganti massa tulang.

"Di luar negeri sudah ada yang memanfaatkan terumbu karang sebagai bahan bone graft, namun terumbu karang sendiri termasuk kekayaan hayati laut yang dilindungi dibalik potensinya yang besar. Untuk itu kami ingin memaksimalkan potensinya tanpa merusak kekayaan hayati laut dengan menggunakan serpihan terumbu karang hasil gerusan ombak yang banyak terdapat di pasir-pasir pantai," kata Hana dalam keterangan resmi, Rabu 21 Juni 2017.

Dibawah bimbingan dosen Djoni Izak Rudyardjo, penelitiannya diajukan dalam program PKM-PE dengan judul "Coral Grains sebagai Bahan Baku Pembuatan Hidroksiapatit - Alginat untuk Aplikasi Bone Graft pada Kanker Tulang (Osteosarcoma)". Setelah melewati penilaian yang ketat, Dirjen Dikti penelitian ini layak memperoleh dana penelitian dari Kemenristekdikti dalam PKM 2017.

Ditambahkan oleh Hana, bahwa untuk meningkatkan kekuatan terumbu karang ini, kandidat bone graft ini juga ditambahkan dengan Alginat. Alginat merupakan bahan yang kompatibel dengan tulang dan berfungsi untuk meningkatkan kekuatan bone graft agar tidak rapuh.

"Kami ingin memberikan harapan bagi penderita kanker tulang bahwa kehilangan sebagian tulang bukanlah akhir dari segalanya. Mudah-mudahan inovasi kami ini bisa membantu mereka untuk beraktivitas kembali," tambah Agisa.

BISNIS.COM

B
aca juga :
6 Gejala Harus Pindah Kerja Meski Karir Masih Bagus
Dehidrasi Saat Mengemudi, Kondisinya Sama Buruknya dengan Mabuk



Berita terkait

Riset BRIN: Penduduk Indonesia Akan Kehilangan 2,5 Tahun Usia Harapan Hidup Akibat Polusi Udara

3 hari lalu

Riset BRIN: Penduduk Indonesia Akan Kehilangan 2,5 Tahun Usia Harapan Hidup Akibat Polusi Udara

Efek polusi udara rumah tangga baru terlihat dalam jangka waktu relatif lama.

Baca Selengkapnya

Kelebihan Punya Tinggi Badan Menjulang Menurut Penelitian

8 hari lalu

Kelebihan Punya Tinggi Badan Menjulang Menurut Penelitian

Selain penampilan, orang tinggi diklaim punya kelebihan pada kesehatan dan gaya hidup. Berikut keuntungan memiliki tinggi badan di atas rata-rata.

Baca Selengkapnya

Riset Temukan Banyak Orang Kesepian di Tengah Keramaian

49 hari lalu

Riset Temukan Banyak Orang Kesepian di Tengah Keramaian

Keramaian dan banyak teman di sekitar ak lantas membuat orang bebas dari rasa sepi dan 40 persen orang mengaku tetap kesepian.

Baca Selengkapnya

Ekosistem Laut di Laut Cina Selatan Memprihatinkan

49 hari lalu

Ekosistem Laut di Laut Cina Selatan Memprihatinkan

Cukup banyak kerusakan yang telah terjadi di Laut Cina Selatan, di antaranya 4 ribu terumbu karang rusak.

Baca Selengkapnya

Pembangunan di Laut Cina Selatan Merusak Ekosistem dan Terumbu Karang

49 hari lalu

Pembangunan di Laut Cina Selatan Merusak Ekosistem dan Terumbu Karang

Banyak pembahasan soal keamanan atau ancaman keamanan di Laut Cina Selatan, namun sedikit yang perhatian pada lingkungan laut

Baca Selengkapnya

Dua Bulan Lagi, Stanford University Bakal Groundbreaking Pusat Ekosistem Digital di IKN

31 Januari 2024

Dua Bulan Lagi, Stanford University Bakal Groundbreaking Pusat Ekosistem Digital di IKN

Stanford University, Amerika Serikat, merupakan salah satu universitas yang akan melakukan groundbreaking pusat ekosistem digital di IKN.

Baca Selengkapnya

Tinjau Pabrik Motherboard Laptop Merah Putih, Dirjen: Riset Perlu Terhubung Industri

29 Januari 2024

Tinjau Pabrik Motherboard Laptop Merah Putih, Dirjen: Riset Perlu Terhubung Industri

Dirjen Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi meninjau pabrik motherboard dan menegaskan perlunya riset terhubung dengan industri.

Baca Selengkapnya

Jatam: Tiga Pasangan Capres Terafiliasi Oligarki Tambang

22 Januari 2024

Jatam: Tiga Pasangan Capres Terafiliasi Oligarki Tambang

Riset Jatam menelusuri bisnis-bisnis di balik para pendukung kandidat yang berpotensi besar merusak lingkungan hidup.

Baca Selengkapnya

Terkini: KPA Sebut PSN Jokowi Sumbang Laju Konflik Agraria Sepanjang 2020-2023, Bandara Banyuwangi Segera Layani Penerbangan Umroh

15 Januari 2024

Terkini: KPA Sebut PSN Jokowi Sumbang Laju Konflik Agraria Sepanjang 2020-2023, Bandara Banyuwangi Segera Layani Penerbangan Umroh

Sekjen Konsorsium Pembaruan Agraria (KPA) Dewi Kartika menyebut Proyek Strategis Nasional (PSN) pemerintah era Jokowi mendorong laju konflik agraria.

Baca Selengkapnya

BRIN: Pangan Jadi Salah Satu Prioritas Riset 2023, Kejar Target Hilirisasi

28 Desember 2023

BRIN: Pangan Jadi Salah Satu Prioritas Riset 2023, Kejar Target Hilirisasi

Dominasi riset bidang pangan sejalan dengan prioritas yang diminta oleh Presiden Joko Widodo.

Baca Selengkapnya