Popularitas Kunyit Meroket, Ini Pendapat Pakar

Reporter

Editor

Susandijani

Rabu, 14 Juni 2017 20:36 WIB

Jamu kunyit asam. TEMPO/Prima Mulia

TEMPO.CO, Jakarta -Popularitas kunyit sebagai makanan super sahabat kesehatan terus meningkat, termasuk di dunia barat yang sebelumnya kurang akrab dengan bumbu dapur yang banyak digunakan di Asia Tenggara dan Selatan ini. Para pakar kesehatan di barat pun terus meneliti manfaat kunyit dan sejak awal 2016 semakin banyak toko atau swalayan yang menjual kunyit, termasuk dalam bentuk smoothies dan salad.

Menurut pakar gizi Dr. Claudia Gravaghi, zat paling penting dalam kunyit adalah curcumin yang mengandung zat antioksida dan antiperadangan yang ampuh.

"Penelitian juga menunjukkan bahwa ekstrak kunyit mampu meredakan rasa sakit dan membantu penderita radang sendi. Sebelumnya juga sudah ada bukti bahwa kunyit bisa membantu mengatasi nyeri dan pembengkakan sendi dan mengurangi peradangan penyebab kanker," jelas Gravaghi kepada Hello.


Elizabeth Wall, ahli gizi di Holland & Barrett menyatakan kunyit bisa membantu menetralkan radikal bebas, yang berbentuk dasar atom-atom yang tidak stabil dan bisa merusak sel-sel dalam tubuh sehingga menyebabkan penuaan dan penyakit.

Sementara itu, dermatolog Dr. Sweta Rai mengatakan zat dalam kunyit memiliki dampak positif buat kondisi kulit karena mampu membantu mengatasi jerawat, eksim, serta penuaan.

Karena popularitas yang terus menanjak, penelitian terhadap kunyit pun dilanjutkan untuk mengetahii apakah akar dengan daging berwarna kuning tua ini juga bisa membantu mengatasi diabetes, Alzheimer, dan depresi. Menurut Walls, penelitian memang masih dalam tahap awal tapi sudah menunjukkan prospek positif.

Hanya saja, cara untuk memasukkan zat-zat penting dalam kunyit tak bisa dibilang mudah. Kandungan cucurmin yang kecil dalam setiap makanan yang menggunakan kunyit membuat para ahli pun sukar menentukan berapa banyak kunyit yang harus dikonsumsi, belum lagi kemampuan tubuh setiap orang untuk menyerap zat dalam kunyit yang berbeda-beda.


Menurut Gravaghi, cucurmin larut dalam lemak sehingga cara efektif untuk mendapatkan kebaikannya adalah dengan mengasupnya berbarengan dengan lemak. Tanpa lemak, cucurmin sulit bereaksi di perut, masuk ke usus kecil, dan kemudian ke dalam darah, di mana manfaat terbesarnya akan disebarkan.

"Cara terbaik untuk mengasup curcumin adalah dengan bahan makanan berlemak, seperti kari atau santan," tutur Gravaghi.

Penelitian juga menunjukkan lada hitam membantu meningkatkan penyerapan curcumin oleh tubuh. Namun bila ingin merasakan manfaatnya di kulit, sebaiknya kunyit dipakaikan langsung di kulit dan bukan dikonsumsi dalam bentuk makanan. Contohnya adalah mengoleskan pasta bubuk kunyit di wajah untuk mengatasi jerawat.

Kunyit juga diklaim tak memiliki efek samping atau menyebabkan alergi karena alami dan hanya dikonsumsi dalam jumlah kecil. Tapi bila dikonsumsi terlalu banyak, kunyit bisa menyebabkan masalah pencernaan, seperti mual dan diare.

PIPIT

Artikel lain:
Penyintas Kanker, Usahakan Gaya Hidup Sehat
Berapa Banyak Keringat Keluar? Mengapa Harus Dihitung?
Liburan Sebentar Lagi, Simak 4 Kunci Agar Tubuh Tetap Langsing

Berita terkait

Saran Dokter buat Penderita Diabetes yang Mau Coba Pengobatan Herbal

20 Januari 2024

Saran Dokter buat Penderita Diabetes yang Mau Coba Pengobatan Herbal

Dokter penyakit dalam mengatakan penderita diabetes harus memahami dua hal sebelum mencoba pengobatan herbal. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Dosen UMM Teliti Obat Alami Diabetes dari Daun Kembang Bulan

1 Januari 2024

Dosen UMM Teliti Obat Alami Diabetes dari Daun Kembang Bulan

Penelitian ini menjadi penelitian pertama di Indonesia yang memanfaatkan kembang bulan sebagai obat diabetes.

Baca Selengkapnya

Dukung Perkembangan Obat Herbal dengan Tingkatkan Peran Pendidikan di Kedokteran

10 Desember 2023

Dukung Perkembangan Obat Herbal dengan Tingkatkan Peran Pendidikan di Kedokteran

Sistem pendidikan berbekal ilmu pengetahuan di bidang herbal diperlukan agar dokter bisa meresepkan obat yang bersumber dari alam atau fitofarmaka.

Baca Selengkapnya

Fitofarmaka Diharapkan Bisa Masuk JKN

4 Desember 2023

Fitofarmaka Diharapkan Bisa Masuk JKN

Dokter sebenarnya ingin meresepkan fitofarmaka untuk pasien, tapi karena tidak dijamin sehingga menggunakan pengobatan yang lain.

Baca Selengkapnya

6 Manfaat Daun Sirih Tak Hanya untuk Antiseptik, Berikut Rincian Kandungannya

24 November 2023

6 Manfaat Daun Sirih Tak Hanya untuk Antiseptik, Berikut Rincian Kandungannya

Daun sirih bagi kesehatan sudah lama dikenal sebagai obat herbal untuk berbagai gangguan kesehatan. Apa manfaatnya, apa saja kandungannya?

Baca Selengkapnya

Hati-hati Minum Jamu dan Obat Herbal Mengandung Steroid, Ini Efeknya

21 November 2023

Hati-hati Minum Jamu dan Obat Herbal Mengandung Steroid, Ini Efeknya

Pakar mengatakan konsumsi jamu dan obat-obatan herbal yang mengandung steroid dapat memicu berbagai jenis penyakit, termasuk diabetes.

Baca Selengkapnya

Deretan Potensi Manfaat Daun Kemangi untuk Kesehatan

8 November 2023

Deretan Potensi Manfaat Daun Kemangi untuk Kesehatan

Karena khasiatnya kemangi banyak diproduksi dalam bentuk kapsul sebagai suplemen maupun obat herbal.

Baca Selengkapnya

Ingin Temulawak Indonesia Setara Ginseng Korea, Pemerintah Dorong Lebih Banyak Penelitian

6 November 2023

Ingin Temulawak Indonesia Setara Ginseng Korea, Pemerintah Dorong Lebih Banyak Penelitian

Pemerintah mengajak lebih banyak peneliti dan tim dari industri untuk memperbanyak penelitian tentang temulawak.

Baca Selengkapnya

Dikenal Sebagai Daun Surga dari Kalimantan, Ini Manfaat Daun Kratom

25 Oktober 2023

Dikenal Sebagai Daun Surga dari Kalimantan, Ini Manfaat Daun Kratom

Sederet manfaat daun kratom untuk kesehatan tubuh

Baca Selengkapnya

Alasan Obat Herbal Tak Disarankan untuk Pasien Jantung

20 Oktober 2023

Alasan Obat Herbal Tak Disarankan untuk Pasien Jantung

Bukan obat herbal, berikut tiga tindakan yang dapat diberikan untuk menangani pasien serangan jantung menurut dokter.

Baca Selengkapnya