Ilustrasi persiapan mobil untuk mudik. Shutterstock.com
TEMPO.CO, Jakarta - Mudik menjelang Lebaran sudah menjadi tradisi bagi sebagian masyarakat Indonesia. Untuk menekan biaya, sebagian orang memilih membawa kendaraan pribadi, baik mobil maupun motor, dan rela menghabiskan waktu berjam-jam untuk sampai ke kampung halaman.
Kondisi tersebut tentu berisiko tinggi bagi pengendara maupun penumpang. Jika kondisi pengendara mengantuk, kelelahan, dan tetap memaksakan mengemudi, akibatnya bisa fatal.
Menurut Iskandar Abubakar, Ketua Global Road Safety Partnership (GRSP) Indonesia, penyebab lain yang memicu kecelakaan adalah jumlah penumpang yang berlebihan, kendaraan rusak karena kurang perawatan, mesin rusak akibat macet, banyaknya barang bawaan, hingga sering mengabaikan rambu lalu lintas.
"Banyak masyarakat yang kurang peduli keselamatan berkendara. Risiko lain yang sering terjadi penggunaan telepon genggam ketika mengemudi, kecepatan tinggi, tidak menggunakan helm saat bermotor, dan tidak pakai sabuk pengaman. Ini yang perlu dihindari," ujar Iskandar.
Untuk mencegah terjadinya kecelakaan dibutuhkan peran masyarakat menjadi pengguna jalan yang baik.
"Kecelakaan di jalan sebenarnya dapat dicegah dengan pemahaman yang lebih baik. Oleh karena itu, penting peran serta masyarakat untuk menghindari risiko tersebut dan mengutamakan keselamatan di jalan," tambah Paul-Henri Rastoul, CEO AXA GI Indonesia.
Mudik Lebaran 2017 Lancar, Kementeriaan PUPR Raih Penghargaan
2 Agustus 2017
Mudik Lebaran 2017 Lancar, Kementeriaan PUPR Raih Penghargaan
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) berharap kondisi jaringan jalan nasional dan semua jalan tol dalam kondisi yang lebih baik pada mudik Lebaran 2018.