Melania Trump mengenakan mantel buatan Dolce dan Rabbana di Sicilian, Catania, Italia, 26 Mei 2017. REUTERS/Guglielmo Mangiapane
TEMPO.CO, Jakarta - Melania Trump memakai mantel merek Dolce & Gabbana senilai USD 51.000 atau sekitar Rp 685 juta, saat menemani suaminya Presiden Amerika Serikat Donald Trump di acara tahunan G7 di Catania, Italia. Harga US $ 51.500 adalah jumlah uang yang sangat besar untuk satu potong pakaian.
Faktanya, harga mantel tersebut lebih tinggi dari penghasilan orang Amerika dalam setahun. Menurut Biro Statistik Tenaga Kerja Amerika Serikat, rata-rata penduduk Amerika menghasilkan USD 846 atau sekitar Rp 11 juta dalam seminggu pada kuartal terakhir 2016. Artinya, mereka memperoleh pendapatan USD 44,148 atau sekitar Rp 587 juta setahun. Baca: Terulang, Melania Trump Kembali Abaikan Tangan Donald Trump
Mantal yang dipakai Melania Trump tersebut dari koleksi fall winter 2017 Dolce & Gabbana. Coat terbuat dari bahan sutra dilengkapi dengan fitur bunga tiga dimensi beragam warna. Motif bunga pada mantel melengkapi dress dan high heels bergaya pump berwarna off-white dan berbahan jacquard yang dipakai Melania Trump.
Melania Trump mengenakan mantel buatan Dolce dan Rabbana tiba di Chierici Palace, Catania, 26 Mei 2017. AP/Domenico Stinellis
Tidak hanya saat menghadiri pertemuan pemimpin dunia yang tergabung dalam G7. Sebelumnya, saat bertemu dengan Paus Fransiskus di Vatikan, Melania Trump juga memakai dress dan kerudung hitam Dolce & Gabbana.
Sejak pekan lalu, Melania Trump menemani suaminya Presiden Donald Trump mengunjungi Arab Saudi, Israel, Vatikan, Belgia, dan Italia. Selama perjalanannya, Melania Trump memakai sepatu Chistian Louboutin, Manolo Blahnik, dan Dolce & Gabbane, serta gaun dari beberapa merek seperti Ralph Lauren dan Michael Kors Collection.
Ramadan, Komunitas di Yogyakarta Edukasi Pecinta Fashion Rintis Karya Pemikat Wisatawan
37 hari lalu
Ramadan, Komunitas di Yogyakarta Edukasi Pecinta Fashion Rintis Karya Pemikat Wisatawan
Komunitas Indonesia Fashion Chamber (IFC) Yogyakarta meyakini, besarnya pasar wisatawan di Yogyakarta menjadi anugerah tersendiri untuk terus menghidupkan ekonomi kreatif di Kota Gudeg.
