Apa yang Terjadi Ketika Sel Kanker Menyebar? Simak Kata Ahlinya
Editor
Yayuk Widiyarti
Selasa, 16 Mei 2017 18:03 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Perjuangan artis Julia Perez (36 tahun) dalam melawan sel-sel kanker stadium empat semakin berat. Sel-sel itu mengganas, merangsek masuk ke organ ginjal. Akibatnya, ia harus menjalani cuci darah. Bagaimana sel-sel kanker yang semula menjalari mulut rahim bisa sampai di ginjal?
Menurut Ketua Himpunan Onkologi Ginekologi Indonesia (HOGI), Prof. Dr. dr. Andrijono SpOG(K), pada stadium empat sel-sel kanker telah menjalar ke organ tubuh lain, bisa ke hati, paru, ginjal, dan organ vital lain.
“Untuk diketahui, terapi kanker serviks yang paling bagus sekaligus efektif ada dua, yakni penyinaran dan operasi. Kalau sudah menyebar ke seluruh tubuh, tidak mungkin melakukan penyinaran ke seluruh tubuh pasien. Kalau dioperasi, tidak mungkin di seluruh badannya. Bagaimana dengan kemoterapi? Tidak begitu mempan karena sifatnya demikian. Sifat sel kanker serviks itu tidak mempan untuk dikemoterapi,” ujar Andri.
Kanker memiliki jenis dan karakter berbeda. Kanker ovarium misalnya, tidak mempan disinar tapi bisa dikemoterapi. Berkaca dari pengalaman sejumlah penyintas kanker, mereka sempat terkecoh saat dokter mengabarkan sel kanker di tubuh mereka dinyatakan nol.
Mereka kemudian beraktivitas seperti sedia kala. Tidak disangka, beberapa tahun kemudian sel itu muncul lagi. Itu sebabnya sel-sel ini dibilang cerdas. Ada yang baru dua bulan sudah tumbuh lagi, ada yang butuh waktu menahun untuk bangkit.
“Lambat cepatnya kembalinya sel kanker tergantung pada karakter sel. Ibaratnya begini. Anda dan dua teman lari dari kantor menuju Monumen Nasional. Anda bisa berlari sejam untuk sampai di Monas, teman cukup 45 menit saja. Sementara teman yang satunya lagi tak kuat berlari. Akhirnya ia berjalan cepat. Sama-sama sampai di Monas namun durasi yang dibutuhkan berbeda. Begitu pun kembalinya sel kanker ke tubuh pasien,” jelas Andri.
Andri menambahkan, sel kanker mempunyai diferensiasi (tingkat perkembangan sel) yang berbeda. Ada yang diferensiasinya baik, sedang, dan buruk. Sel kanker yang diferensiasinya buruk memiliki kemampuan membelah diri sangat cepat sehingga mudah membahayakan kondisi kesehatan pasien. Artinya, perkembangan yang cepat membuat sel kanker mudah menginvasi organ lain. Ginjal, misalnya, merupakan saluran yang berada di samping mulut rahim.
"Ketika sel-sel kanker serviks mengganas, mereka melebar. Sel-sel itu mengimpit sekaligus menjepit saluran ginjal. Ketika ginjal terjepit, saluran kencing tidak bisa menjalankan fungsi secara optimal. Ginjal mengalami pelebaran dan lama-lama tidak berfungsi. Satu-satunya solusi memang cuci darah. Menjalani transplantasi ginjal pun tidak bisa. Patut diingat, syarat transplantasi ginjal tidak boleh ada sel kanker,” kata Andri.
Tanpa bermaksud menakut-nakuti, ketika kanker memasuki stadium empat, kita tidak lagi berbicara tentang angka harapan hidup lima tahun ke depan melainkan satu tahun ke depan. Selain itu, perawatan yang diberikan kepada pasien adalah menghilangkan keluhan yang dirasakan.
“Misalnya, pasien muntah-muntah. Maka, kita berikan obat antimuntah. Pasien mual, kita berikan obat antimual untuk menjaga nafsu makan pasien tetap baik. Pasien susah tidur, kita berikan obat supaya pasien merasa lebih baik dan bisa memejamkan mata. Kuncinya adalah memperbaiki kualitas hidupnya,” papar Andri.
TABLOIDBINTANG
Artikel lain:
Dilarang Menahan Kentut, Perut Melembung Taruhannya
12 Hal yang Harus Dilakukan Setelah Lomba Lari
5 Alasan Jangan Berharap Dapat Pacar dari Medsos