TEMPO.CO, Jakarta -Hati-hati bagi pengguna loofah. Terlebih bagi yang sudah ketergantungan, serasa tak mandi bila tak pakai loofah. Ternyata loofah berpotensi menjadi sarang kuman dan bakteri. " Penyimpanan loofah di kamar mandi yang lembab dan kotor, dapat membuat jamur, kuman dan bakteri berkembangbiak," kata J. Matthew Knight, MD, dermatolog Orlando dari Ksatria Dermatology Institute seperti dikutip TEMPO dari Womens Health Mag.
Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Clinical Microbiology menemukan bahwa loofah merupakan sarang kuman dan bakteri. Bukannya membersihkan tubuh, loofah dapat menambah kuman di kulit tubuh serta menyebabkan iritasi dan infeksi pada kulit jika kita menggosok kulit dan mencukur bulu halus. Ksatria Dermatology Institute memperkirakan 9 dari 10 dermatologists merekomendasikan penggunaan loofah.
Biasanya wanita sering menggunakan loofah untuk mengangkat sel-sel kulit mati saat mandi. Ada baiknya Anda melakukan pencegahan terinfeksi dari bakteri dan kuman dari loofah. Caranya, mengganti setiap 3 sampai 4 minggu loofah yang terbuat dari bahan alami, dan 2 bulan sekali untuk loofah yang terbuat dari bahan plastik,” kata dermatolog Sejal Shah, MD di New York.
Agar dapat bertahan lebih lama, jangan meninggalkan loofah di kamar mandi. Tempat yang lembab dapat merangsang bakteri berkembangbiak. Sebaiknya, biarkan loofah kering di tempat yang kurang lembab seperti di jendela yang terbuka. Para peneliti Journal of Clinical Microbiology merekomendasikan loofah yang berasal dari bahan alami bukan berbahan plastik, rajin disinfeksi dengan pemutih. Shah merekomendasikan merendamnya dalam larutan pemutih yang diencerkan selama 5 menit seminggu sekali.
Anda juga dapat mempertimbangkan mengganti loofah dengan kain lap. Jika Anda meninggalkannya di kamar mandi, kata Knight. Kain lap lebih sederhana perawatannya tinggal sering dicuci dan tidak memberikan kesempatan bakteri dan kuman untuk berkembangbiak sehingga bisa menjadi pilihan yang lebih sanitasi.
