Mengapa Kepribadian Ambiver Terbanyak di Dunia

Reporter

Senin, 8 Mei 2017 19:01 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Selain ektrover dan introver ternyata ada jenis kepribadian lainnya, yakni, ambiver. Jika ekstrover cenderung menyukai keramaian dan introver cenderung merasa nyaman di suasana yang tenang, maka ambiver bisa beradaptasi di kedua lingkungan tersebut.

Studi mengenai ambiver dilakukan pertama kali oleh psikiater asal Swiss, Carl Gustav Jung, pada 1920. Namun baru pada 1940 ia mampu menjelaskan jenis kepribadian ambiver secara rinci.

Dalam buku Psychological Types, Jung menulis bahwa jumlah orang berkepribadian ambiver lebih banyak ketimbang ekstrover dan introver.

“Ia (ambiver) merupakan kelompok menengah yang luas,” ucap Jung.

Pendapat Jung diperkuat hasil penelitan Dr. Adam Grant, psikolog asal Universitas Pennsylvania. Ia menegaskan, setengah hingga dua per tiga populasi manusia memiliki kepribadian ambiver.

“Kira-kira hanya sepertiga dari penduduk dunia yang memiliki kepribadian ekstrover dan introver yang dominan,” ungkap Adam.

Kenapa jumlah orang berkepribadian ambiver lebih besar? Pada dasarnya, tidak ada orang yang 100 persen introver ataupun ekstrover. Jung menyebut, setiap orang sebenarnya memiliki sisi ekstrover maupun introver tetapi dengan kadar yang berbeda-beda.

“Tidak ada orang yang introver murni atau ekstrover murni. Jika ada, orang seperti itu akan berada di rumah sakit jiwa,” ungkap Jung.

TABLOIDBINTANG

Berita lainnya:
6 Ramuan yang Bikin Payudara Kencang Secara Alami
Bukan Rehabilitasi yang Bikin Sammy Simorangkir Lepas dari Narkoba
Dilarang Memencet Komedo, Ini Alasannya

Berita terkait

Kontribusi Riset Humaniora untuk Masyarakat Rentan

22 Desember 2021

Kontribusi Riset Humaniora untuk Masyarakat Rentan

Pentingnya integrasi riset sosial humaniora untuk proses penyusunan kebijakan terhadap masyarakat rentan yang terdampak pandemi.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Dorong Peran Peneliti Perempuan di Tiga Sektor

17 Maret 2021

Pemerintah Dorong Peran Peneliti Perempuan di Tiga Sektor

Kementerian Riset dan Teknologi mendorong peneliti perempuan berperan di sektor kebencanaan, kesehatan, dan humanoria sosial.

Baca Selengkapnya

4 Cara Rembulan Mempengaruhi Hidup Manusia

12 Mei 2017

4 Cara Rembulan Mempengaruhi Hidup Manusia

Bulan diyakini dapat mempengaruhi seseorang secara emosional.

Baca Selengkapnya

Bukan Ekstrover atau Introver, Berarti Anda Seorang Ambiver?

8 Mei 2017

Bukan Ekstrover atau Introver, Berarti Anda Seorang Ambiver?

Ambiver merupakan jenis kepribadian campuran antara introver dan ekstrover. Seperti apa ambiver?

Baca Selengkapnya

Bicara dengan Hewan Tanda Kecerdasan atau Kekanak-kanakan?

13 April 2017

Bicara dengan Hewan Tanda Kecerdasan atau Kekanak-kanakan?

Proses mengenali pikiran pada manusia lain sama dengan proses psikologis menganggap hewan atau benda mati.

Baca Selengkapnya

Cara Warga Amerika Saling Bantu dan Berbagi dengan Tetangga

20 Maret 2017

Cara Warga Amerika Saling Bantu dan Berbagi dengan Tetangga

Hidupkan kembali semangat gotong royong dan berbagi dengan
tetangga.

Baca Selengkapnya

Tren Gaya Hidup Minimalis, Apa Manfaatnya?

20 Maret 2017

Tren Gaya Hidup Minimalis, Apa Manfaatnya?

Kini, kata minimalis tidak hanya identik dengan gaya
dekorasi.

Baca Selengkapnya

Memahami Karakter Social Climber dari Tokoh Mia

6 Februari 2017

Memahami Karakter Social Climber dari Tokoh Mia

Mia bekerja sebagai pramusaji, namun kerap bergaya hidup
mewah.

Baca Selengkapnya

4 Tipe Orang Pemilik Sifat Ceria, Anda Salah Satunya?

17 Januari 2017

4 Tipe Orang Pemilik Sifat Ceria, Anda Salah Satunya?

Memiliki sifat ceria memberi berbagai keuntungan.

Baca Selengkapnya

Apakah Kelewat 'Pede' Memberikan Kesan Sombong?  

8 Januari 2017

Apakah Kelewat 'Pede' Memberikan Kesan Sombong?  

Memiliki rasa kepercayaan diri memang penting, tapi...

Baca Selengkapnya