Penyakit yang Paling Banyak di Indonesia versi Pakar asal Austria

Reporter

Minggu, 7 Mei 2017 17:11 WIB

Ilustrasi sakit flu. Shutterstock.com

TEMPO.CO, Jakarta - Pakar penyakit infeksi asal Austria, Prof. Dr. Wolfgang Graninger, memberikan kuliah umum mengenai berbagai penyakit yang terdapat di daerah tropis di Medical University of Vienna, Austria, Rabu malam, 3 Mei 2017, waktu setempat.

Dalam kuliahnya, Graninger menyebutkan beberapa jenis penyakit yang disebabkan oleh bakteri, virus, atau parasit, seperti tetanus, hepatitis A dan B, tifus, demam berdarah, malaria, chikungunya, dan HIV yang kerap terjadi di wilayah ekuator. Selain memaparkan jenis penyakit beserta gejala dan penularannya, Graninger juga menunjukkan data terkait angka prevalensi masing-masing penyakit di setiap negara di kawasan tropis, khususnya negara-negara Asia Tenggara, seperti Malaysia dan Indonesia.

“Iklim ekuator berperan besar dalam proses penyebaran penyakit tropis, khususnya dalam kasus penyebaran virus yang dibawa oleh nyamuk, seperti malaria dan demam berdarah,” ujar Graninger. Kemudian, dalam sesi pembahasan mengenai penyakit flu burung, Graninger menujukkan sejumlah strategi yang telah diambil Pemerintah Indonesia dalam menanggulangi penyebaran virus tersebut pada 2005, termasuk program kampanye ke daerah-daerah, provinsi, dan kabupaten di wilayah Jawa.

Graninger merupakan pakar penyakit infeksi, khususnya penyakit tropis, dan obat-obatan laboratorium. Pada 1990 dia diangkat sebagai profesor di Medizine Universität Wien atau Universitas Kedokteran Wina. Dia juga pernah mengepalai Departemen Klinis Bidang Infeksi dan Obat-Obatan Tropis di Allgemeines Krankenhaus der Stadt Wien (Rumah Sakit Umum di Wina).

Di samping aktif dalam berbagai riset dan menjadi editor dalam beberapa jurnal ilmiah di bidang medis, Graninger juga telah menghasilkan ratusan publikasi ilmiah. Pria kelahiran Salzburg, 26 November 1948 tersebut, juga aktif dalam berbagai organisasi, seperti American Society of Microbiology dan International Society of Infectious Disease.

Hasil risetnya mengenai penggunaan antibiotik clindamycin dalam terapi malaria menjadi rujukan WHO terkait rekomendasi penanganan kasus malaria tropika. Peraih gelar "Teacher of The Year 1996" tersebut pensiun dari Medizine Universität Wien pada tahun 2014.

Acara kuliah umum Prof. Graninger di Medical University of Vienna itu dibuka oleh Kuasa Usaha Ad Interim KBRI Wina Febrian A. Ruddyard. Dalam sambutannya di hadapan sekitar 50 orang undangan dari kalangan akademisi di Austria tersebut, Febrian menyampaikan apresiasi atas inisiatif Austrian–Indonesia Society yang telah menggagas kegiatan tersebut.

Austrian-Indonesia Society (AIS) merupakan sebuah organisasi yang beranggotakan komunitas diaspora Indonesia di seluruh Austria. Organisasi nirlaba yang dibentuk 8 Mei 1959 tersebut bertujuan untuk meningkatkan kualitas kontak antarmanusia antara masyarakat Indonesia dan Austria. AIS saat ini diketuai oleh Prof. Dr. A Min Tjoa, seorang Warga Negara Austria keturunan Indonesia yang juga menjabat sebagai Direktur Institute of Software Technology and Interactive Systems di Vienna University of Technology. Prof. Graninger sendiri menjabat sebagai wakil ketua AIS.

BISNIS

Artikel lain:
Isi CV yang Tunjukkan Anda Tidak Profesional
7 Jurus Menghadapi Pasangan yang Membosankan
Menangkap 7 Pesona dari Perempuan yang Hobi Membaca

Berita terkait

Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

11 jam lalu

Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

Jokowi mengatakan kemampuan produksi dokter spesialis Indonesia hanya 2.700 per tahun.

Baca Selengkapnya

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

2 hari lalu

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

Bayi harus menjalani imunisasi karena beberapa alasan tertentu yang akan dibahas dalam artikel ini.

Baca Selengkapnya

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

2 hari lalu

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

Bayi penting untuk melakukan imunisasi secara rutin agar terhindar dari bahaya kesehatan mendatang. Lantas, apa saja bahaya bagi bayi yang tidak melakukan imunisasi?

Baca Selengkapnya

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

10 hari lalu

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

PT Indordesa-- anak perusahaan PT Konimex, meluncurkan produk makanan nutrisi dan perawatan kesehatan, FontLife One, di Kota Solo, Jawa Tengah.

Baca Selengkapnya

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

11 hari lalu

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

Kehadiran itu membahayakan tujuan perjanjian, yaitu mengatur keseluruhan daur hidup plastik untuk melindungi kesehatan manusia dan lingkungan.

Baca Selengkapnya

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

11 hari lalu

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

Presiden Joko Widodo atau Jokowi acap menyampaikan keresahannya soal warga negara Indonesia yang berbondong-bondong berobat ke negara lain, alih-alih dalam negeri.

Baca Selengkapnya

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

12 hari lalu

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

Ternyata lima masalah ini menjadi penyebab penderita diabetes sulit tidur.

Baca Selengkapnya

Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

12 hari lalu

Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

Proyek penelitian di 13 negara ini bertujuan meningkatkan kesadaran global tentang bahan kimia berbahaya dalam plastik daur ulang

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

12 hari lalu

Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

Presiden Jokowi mengungkapkan PR besar Indonesia di bidang kesehatan. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Pakta Konsumen Nasional Minta Pemerintah Penuhi Hak Konsumen Tembakau

16 hari lalu

Pakta Konsumen Nasional Minta Pemerintah Penuhi Hak Konsumen Tembakau

Pakta Konsumen Nasional meminta pemerintah untuk memenuhi hak konsumen tembakau di Indonesia.

Baca Selengkapnya