Myeloma, Jarang Terjadi, tapi Angka Kematiannya Tinggi

Reporter

Editor

Susandijani

Selasa, 2 Mei 2017 10:00 WIB

Ilustrasi penderita kanker. shutterstock.com

TEMPO.CO, Jakarta - Myeloma adalah kanker darah yang jarang terjadi, tapi memiliki angka kematian yang tinggi. Penyakit yang kadang disebut juga multiple myeloma ini ditandai dengan pertumbuhan sel plasma dalam darah yang tidak terkendali sehingga menyebabkan peningkatan kadar salah satu immunoglobulin dalam tubuh. Istilah medis yang sering dipakai adalah monoklonal gamopati.

"Myeloma adalah kanker darah, tapi tak separah leukemia. Penyakit ini tak memiliki gejala khusus atau tanda-tanda pada usia yang lebih muda," kata Dr Toman L. Toruan SpPD, KHOM, dari RS Pondok Indah Jakarta, pekan lalu.

Myeloma biasanya menyerang orang yang berusia lanjut, dengan puncaknya pada 65-74 tahun, dan diikuti kelompok usia 75-84 tahun. Meski tak ada gejala yang bisa dilihat jauh sebelumnya, seseorang yang sudah terserang penyakit ini biasanya akan mengalami beberapa gejala. Di antaranya pucat dan lekas lelah akibat anemia, nyeri pada tulang, tidak nafsu makan, dan demam yang hilang-timbul.

Untuk memastikan diagnosis, ada serangkaian pemeriksaan yang perlu dilakukan. Pertama, pemeriksaan darah untuk menentukan kadar hemoglobin, fungsi ginjal, kadar elektrolit, terutama kalsium, elektroforesis, dan imunofiksasi untuk menentukan ada atau tidaknya peningkatan imunoglobulin dalam darah.

Kedua, pemeriksaan pencitraan untuk mencari serta menentukan lokasi tulang keropos atau bahkan patah. Ketiga, pemeriksaan genetik untuk melihat apakah gangguan kromosom yang menyebabkan myeloma.

Saat ini banyak ditemukan obat baru untuk mengurangi gejala penyakit tersebut semaksimal mungkin. Pengobatan myeloma dibagi dalam tiga tahap, yakni induksi, konsolidasi, dan rumatan atau maintenance.

Induksi bertujuan menghilangkan sel-sel kanker sebanyak mungkin agar badan pasien bersih dari penyakit. Obat-obatan yang sering dipakai dalam tahapan ini adalah siklofosfamid, dexamethason, thalidomide, bortezomib, dan lenalidomide. Obat-obatan tersebut dipakai secara kombinasi, bukan dalam pemakaian tunggal. Lama pengobatan induksi sekitar 4-6 bulan.

Konsolidasi dilakukan terutama pada pasien yang memiliki penyakit risiko tinggi atau dapat kambuh lagi dalam waktu singkat. Pengobatan tahap ini memakai metode transplantasi sumsum tulang, baik autologous transplant (donor stem cell atau sel punca dari tubuh pasien sendiri) atau allogeneic transplant (donor sel punca dari tubuh orang lain yang cocok). Pengobatan konsolidasi membutuhkan waktu satu bulan, tapi observasi sesudah tindakan berlangsung hingga setahun.

Setelah bersih dari penyakit atau berhasil melewati konsolidasi, selanjutnya pasien harus menjalani pengobatan rumatan atau maintenance. Tujuannya, menjaga kondisi bebas penyakit yang telah tercapai. Tahapan ini merupakan yang paling panjang dan obat-obatan yang sering dipakai adalah thalidomide atau lenalidomide.

Untuk kasus myeloma yang cukup bandel, pasien dapat ditawari mengikuti pengobatan dalam kerangka clinical trial atau percobaan klinis. Pengobatan dalam kerangka percobaan klinis bukan untuk menjadikan pasien sebagai kelinci percobaan, tapi penilaian efektivitas obat-obat baru pada kasus penyakit yang sulit.

PIPIT

Berita lain:
May Day, Kisah Pekerja Perempuan yang Pilu dan Konyol
Kulitmu Berminyak tapi Mendadak Jadi Kering, Cek 7 Pemicunya

Berita terkait

Imigran Laos Pengidap Kanker Menangi Lotere Jackpot AS Sebesar Rp21 Triliun

2 hari lalu

Imigran Laos Pengidap Kanker Menangi Lotere Jackpot AS Sebesar Rp21 Triliun

Pemenang lotere jackpot bersejarah Powerball Amerika Serikat senilai lebih dari Rp21 triliun adalah seorang imigran dari Laos pengidap kanker

Baca Selengkapnya

Cara Mengendalikan Nyeri pada Pasien Kanker Menurut Dokter

3 hari lalu

Cara Mengendalikan Nyeri pada Pasien Kanker Menurut Dokter

Dokter menjelaskan cara mengendalikan nyeri pada pasien kanker. Berikut yang perlu dilakukan.

Baca Selengkapnya

Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

5 hari lalu

Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

Raja Charles III sudah mendapat izin dari tim dokter untuk kembali bertugas setelah menjalani pengobatan kanker.

Baca Selengkapnya

Gaya Hidup Kebaratan Bikin Kasus Kanker pada Orang Muda Meningkat

9 hari lalu

Gaya Hidup Kebaratan Bikin Kasus Kanker pada Orang Muda Meningkat

Gaya hidup tidak sehat dan cenderung kebarat-baratan memicu pasien kanker usia muda semakin banyak.

Baca Selengkapnya

Memahami Penyembuhan Kanker Darah dengan Sel Punca

10 hari lalu

Memahami Penyembuhan Kanker Darah dengan Sel Punca

Dokter menjelaskan metode penyembuhan kanker darah dengan melakukan transplantasi sel punca atau stem cell. Simak penjelasannya.

Baca Selengkapnya

Hindari Paparan Zat Asing untuk Cegah Kanker Darah

10 hari lalu

Hindari Paparan Zat Asing untuk Cegah Kanker Darah

Masyarakat diminta menghindari paparan zat asing demi mencegah risiko kanker darah. Apa saja yang dimaksud?

Baca Selengkapnya

Hati-hati, Asap Rokok Tingkatkan Risiko Kanker Paru hingga 20 Kali Lipat

12 hari lalu

Hati-hati, Asap Rokok Tingkatkan Risiko Kanker Paru hingga 20 Kali Lipat

Hati-hati, asap rokok dapat meningkatkan 20 kali risiko utama kanker paru, baik pada perokok aktif maupun pasif. Simak saran pakar.

Baca Selengkapnya

Sering Diabaikan, Padahal Peradangan Berisiko Penyakit Jantung sampai Kanker

15 hari lalu

Sering Diabaikan, Padahal Peradangan Berisiko Penyakit Jantung sampai Kanker

Peradangan yang terlalu sering berbahaya bagi kesehatan dan kita kerap mengabaikan dampaknya, yakni penyakit kronis.

Baca Selengkapnya

Angka Kematian Tinggi, Jangan Sampai Telat Deteksi Kanker Mulut

16 hari lalu

Angka Kematian Tinggi, Jangan Sampai Telat Deteksi Kanker Mulut

Kanker mulut merupakan salah satu kasus keganasan dengan angka kematian yang tinggi sehingga deteksi dini adalah kunci keberhasilan mengatasinya.

Baca Selengkapnya

Mengenal Kanker Prostat yang Diderita OJ Simpson, Siapa yang Berpotensi Diserang Jenis Kanker Ini?

18 hari lalu

Mengenal Kanker Prostat yang Diderita OJ Simpson, Siapa yang Berpotensi Diserang Jenis Kanker Ini?

OJ Simpson meninggal setelah melawan kanker prostat. Lantas, apa jenis kanker tersebut dan siapa yang berpotensi mengalaminya?

Baca Selengkapnya