Penjelasan Ahli tentang Fase Pubertas sampai Menopause

Reporter

Editor

Rini Kustiani

Kamis, 27 April 2017 16:00 WIB

Ilustrasi ibu menggendong anak. shutterstock.com

TEMPO.CO, Jakarta - Masalah kesehatan reproduksi perempuan tidak boleh diabaikan mengingat kualitas reproduksi sangat menentukan kualitas generasi berikutnya. Gangguan kesehatan reproduksi perempuan terjadi di semua tahapan kehidupan. Karena itu, sangat dianjurkan melakukan pemeriksaan medis secara teratur dan deteksi dini.

Perempuan sendiri mengalami berbagai fase reproduksi dalam kehidupannya, mulai masa pubertas, menstruasi, kehamilan, pramenopause, hingga menopause. Dalam masa-masa tersebut, kaum Hawa akan menghadapi berbagai macam permasalahan yang berbeda di setiap tahapan usia. Baca: Ciri-ciri Haid yang Normal

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), kesehatan reproduksi meliputi kesejahteraan fisik, mental, dan sosial yang utuh. Tidak hanya bebas dari penyakit atau kecacatan, perempuan juga harus memperhatikan segala aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi serta fungsi dan prosesnya. Baca juga: Kontroversi Soal Selaput Dara Buatan

Sayangnya, kesadaran bahwa kesehatan reproduksi harus diperhatikan pada setiap tahapan usia masih rendah. Hal ini terbukti dari pasien-pasien yang berkonsultasi mengenai kesehatan reproduksi biasanya sudah memiliki masalah, dari menstruasi yang tidak teratur sampai ketidaksuburan.

“Reproduksi merupakan bagian penting dari kualitas hidup seorang perempuan karena ia akan menjadi ibu dan mengandung anak yang akan meneruskan generasi ke depan. Sistem reproduksi perempuan mencakup seluruh komponen serta mempengaruhi fisik dan sosial seorang ibu,” kata Dr Yassin Yanuar MIB, SpOG, Direktur Utama Bamed Health Care, pada seminar "Sehat Reproduksi Milik Segala Usia" di Jakarta, Selasa, 25 April 2017.




Tiga masalah reproduksi yang paling penting tentu saja menstruasi, kehamilan, dan menopause. Kesehatan yang menyangkut tiga hal itu harus diperhatikan secara benar agar tidak mengalami masalah yang lebih serius.

Masalah reproduksi yang sering dialami wanita usia remaja atau dewasa adalah menstruasi, yakni proses alami yang dilewati perempuan dewasa usia reproduktif secara periodik. “Perubahan siklus menstruasi dapat menjadi tanda adanya kondisi medis tertentu dan dapat mempengaruhi kualitas hidup perempuan. Gangguan menstruasi dapat dialami siapa saja: remaja, dewasa, atau yang sudah menopause,” ujar Dr Dwi Priangga, SpOG.

Setelah menikah, wanita akan mengalami kehamilan. Pada masa ini pula, ia perlu mempersiapkan kehamilannya demi kualitas kesehatan bayi dan dirinya sendiri. Menurut Dr Rully Ayu Nirmalasari SpOG, empat dari sepuluh wanita mengaku kehamilannya tidak direncanakan.

“Persiapan untuk kehamilan atau prakonsepsi idealnya meliputi identifikasi ada-tidaknya faktor kebiasaan, kesehatan, sosial, serta lingkungan yang dapat mempengaruhi kesuburan dan kehamilan, sehingga dapat dilakukan intervensi berupa edukasi hingga terapi yang sesuai,” tuturnya. Tujuannya adalah kesehatan janin dan ibunya baik.

PIPIT



Berita lainnya:
6 Hal yang Bikin Lawan Jenis Tertarik Kepadamu
Emmanuel Macron dan Brigitte, Kisah Cinta Terpaut 24 Tahun

Berita terkait

Stunting Jadi Masalah Bersama, Edukasi Antar Pihak Harus Dilakukan

49 hari lalu

Stunting Jadi Masalah Bersama, Edukasi Antar Pihak Harus Dilakukan

Stunting masih menjadi masalah bersama. Perlu kolaborasi antar pihak untuk menyelesaikan stunting yang masih jadi perhatian.

Baca Selengkapnya

Alasan Endometriosis Disebut sebagai Penyakit Perkotaan

52 hari lalu

Alasan Endometriosis Disebut sebagai Penyakit Perkotaan

Penelitian di Eropa menunjukkan naiknya kasus endometriosis banyak terjadi di kota karena pengaruh polusi udara yang tinggi.

Baca Selengkapnya

7 Sumber Konflik Pernikahan Menurut Konselor

21 Januari 2024

7 Sumber Konflik Pernikahan Menurut Konselor

Konselor pernikahan memaparkan tujuh sumber konflik dalam rumah tangga. Apa saja dan bagaimana mengatasinya?

Baca Selengkapnya

Alasan Perlunya Sosialisasi Kesehatan Reproduksi pada Orang Tua dan Anak

20 Juni 2023

Alasan Perlunya Sosialisasi Kesehatan Reproduksi pada Orang Tua dan Anak

Pendidikan kesehatan reproduksi tak hanya diberikan di sekolah. Orang tua juga perlu memberikan edukasi tentang hal tersebut kepada anak.

Baca Selengkapnya

Cegah Seks Bebas, Pentingnya Remaja Putri Pahami Kesehatan Reproduksi

1 Mei 2023

Cegah Seks Bebas, Pentingnya Remaja Putri Pahami Kesehatan Reproduksi

Remaja putri perlu menjaga kesehatan reproduksi dan menghindari seks bebas untuk mencegah penularan penyakit menular seksual, kehamilan di luar nikah.

Baca Selengkapnya

Perlunya Peran Orang Tua Edukasi Anak Perempuan Kesehatan Reproduksi

15 April 2023

Perlunya Peran Orang Tua Edukasi Anak Perempuan Kesehatan Reproduksi

Orang tua harus bisa menjadi sumber pengetahuan utama bagi anak perempuan tentang masalah kesehatan reproduksi, terutama jika sudah menstruasi.

Baca Selengkapnya

Perlunya Pendidikan Seks sejak Dini untuk Lindungi Anak dari Kejahatan Seksual

9 Januari 2023

Perlunya Pendidikan Seks sejak Dini untuk Lindungi Anak dari Kejahatan Seksual

Pemerhati anak mengatakan pendidikan seks sejak dini bisa melindungi anak dari kejahatan seksual. Bagaimana caranya?

Baca Selengkapnya

CISDI Kritik Pasal Pidana soal Alat Kontrasepsi di RKUHP: Beri Dampak Buruk

3 Desember 2022

CISDI Kritik Pasal Pidana soal Alat Kontrasepsi di RKUHP: Beri Dampak Buruk

CISDI menyampaikan kritik atas dua pasal kesehatan di Rancangan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (RKUHP).

Baca Selengkapnya

Berapa Lama Terjadi Kehamilan setelah Bercinta?

25 Agustus 2022

Berapa Lama Terjadi Kehamilan setelah Bercinta?

Kesehatan umum dan reproduksi juga berperan dalam menentukan apakah kehamilan bisa terjadi dengan cepat atau tidak.

Baca Selengkapnya

Pentingnya Persiapan Pasangan sebelum Menikah demi Kesehatan Reproduksi

28 Juni 2022

Pentingnya Persiapan Pasangan sebelum Menikah demi Kesehatan Reproduksi

Persiapan untuk berkeluarga perlu dimulai sejak memasuki usia remaja. Salah satu tujuannya menjaga kesehatan reproduksi kelak.

Baca Selengkapnya