Depresi, Gejalanya Sering Diabaikan! Begini Kata Ahli  

Reporter

Editor

Susandijani

Rabu, 12 April 2017 08:00 WIB

Ilustrasi pria sakit. Nbc.news.com

TEMPO.CO, Jakarta - Gejala psikiatri seperti depresi dan kecemasan sering muncul pada pasien dengan berbagai kondisi penyakit, termasuk stroke.

Seperti diungkapkan Spesialis Kedokteran Jiwa dari Klinik Psikosomatik RS Omni Alam Sutera, Tanggerang Dr Andri SpKJ, bahwa kini sering ditemukan depresi sebagai manifestasi dari kondisi pasca stroke. “Penelitian menunjukkan, hampir 70 persen pasien yang mengalami stroke juga mengalami episode depresi,” katanya dalam acara Neuropsychiatric on Alzheimer Diseases and Depression, di Jakarta 8 April 2017. Ditambahkan juga bahwa hampir 30 persen yang pernah mengalami stroke akan mengalami depresi.

Dengan besarnya prevalensi tersebut, Andri wanti-wanti agar mengantisipasi adanya gangguan perasaan atau depresi, jika kondisi stroke terjadi.

Pada beberapa kasus, kondisi depresi pasca stroke, bisa terjadi dalam dua minggu setelah stroke terjadi. Ini bisa dikaitkan pada masalah disfungsi dan disabilitas dari pasien tersebut.

Menurut Andri, permasalahan depresi pada pasien stroke sebetulnya lebih dikaitkan pada saat rehabilitasi. “Pasien yang mengalami depresi pasca stroke biasanya akan lebih sulit melakukan rehabilitasi, dan ini akan meningkatkan angka mortalitas atau kematian dari pasien stroke sendiri,” katanya.

Sayangnya dari berbagai penelitian, disebutkan bahwa depresi pasca stroke ini jarang didiagnosis atau under diagnosis. Mungkin beberapa dokter menganggap stroke dan depresi ini tidak saling berkaitan. Atau kata Andri, mungkin juga karena gejala-gejala stroke seperti sulit tidur, merasa tidak berdaya dan merasa kelelahan merupakan gejala stroke itu sendiri dan dianggap tidak terkait dengan depresinya. “Ada pula yang mengatakan depresi adalah reaksi normal dari kondisi stroke itu sendiri, padahal tidak demikian,” katanya.

Karenanya, dalam dua minggu pertama setelah terjadinya serangan stroke, diharapkan dokter sudah mampu untuk melakukan skrining awal kepada pasien yang mengalami depresi. Jika diabaikan, maka proses penyembuhan seperti disebutkan dalam presentasinya bisa menjadi lambat, bahkan bisa mundur sampai dua tahun. Belum lagi kualitas hidup yang menjadi buruk, dan risiko kematian pun menjadi lebih besar.

Berbagai terapi depresi ini, kini sudah lengkap tersedia. Kerjasama lintas keahlian, mungkin sangat penting dilakukan. “Pentingnya adalah mengenali gejala segera, karena dengan pengobatan lebih awal, maka terapi akan lebih bermanfaat untuk pasien dan mencegah stroke datang kembali,” katanya.

SUSAN

Baca juga :
8 Pekerjaan Unik tapi Nyata, Anda Berminat?
Psikolog dan Psikiater Itu Tak Sama, Berikut Penjelasannya
Gaji Besar Plus-plus, Hooters Girl: Saya Beruntung

Berita terkait

Cara Membantu Penderita Hoarding Disorder, Gangguan Mental Suka Menimbun Barang

2 hari lalu

Cara Membantu Penderita Hoarding Disorder, Gangguan Mental Suka Menimbun Barang

Hoarding disorder adalah gangguan kesehatan mental yang membuat orang ingin terus mengumpulkan barang hingga menumpuk.

Baca Selengkapnya

Gejala Awal Orang dengan Gangguan Jiwa yang Perlu Diperhatikan

18 Februari 2024

Gejala Awal Orang dengan Gangguan Jiwa yang Perlu Diperhatikan

Psikolog mengatakan umumnya gejala awal orang dengan gangguan jiwa ialah perubahan emosi maupun perilaku yang mendadak dan cenderung ekstrem.

Baca Selengkapnya

Psikolog Ungkap 3 Penyebab Orang Alami Gangguan Jiwa

17 Februari 2024

Psikolog Ungkap 3 Penyebab Orang Alami Gangguan Jiwa

Psikolog menjelaskan ada tiga faktor penyebab gangguan jiwa, mulai dari keturunan hingga paparan lingkungan.

Baca Selengkapnya

Jangan Minta ODGJ yang Baru Pulih Hidup seperti Dulu atau Kondisinya akan Memburuk Lagi

16 Februari 2024

Jangan Minta ODGJ yang Baru Pulih Hidup seperti Dulu atau Kondisinya akan Memburuk Lagi

Jangan menuntut ODGJ yang sudah dinyatakan pulih dengan obat untuk kembali hidup sempurna. Ini yang perlu dipahami keluarga pasien.

Baca Selengkapnya

Caleg Stres dan Depresi karena Gagal di Pileg 2024, Begini Penanganannya

14 Februari 2024

Caleg Stres dan Depresi karena Gagal di Pileg 2024, Begini Penanganannya

Apa saja layanan psikologis yang disediakan sejumlah rumah sakit melayani para caleg stres dan depresi akibat gagal dalam Pileg 2024?

Baca Selengkapnya

Psikiater Ingatkan Hasil Pemilu 2024 Bisa Picu Gangguan Mental pada Pemilik Komorbid

13 Februari 2024

Psikiater Ingatkan Hasil Pemilu 2024 Bisa Picu Gangguan Mental pada Pemilik Komorbid

Psikiater menuturkan gangguan mental setelah Pemilu 2024 dapat memperparah kondisi pemilik komorbid. Ini yang perlu dilakukan.

Baca Selengkapnya

Risiko Caleg Stres dan Alami Gangguan Jiwa Setelah Gagal Terpilih di Pemilu 2024

8 Februari 2024

Risiko Caleg Stres dan Alami Gangguan Jiwa Setelah Gagal Terpilih di Pemilu 2024

Menjelang Pemilu 2024, beberapa kota termasuk DKI Jakarta dan Cianjur sediakan layanan kesehatan jiwa bagi caleg stres karena gagal terpilih.

Baca Selengkapnya

RSKD Duren Sawit Jadi Rujukan untuk Caleg Alami Stres dan Gangguan Jiwa di Pemilu 2024, Ini Profilnya

8 Februari 2024

RSKD Duren Sawit Jadi Rujukan untuk Caleg Alami Stres dan Gangguan Jiwa di Pemilu 2024, Ini Profilnya

Dinkes DKI Jakarta mengantisipasi penanganan caleg alami gangguan jiwa pasca Pemilu 2024, rujukan di RSKD Duren Sawit.

Baca Selengkapnya

Kasus Mayat Dalam Kontainer di Tanjung Priok, Korban Memiliki Riwayat Gangguan Jiwa

6 Februari 2024

Kasus Mayat Dalam Kontainer di Tanjung Priok, Korban Memiliki Riwayat Gangguan Jiwa

Polres Pelabuhan Tanjung Priok dan Polres Fakfak masih menyelidiki kasus mayat dalam kontainer ini soal bagaimana korban masuk ke peti kemas.

Baca Selengkapnya

Ketua KPU: Orang dengan Gangguan Jiwa Dapat Hak Pilih

21 Desember 2023

Ketua KPU: Orang dengan Gangguan Jiwa Dapat Hak Pilih

Ketua KPU Hasyim Asy'ari menjelaskan teknis keterlibatan masyarakat dalam Pemilu 2024, khususnya pemilih yang ODGJ.

Baca Selengkapnya