Bella Hadid Bangga Jadi Seorang Muslim Amerika

Reporter

Rabu, 5 April 2017 09:49 WIB

Bella Hadid dan Gigi Hadid foto bersama saat berada dibelakang panggung sebelum tampil memperagakan busana H&M dalam acara Paris Fashion Week, Paris, Prancis, 1 Maret 2017. Vittorio Zunino Celotto/Getty Images

TEMPO.CO, Los Angeles- Supermodel asal Amerika Serikat Bella Hadid,mengaku bangga sebagai Muslim Amerika.


Dalam sebuah wawancara yang dilansir dari Independent, Bella juga bercerita tentang kisah ayahnya, Mohamed Hadid, yang sempat menjadi seorang pengungsi.

"Dia (Mohamed) selalu taat beragama, dan dia selalu berdoa bersama kami. Saya bangga menjadi seorang muslim," kata Bella pada Majalah Porter. Model berusia 20 tahun itu sebelumnya tak pernah membahas tentang keyakinannya.


Baca: Sneakers Favorit Bella Hadid

Bella lahir dari pasangan Mohamed dan Yolanda, seorang aktris TV berkebangsaan Belanda. Pasangan itu melahirkan tiga orang anak, yakni Gigi, Bella, dan Anwar. Gigi, kakak Bella, juga kondang sebagai super model.

Ayah Bella, Mohamed lahir di Nazareth, Palestina dan pernah tinggal di Suriah dan Lebanon. Pada usia 14 tahun, Mohamed muda kemudian hijrah ke Amerika Serikat. Di sana ia meraih kesuksesan hingga saat ini mejadi juragan real estate di sana.


Latar belakang ayahnya turut membuat Bella meyakini muslim sebagai jalan hidupnya.

Oleh karena itu, ketika Presiden Amerika Serikat Donald Trump membuat aturan terkait larangan bagi pengungsi, Bella dan saudarinya Gigi ikut dalam gerakan penolakan. Aturan yang dibuat Januari itu memang mendapat banyak kecaman. Bella, Gigi, dan ibu mereka Yolanda ikut turun ke jalan dalam aksi No Ban No Wall.

Mereka ikut membawa spanduk bertuliskan, "Kita semua manusia." Bagi Bella, ini adalah persoalan personal.

"Ayah saya seorang pengungsi ketika dia datang ke Amerika. Jadi hal ini sebenarnya sangat dekat rumah bagi keluarga kami dan saya sendiri," kata Bella.

Sang supermodel sebelumnya juga sempat menjelaskan alasan di balik keterlibatannya dalam aksi itu. Dalam wawancara sebelumnya, Bella menjelaskan soal latar belakangnya yang sangat beragam. Hal itu, kata dia, mengajarkannya bahwa semua orang berhak dihormati dan diperlakukan baik.

"Kita seharusnya tidak memperlakukan orang lain dengan buruk, hanya karena etnis mereka. Hal itu tak benar. Dan pesan untuk saling iba kapan pun, pesan itu sangat penting bagi saya," kata dia.

INDEPENDENT | EGI ADYATAMA

Advertising
Advertising

Berita terkait

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

7 Februari 2021

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.

Baca Selengkapnya

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

6 Februari 2021

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020

Baca Selengkapnya

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

4 Februari 2021

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.

Baca Selengkapnya

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

3 Februari 2021

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.

Baca Selengkapnya

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

3 Februari 2021

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

30 Januari 2021

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.

Baca Selengkapnya

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

30 Januari 2021

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

29 Januari 2021

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

29 Januari 2021

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19

Baca Selengkapnya

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

27 Januari 2021

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran

Baca Selengkapnya