TEMPO.CO, Jakarta - Terinspirasi dari buku “The Well of Loneliness”, dan kehidupan pengarang, yang juga seorang pionir Androgyny di Edwardian Era, Raddyffe Hall. Desainer Tri Handoko meluncurkan koleksi pre fall 2017 yang bertajuk Leinent di Plaza Indonesia Fashion Week 2017.
Lenient berasal dari bahasa Inggris yang berarti menampilkan karakteristik dengan toleransi atau secara halus. Sementara buku The Well of Loneliness bercerita tentang kehidupan Raddyffe Hall sebagai seorang Lesbian, penyuka sesama jenis.
Dia juga membuka pikiran dunia tentang kesetaraan wanita dan pria dalam segala aspek, yang juga berpengaruh besar dalam dunia fashion. Mengutip kata-kata dalam buku tersebut, “If I dressed like a woman, I looked like a man, and if I dressed like a man, I looked like a woman”, menjelaskan bahwa pakaianlah yang membuatnya menemukan jati dirinya.
Kisah ini dituangkan dengan kuat dan unik dalam setiap pakaian dari koleksi Lenient. Tanpa meninggalkan ciri khas dari Tri Handoko yang klasik, Lenient menggambarkan kesamaan gender dalam bentuk siluet androgini.
Kesempurnaan gaya maskulin, yang menggambarkan pemberontakannya terhadap pandangan sosial tentang gendernya, dikombinasi dengan sentuhan feminisme, menjelaskan tentang kebanggaannya menjadi wanita. Pemilihan permainan kain garis-garis, menjelaskan tentang perasaan tidak mudah dari seseorang terhadap dirinya sendiri dan lingkungan, sampai akhirnya ia menemukan zona nyamannya. Daya tarik feminin dituangkan secara halus dalam setiap detail kecil dalam koleksi ini.
Jakarta Fashion Week 2022 Usung Isu Fashion Keberlanjutan
26 November 2021
Jakarta Fashion Week 2022 Usung Isu Fashion Keberlanjutan
Jakarta Fashion Week 2022 yang hadir virtual selama empat hari, dari tanggal 25-28 November 2021, akan menampilkan koleksi dari 75 desainer dan label dalam 16 show dan menghadirkan 760 looks