Dilema Makan Garam, Pisau Bermata Dua yang Dicari dan Dihindari

Reporter

Jumat, 31 Maret 2017 11:37 WIB

Ilustrasi garam. Shutterstock

TEMPO.CO, Jakarta - Garam seperti pisau bermata dua. Di dapur, kandungan natrium klorida (NaCL) ini dipuja sebagai bumbu masak andalan. Perannya garam dinilai penting sampai ada istilah "seperti sayur tanpa garam" untuk menggambarkan kondisi yang kurang memuaskan.

Meski demikian, garam justru menjadi bulan-bulanan di dunia kesehatan. Bumbu dapur ini menjadi kambing hitam atas berbagai keluhan penyakit, terutama hipertensi, jenis penyakit yang banyak diderita masyarakat ketika terjadi gangguan sistem peredaran darah yang menyebabkan kenaikan tekanan darah di atas normal hingga 140/90 mmHg.

Jika dibiarkan hipertensi bisa meningkatkan risiko stroke, gagal ginjal, dan gagal jantung. Walau bisa memicu hipertensi, bukan berarti garam harus dihindari sama sekali. Garam juga memiliki banyak fungsi, mulai dari mencegah kram, yang bisa berakibat fatal bagi jantung, hingga osteoporosis akibat kekurangan mineral yang terkandung dalam garam.

Para atlet juga sering mengkonsumsi garam untuk mencegah kram. Sementara itu, pada ibu hamil, kekurangan garam bisa menyebabkan janin mengalami kekurangan hormon tiroid yang berguna untuk metabolisme tubuh dan perkembangan otak.

Ahli gizi dari Rumah Sakit Pusat Pertamina, Indah Titi Sekar Indah mengatakan jika diikonsumsi secara secara proporsional, garam sebenarnya bermanfaat untuk tubuh. Idealnya, konsumsi garam adalah 3.000 miligram NcCL atau setara dengan setengah sendok per hari.

Namun, mungkinkah mengkonsumsi garam dalam jumlah ideal tersebut? Hal tersebut menjadi sulit karena hampir semua makanan saat ini telah mengandung garam. Dengan demikian, rasanya sulit untuk mengetahui berapa jumlah garam yang dudah dikonsumsi.

Lalu, bagaimana cara diet garam yang baik? “Bisa mulai dengan tidak menyediakan garam di atas meja makan dan diberlakukan di seluruh rumah,” ujarnya.

Titi menuturkan ketersediaan garam di atas meja biasanya memicu kita untuk menambahkan garam di makanan yang kita santap. Kebiasaan lain yang harus dihindari adalah mengkonsumsi ikan asin, saus, serta berbagai makanan ringan.

Terkait dengan hipertensi, dokter spesialis penyakit dalam, Yuda Turana, mengatakan pengetahuan masyarakat dan tenaga kesehatan di Indonesia soal hipertensi saat ini masih rendah. Menurut riset, 60 persen penderita hipertensi justru tidak sadar kalau mereka memiliki penyakit tersebut. Sementara itu, 80 persen di antaranya tidak melakukan kontrol terhadap tekanan darah mereka.

Hipertensi sebenarnya bukan tanpa gejala. Beberapa pengidap penyakit ini biasanya mengalami sakit kepala terutama di bagian belakang pada pagi hari, pusing, vertigo, telinga yang berdengung, hingga gangguan penglihatan. Hipertensi juga menimbulkan sejumlah gejala seperti jantung berdebar-debar, sulit bernafas setelah bekerja keras, mudah lelah, wajah memerah, dan hidung berdarah. “Hipertensi bisa disebabkan oleh faktor genetik dan lingkungan,” katanya.

Yuda menjelaskan hipertensi biasanya menyerang pada usia 35-55 tahun. Hipertensi juga bisa diturunkan secara genetik. Dari lingkungan, faktor yang mempengaruhi antara lain dari makanan, obesitas, dan kondisi penyakit lain seperti diabetes melitus.

BISNIS

Artikel lain:
Reaksi Tubuh Jika Jarang Bercinta
Segera Atasi Stress Dengan Cara ini
Mau Panjang Umur, tapi Takut ke Dokter, Itulah Generasi X

Berita terkait

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

2 hari lalu

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

PT Indordesa-- anak perusahaan PT Konimex, meluncurkan produk makanan nutrisi dan perawatan kesehatan, FontLife One, di Kota Solo, Jawa Tengah.

Baca Selengkapnya

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

3 hari lalu

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

Kehadiran itu membahayakan tujuan perjanjian, yaitu mengatur keseluruhan daur hidup plastik untuk melindungi kesehatan manusia dan lingkungan.

Baca Selengkapnya

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

4 hari lalu

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

Presiden Joko Widodo atau Jokowi acap menyampaikan keresahannya soal warga negara Indonesia yang berbondong-bondong berobat ke negara lain, alih-alih dalam negeri.

Baca Selengkapnya

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

4 hari lalu

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

Ternyata lima masalah ini menjadi penyebab penderita diabetes sulit tidur.

Baca Selengkapnya

Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

5 hari lalu

Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

Proyek penelitian di 13 negara ini bertujuan meningkatkan kesadaran global tentang bahan kimia berbahaya dalam plastik daur ulang

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

5 hari lalu

Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

Presiden Jokowi mengungkapkan PR besar Indonesia di bidang kesehatan. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Pakta Konsumen Nasional Minta Pemerintah Penuhi Hak Konsumen Tembakau

8 hari lalu

Pakta Konsumen Nasional Minta Pemerintah Penuhi Hak Konsumen Tembakau

Pakta Konsumen Nasional meminta pemerintah untuk memenuhi hak konsumen tembakau di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Definisi Kesehatan Mental Menurut Psikolog, Perlu Dimiliki Setiap Orang

12 hari lalu

Definisi Kesehatan Mental Menurut Psikolog, Perlu Dimiliki Setiap Orang

Kesehatan mental lebih dari sekadar gangguan atau kecacatan mental yang diderita seseorang. Psikolog beri penjelasan.

Baca Selengkapnya

7 Tanda-tanda Kucing Mengalami Dehidrasi

13 hari lalu

7 Tanda-tanda Kucing Mengalami Dehidrasi

Dehidrasi terjadi ketika kucing kehilangan lebih banyak cairan dari yang mereka konsumsi.

Baca Selengkapnya

Jadi Makanan Khas Lebaran, Ketahui Kandungan Nutrisi dan Manfaat Hati Ayam dalam Sambal Goreng Kentang Ati

20 hari lalu

Jadi Makanan Khas Lebaran, Ketahui Kandungan Nutrisi dan Manfaat Hati Ayam dalam Sambal Goreng Kentang Ati

Hati ayam dalam sambal goreng kentang ati, makan khas ketika lebaran, ternyata memiliki manfaat kesehatan. Apa saja?

Baca Selengkapnya