Pangeran William dan Kate Middleton mengajak anak-anak mereka, Pangeran George dan Putri Charlotte menghadiri misa Hari Natal di Gereja St Mark di Englefield, Inggris, 25 Desember 2016. Tahun ini mereka tidak merayakan Natal bersama Ratu Elizabeth II di Sandringham. Andrew Matthews/AP
TEMPO.CO, Jakarta - Publik dikejutkan dengan keputusan Kate Middleton dan Pangeran William yang tidak memilih sekolah khusus laki-laki, seperti Wetherby (sekolah Pangeran William) untuk Pangeran George. Kate Middleton dan Pangeran William memutuskan putra pertama mereka menempuh pendidikan formal di Sekolah Thomas Battersea di London.
Pihak Istana mengkonfirmasi keputusan itu merupakan kesepakatan bersama karena Kate Middleton dan Pangeran William ingin George nantinya satu sekolah dengan adiknya, Putri Charlotte. "Mereka sangat senang menemukan sekolah di mana mereka yakin George akan bahagia dan sukses untuk pendidikan," tulis pernyataan Istana seperti dilansir Telegraph.
Kepala Sekolah Thomas Battersea, Ben Thomas turut mengirim surat elektronik kepada orang tua lain yang isinya menjelaskan keputusan Kate Middleton dan Pangeran William tersebut. "Seperti orang tua lainnya, Duke dan Duchess telah mempertimbangkan dengan baik tentang pilihan sekolah untuk anak sulung mereka," tulis Thomas seperti dikutip dariNews Corp Australia.
Tentu saja, pengelola sekolah akan menerapkan sistem keamanan yang lebih ketat ketika Pangeran George mulai masuk nanti. Saat ini Pangeran George mengikuti Norfolk's Westacre Montessori yang berada di luar London.
Thomas Battersea merupakan salah satu sekolah top swasta di London. Sekolah ini memiliki daya tampung 540 siswa yang berusia 4-13 tahun. Untuk satu semester, biaya pendidikan yang dibutuhkan sekitar Rp 74 juta. Sekolah ini menonjol dalam bidang dalam olahraga, musik, drama dan balet.
"Kami lebih menekankan pada nilai inti seperti kebaikan, kesopanan, rasa percaya diri, rendah hati dan belajar untuk menjadi pemberi, bukan penerima," kata Thomas. Siswa Thomas Battersea juga mengenal sistem inklusivitas, siswa didorong untuk berbaur satu sama lain.
