Sering Pakai Headset, Atur Volume dan Durasinya

Reporter

Rabu, 29 Maret 2017 13:03 WIB

Ilustrasi anak kecil kenakan earphone/headset. shutterstock.com

TEMPO.CO, Jakarta - Orang yang gemar mendengarkan musik atau menyaksikan video dari ponsel cerdas pasti sering menggunakan earphone atau headset.

M
eningkatnya pemakaian earphone telah mengubah gaya hidup masyarakat. Tak ada salahnya memang memanfaatkan kecanggihan teknologi. Namun, terlalu sering menggunakan headset ternyata berdampak sangat serius bagi kesehatan.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 2015 memperkirakan miliaran anak muda di dunia berisiko menderita gangguan pendengaran akibat mendengar sesuatu secara tidak aman. Tak kurang dari 43 juta orang dalam rentang usia 12-35 tahun di negara berpenghasilan menengah hingga tinggi, hidup dengan gangguan pendengaran.

Fakta itu terungkap dalam diskusi Hari Pendengaran Sedunia yang diadakan Kementerian Kesehatan di Jakarta. Gangguan pendengaran pada mereka yang berusia 12-35 tahun itu disebabkan oleh beberapa faktor.

Ketua Perhimpunan Ahli THT Bedah Kepala Leher dr. Soekirman Soekin, Sp.T.H.T.K.L, M.Kes mengatakan bisa jadi penyebabnya mereka terpapar tingkat suara tidak aman akibat penggunaan perangkat audio personal. "Kasus yang disebabkan faktor ini mencapai 50 persen," kata Soekirman.

Penyebab kedua, menurut dia, mereka terpapar tingkat suara yang berpotensi merusak, seperti hingar-bingar di klab malam, diskotik, atau bar. Soekirman kemudian membeberkan lima fakta menarik soal penggunaan headset pada masyarakat Indonesia:

1. Di Indonesia, jumlah pengguna aktif telepon pintar terus meningkat. Lembaga riset digital marketing E-marketer memperkirakan pada 2018 jumlah pengguna aktif telepon pintar di Indonesia lebih dari 100 juta orang. Angka sebanyak itu menempatkan Indonesia sebagai negara dengan pengguna aktif telepon pintar ke-empat terbesar di dunia setelah Tiongkok, India, dan Amerika.

2. Perilaku mendengarkan tidak aman, seperti mendengar musik melalui earphone dengan volume berlebih dalam durasi panjang, dapat menyebabkan gangguan pendengaran akibat bising atau GPAB. GPAB dapat bersifat sementara atau permanen.

3. Faktor risiko penyebab GPAB adalah paparan bising yang cukup keras (lebih dari 85 desibel) dalam jangka waktu lama dan berulang-ulang. Selain itu, GPAB juga dapat disebabkan oleh bising yang berasal dari lingkungan kerja dan tempat tinggal.

4. Pencegahan GPAB dapat dilakukan dengan membatasi volume dan durasi penggunaan perangkat audio. Idealnya seseorang dapat mendengar musik dengan volume maksimal 60 persen dan durasi maksimal 60 menit.

5. Pencegahan dapat dilakukan dengan menghindari lingkungan bising, menghindari suara keras, menggunakan alat pelindung pendengaran ketika sedang bekerja, serta mengurangi waktu paparan bising dengan mengatur waktu kerja.

TABLOIDBINTANG

Berita lainnya:
Endang Indriani, Tokoh Inspiratif di Balik Blog Just Try & Taste
Resep Bersihkan Komedo dengan Ampas Kopi dan Baking Soda

Kristen Bell dan Dax Shephard Harmonis Berkat Couple Therapy

Berita terkait

Hal-hal yang Perlu Diketahui Soal Bahaya Kandungan Senyawa Bromat pada Air Minum dalam Kemasan

26 hari lalu

Hal-hal yang Perlu Diketahui Soal Bahaya Kandungan Senyawa Bromat pada Air Minum dalam Kemasan

Pakar mengingatkan bahaya kandungan senyawa bromat yang banyak terbentuk saat Air Minum Dalam Kemasan (AMDK).

Baca Selengkapnya

Kemnaker Gelar Workshop Atasi Tantangan Kesehatan Kerja

18 Mei 2022

Kemnaker Gelar Workshop Atasi Tantangan Kesehatan Kerja

Banyak perubahan terjadi pada ketenagakerjaan. Perlu penyiapan untuk perlindungan tenaga kerja.

Baca Selengkapnya

Tips Mencegah Iritasi Kulit di Belakang Telinga karena Pakai Masker

8 Maret 2022

Tips Mencegah Iritasi Kulit di Belakang Telinga karena Pakai Masker

Potensi peradangan semakin besar apabila seseorang memiliki kulit sensitif dan menggunakan masker dalam waktu yang lama.

Baca Selengkapnya

Kenali 6 Penyakit Pembuluh Darah yang Paling Umum Terjadi

30 Desember 2021

Kenali 6 Penyakit Pembuluh Darah yang Paling Umum Terjadi

Penyakit pembuluh darah adalah gangguan yang mempengaruhi sistem peredaran darah dari dan ke organ tubuh.

Baca Selengkapnya

Sikap Skeptis Tinggi, Daewoong Gaet 15 Anak Muda Kreatif Galakkan Info Kesehatan

20 Desember 2021

Sikap Skeptis Tinggi, Daewoong Gaet 15 Anak Muda Kreatif Galakkan Info Kesehatan

Banyak masyarakat bersikap skeptis terkait bahaya pandemi Covid-19. Untuk tangani hal itu, Daewoong ajak anak muda galakkan info kesehatan

Baca Selengkapnya

Asam Lambung Naik, Ketahui Posisi Tidur yang Tepat dan Lakukan Diet Asam Lambung

18 November 2021

Asam Lambung Naik, Ketahui Posisi Tidur yang Tepat dan Lakukan Diet Asam Lambung

Beberapa hal yang yang harus diperhatikan penderita gangguan asam lambung adalah posisi tidur dan diet.

Baca Selengkapnya

Mengenal Demam Tifoid, Cegah dengan Vaksinasi 3 Tahun Sekali

13 November 2021

Mengenal Demam Tifoid, Cegah dengan Vaksinasi 3 Tahun Sekali

Indonesia masih endemi demam tifoid atau dikenal dengan sebutan penyakit tipus atau tipes.

Baca Selengkapnya

Manfaat Berjalan Kaki, Membantu Mengurangi Berat Badan Hingga Mood Lebih Baik

11 November 2021

Manfaat Berjalan Kaki, Membantu Mengurangi Berat Badan Hingga Mood Lebih Baik

Rutin berjalan kaki setiap hari membantu mengurangi risiko penyakit jantung, diabetes, dan menurunkan berat badan.

Baca Selengkapnya

Sering Pakai Semprotan Hidung untuk Mencegah Covid-19, Begini Cara Kerjanya

30 Oktober 2021

Sering Pakai Semprotan Hidung untuk Mencegah Covid-19, Begini Cara Kerjanya

Salah satu cara mencegah Covid-19 adalah dengan menyemprotkan cairan khusus ke hidung. Apa kandungan dalam cairan itu dan bagaimana cara kerjanya?

Baca Selengkapnya

5 Cara Terhindar dari Sakit Kepala

24 Oktober 2021

5 Cara Terhindar dari Sakit Kepala

Penyebab sakit kepala yang dominan terjadi selama pandemi Covid-19 adalah kelelahan dan kurang tidur.

Baca Selengkapnya