Krisis Moneter, Shintawaty Lee Tak Gentar Usaha Produk Impor

Reporter

Senin, 27 Februari 2017 17:01 WIB

Shintawaty Lee. swa.co.id

TEMPO.CO, Jakarta - Krisis moneter pada 1998 membuat banyak importir di Indonesia menyetop bisnis mereka karena kurs dolar yang melambung tinggi. Namun, Shintawaty Lee justru melakukan hal sebaliknya. Di tengah kondisi krisis moneter, dia melihat ada peluang untuk mendatangkan barang dari Jepang.

“Awalnya karena saya suka jalan-jalan dan berbelanja," ujarnya. Setiap berkunjung ke Jepang, dia sampai lupa waktu jika berada di dalam toko perlengkapan rumah tangga. Pada saat krisis moneter, importir juga banyak yang gulung tikar.

Seiring dengan itu, Shintawaty kesulitan mendapat pekerjaan selepas kuliah. Akhirnya dia memberanikan diri untuk berbisnis barang impor dari Jepang. "Dulu impornya hanya sedikit-sedikit saja, sekarang sekali datang bisa beberapa kontainer,” ujar Managing Director PT Anugerah Satu Talenta ini.

Awalnya, Shintawaty memasarkan produk yang didatangkannya melalui pameran di Plaza Indonesia. Tak disangka, respons yang didapat sangat baik. “Mungkin karena saat itu tidak ada barang impor yang bagus jadi konsumen di Indonesia tidak bisa dapat barang bagus,” ujar lulusan desain grafis dari Nanyang Academy of Fine Arts di Singapura.

Selama 12 tahun berada di balik layar, pada 2010 Shinta membuka Tokyo 1. Dia membuka toko sendiri lantaran ingin lebih banyak mendatangkan barang-barang unik dari Jepang. "Supermarket kan terkadang enggak mau barang yang aneh-aneh, di Tokyo 1 ini saya bebas mau mendatangkan barang apa saja mulai dari stiker, balon, perlengkapan menjahit, dan lain-lain," ujar perempuan kelahiran Medan, 22 Desember 1975 ini.

Memulai bisnis dari umur 22 tahun, kini Shinta dibantu oleh keluarga dan 1.000 karyawan dalam mengembangkan PT Anugerah Satu Talenta. Berfokus di peralatan kebutuhan rumah, Tokyo 1 hadir di 15 tempat di Jakarta, Surabaya, dan Medan. Harga yang ditawarkan relatif terjangkau mulai dari Rp 5.000-49.900. Setiap harga diakhiri dengan angka 900 perak untuk membuat kesan lebih murah.

Kini, Shintawaty telah bekerja sama dengan beberapa pabrik di Jepang sebagai pemasoknya. Setiap bulannya, dia mendatangkan barang dari Jepang untuk mencegah terjadinya penurunan penjualan. Ke depan, Shinta merencanakan untuk mewaralabakan Tokyo 1 sebagai salah satu startegi ekspansi ke daerah lain.

SWA

Berita lainnya:
Sadari 7 Keunikan Bibirmu

Happy Salma Bisnis Perhiasan, dari Mana Inspirasinya?
Ketahui Kapan Masa Terbaik Anak Belajar Bahasa Asing

Berita terkait

Gojek Beri Pelatihan UMKM Untuk Pahami Tren Bisnis Selama Ramadan 2021

22 April 2021

Gojek Beri Pelatihan UMKM Untuk Pahami Tren Bisnis Selama Ramadan 2021

Gojek menghadirkan Akademi Mitra Usaha (KAMUS) dan tren bisnis menarik selama Ramadhan yang ditujukan untuk pelaku UMKM

Baca Selengkapnya

Tren Co-Living Space, Tempat Hunian Sekaligus Area Kerja Anda

6 April 2018

Tren Co-Living Space, Tempat Hunian Sekaligus Area Kerja Anda

Menjamurnya co-working space saat ini menjadi sebuah tren tempat para pengusaha berkumpul. Namun sekarang sudah ada tempat tinggal dengan rekan kerja.

Baca Selengkapnya

Ruben Onsu Buka Restoran Geprek Bensu Kedua di Bali

22 Januari 2018

Ruben Onsu Buka Restoran Geprek Bensu Kedua di Bali

Restoran Geprek Bensu kedua di Bali menjadi cabang yang ke-60 di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Mau Bisnis Tambah Lancar? Kampus Shopee Kembali Digelar

16 Januari 2018

Mau Bisnis Tambah Lancar? Kampus Shopee Kembali Digelar

Mahir dalam bisnis kini tak perlu sulit lagi. Ada Roadshow Kampus Shopee. Tahun ini akan menjangkau lebih dari 30 kota di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Icing ala Korea, Rahasia Legit Bisnis Bolu

8 November 2017

Icing ala Korea, Rahasia Legit Bisnis Bolu

Cake dengan dekorasi icing yang artistik jauh lebih menggugah selera, meskipun pada kenyataannyaicing seringkali disisihkan atau tidak dikonsumsi.

Baca Selengkapnya

Muhammadiyah Jajaki Pendirian Holding Company Bisnis Usaha

13 September 2017

Muhammadiyah Jajaki Pendirian Holding Company Bisnis Usaha

Muhammadiyah tengah menjajaki pendirian holding yang akan memayungi semua unit bisnis usaha yang sudah berjalan.

Baca Selengkapnya

Mau Buka Bisnis Baru? Contoh Baim Wong yang Belajar dari Medsos  

2 September 2017

Mau Buka Bisnis Baru? Contoh Baim Wong yang Belajar dari Medsos  

Baim Wong (35) tak mau hanyut dalam tren seleb yang berbisnis oleh-oleh
kekinian di sejumlah kota. Baim belajar bikin siomay

Baca Selengkapnya

Dimas Seto Terjun ke Bisnis Kuliner, Begini Siasat Suksesnya

3 Agustus 2017

Dimas Seto Terjun ke Bisnis Kuliner, Begini Siasat Suksesnya

Bisnis kuliner oleh-oleh kekinian milik artis kian menjamur. Dimas Seto mengaku tidak takut dengan persaingan bisnis.

Baca Selengkapnya

Bisnis Menjanjikan, Martha Tilaar Wadahi Penata Rias Artis

21 Juli 2017

Bisnis Menjanjikan, Martha Tilaar Wadahi Penata Rias Artis

PAC MUAster menjadi satu society khusus bagi para profesional penata rias artis

Baca Selengkapnya

Mau Bisnis Sosial? Intip Trik Nila Tanzil Bikin Travel Sparks

17 Juli 2017

Mau Bisnis Sosial? Intip Trik Nila Tanzil Bikin Travel Sparks

Keinginan Nila Tanzil menyediakan akses buku bagi anak Indonesia Timur melahirnya bisnis sosial Travel Sparks tahun 2014. Apa kuncinya biar happy?

Baca Selengkapnya