TEMPO.CO, Jakarta - Bagi Anda yang berniat menurunkan berat badan melalui diet, tentu sering menyiasati beberapa kebiasaan yang bertujuan menyukseskan diet Anda. Tak jarang pula beberapa orang dari Anda melakukan kebiasaan berdasarkan logika sederhana tanpa mempertimbangkan logika medis. Padahal hasilnya kadang malah sebaliknya.
Berikut ini beberapa langkah diet yang salah dan malah membuat pelaku diet semakin bertambah berat badannya.
1. Dengan sengaja menunda waktu makan
Banyak pelaku diet yang berpikir menunda waktu makan dapat memperkecil kapasitas lambung dalam mencerna makanan, sehingga Anda berpikir akan makan dalam jumlah lebih sedikit. Ternyata menunda waktu makan dapat memperbesar keinginan makan di waktu berikutnya. Ini adalah bentuk konsekuensi lambung Anda yang kosong lebih lama.
Hal itu tidak akan membuat lambung Anda menampung makanan lebih sedikit, melainkan malah menagih jumlah lebih banyak. Akibatnya Anda akan selalu merasa porsi makan kurang di waktu berikutnya. Secara tidak sadar, konsekuensi itu membuat Anda memasukkan jumlah makanan dua kali lipat dari saat sebelum diet. Dengan begitu sebaiknya Anda membuat rencana diet yang lebih baik.
2. Tetap meminum produk soda dan susu diet
Meskipun dilabeli produk diet, susu dan soda diet mengandung pemanis buatan. Banyak penelitian menyebutkan pemanis buatan berbahaya bagi tubuh. Sebab, sebagian jenis pemanis buatan mudah sekali diserap darah. Akibatnya,dapat membuat tekanan gula darah menjadi tinggi. Pemanis buatan juga berkonstribusi bagi penambahan lemak peruk penyebab obesitas.
3. Lebih memilih meminum jus dari pada buah aslinya
Banyak pelaku diet yang percaya meminum jus buah sama saja seperti makan buah. Padahal, jus tidak mampu menahan rasa lapar dalam perut. Sebab, jus sudah menghilangkan sebagian serat buah. Karena tetap merasa lapar dalam waktu yang lebih lama ketika diet, maka keinginan makan lagi-lagi jadi lebih besar di waktu makan berikutnya. Sebaiknya, selain minum jus Anda juga makan buah yang mengandung vitamin C. Beberapa penelitian menyebutkan, vitamin C dapat membantu mengurangi rasa lapar.
4. Tetap mengkonsumsi makanan kemasan
Banyak industri makanan yang pasti menggunakan bahan tambahan, baik penyedap rasa atau pemanis buatan guna memperkuat rasa. Bila Anda tetap rajin makan makanan pabrikan atau kemasan akan membuat sirkadian biologis tubuuh Anda menagih jumlah kebutuhan gula atau penyedap rasa seperti yang ada dalam makanan kemasan tersebut. Akibatnya, jumlah gula menumpuk di dalam darah dan lagi-lagi berkontribusi pada lemak perutn penyebab obesitas.
5. Mengkonsumsi jenis makanan yang salah dan memilih menunda sarapan
Bila Anda terlalu banyak mengkonsumsi karbohidrat saat sarapan, akan berdampak buruk terhadap cara makan Anda di waktu berikutnya. Begitu pula bila Anda merasa tidak punya cukup waktu untuk sarapan dan memilih menundanya, sebaiknya Anda pikirkan ulang. Menunda sarapan dapat “menjebol” pertahanan diet Anda di waktu-waktu berikutnya. Sarapan yang baik adalah sarapan sehat dan bukan makanan instan.
6. Memilih porsi makanan yang lebih kecil
Ketentuan umum yang berlaku di masyarakat adalah makan dalam porsi sedikit dapat mengurangi berat badan. Ternyata anggapan ini salah. Menurut beberapa penelitian, ada jenis makanan – meskipun dimakan dalam jumlah sedikit, tetap membangkitkan enzim penambah nafsu makan. Enzim ini juga diyakini dapat menstimulasi lemak di dalam tubuh. Karena itu lebih baik memilih jenis makanan dari pada memangkas jumlah porsinya. Tetaplah makan dengan gembira dan mengikuti pola makan sehat tiga kali sehari dengan dua makanan selingan di antaranya.
BOLDSKY- CHETA NILAWATY
Baca juga:
Resep Smoothie Pendongkrak Dopamin
Resep Spaghetti Labu Kuning
Choco Candy Pizza untuk Camilan Anak-anak
Berita terkait
Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda
1 hari lalu
PT Indordesa-- anak perusahaan PT Konimex, meluncurkan produk makanan nutrisi dan perawatan kesehatan, FontLife One, di Kota Solo, Jawa Tengah.
Baca SelengkapnyaAliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik
2 hari lalu
Kehadiran itu membahayakan tujuan perjanjian, yaitu mengatur keseluruhan daur hidup plastik untuk melindungi kesehatan manusia dan lingkungan.
Baca SelengkapnyaSejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri
2 hari lalu
Presiden Joko Widodo atau Jokowi acap menyampaikan keresahannya soal warga negara Indonesia yang berbondong-bondong berobat ke negara lain, alih-alih dalam negeri.
Baca Selengkapnya5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes
3 hari lalu
Ternyata lima masalah ini menjadi penyebab penderita diabetes sulit tidur.
Baca SelengkapnyaPenelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi
3 hari lalu
Proyek penelitian di 13 negara ini bertujuan meningkatkan kesadaran global tentang bahan kimia berbahaya dalam plastik daur ulang
Baca SelengkapnyaJokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?
3 hari lalu
Presiden Jokowi mengungkapkan PR besar Indonesia di bidang kesehatan. Apa saja?
Baca SelengkapnyaPakta Konsumen Nasional Minta Pemerintah Penuhi Hak Konsumen Tembakau
7 hari lalu
Pakta Konsumen Nasional meminta pemerintah untuk memenuhi hak konsumen tembakau di Indonesia.
Baca SelengkapnyaDefinisi Kesehatan Mental Menurut Psikolog, Perlu Dimiliki Setiap Orang
10 hari lalu
Kesehatan mental lebih dari sekadar gangguan atau kecacatan mental yang diderita seseorang. Psikolog beri penjelasan.
Baca Selengkapnya7 Tanda-tanda Kucing Mengalami Dehidrasi
11 hari lalu
Dehidrasi terjadi ketika kucing kehilangan lebih banyak cairan dari yang mereka konsumsi.
Baca SelengkapnyaJadi Makanan Khas Lebaran, Ketahui Kandungan Nutrisi dan Manfaat Hati Ayam dalam Sambal Goreng Kentang Ati
18 hari lalu
Hati ayam dalam sambal goreng kentang ati, makan khas ketika lebaran, ternyata memiliki manfaat kesehatan. Apa saja?
Baca Selengkapnya